بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
⚠️ Ambil baiknya, buang buruknya⚠️
⚠️ Jangan menjudge cerita sebelum membaca seluruhnya⚠️
📖 Selamat membaca 📖
🕊🕊🕊
"Fik," teguran seseorang yang berada di belakangnya membuat ia kaget, ia segera menghapus air mata dan berbalik. Tapi saat mengetahui siapa yang menegurnya ia kembali dalam mode datar dan ketusnya.
"Ngapain lo kesini? Mau ngetawain gue iya?" Fika yang memang biasanya terlihat tegar kini pun kembali kesisi itu.
"Nggak Fik,"
"Halah nggak usah drama deh, gue tau sekarang lo seneng kan. Ayah sama ibu mau pisah. Dan itu semua karena lo, hanya karena lo."
"Apa? Ayah sama ibu pisah?" Tanyanya kaget, karena ia yang baru saja pulang dari tugasnya tapi karena melihat seseorang yang berada di taman yang gelap jadi ia menghampirinya. Dan ternyata itu Fika.
"Nggak usah sok kaget, gue bener-bener nggak nyangka sama lo tau nggak. Lo yang dulunya sahabat gue malah ngehancurin gue kek gini, lo yang ngeberantakin hubungan gue sama Fahri dan sekarang lo juga yang ngehancurin pernikahan ayah dan ibu yang udah 22 tahun. Sekarang lo puas Dhe, ini yang lo mau liat dari hidup gue? Hancur tak berkeping. Dan lo menang," setelah mengeluarkan uneg-unegnya panjang lebar Fika pergi meninggalkan Dhea.
"Fik...Fika dengerin gue du ... lu" katanya dengan nada sedih. Tapi itu tak bertahan lama sebelum sikap yang selalu di sembunyikanya keluar.
"Hah, gue belum puas Fik, ini yang gue mau. lo hancur sama kek gue. Tapi ini belum seberapa ini baru permulaan," dengan senyum kemenangan ia pulang kerumah yang sama dengan Fika.
Fika yang sudah sampai di rumahnya hanya berlalu tak memperdulikan sekitarnya dan masuk kedalam kamarnya. Setelah masuk ia hanya duduk termenung di atas kasur yang berwarna biru itu. Di saat seperti inilah ia akan teringat akan kenangan masa lalu yang tak pernah ia lupakan, ia teringat kenanganya saat masih kecil bersama Dhea.
"Dhe...Dhe sini yuk main sama aku di rumah," Fika kecil yang dulunya memang sangat ceria itu memanggil sahabatnya. Karena Dhea swdikit lebih muda jadi ia tak canggung memanggil dengan sebutan nama saja.
"Nggak ah Fik, aku takut sama air nanti kalau aku tenggelam gimana?"
"Jangan takut nanti aku tolongin, aku bisa berenang kok." Dengan senyum ceria berusaha membujuk Dhea agar mau bermain air bersamanya di kolam yang tersedia di belakang rumahnya.
"Ih nggak mau." Tapi Dhea tetap saja bersikukuh. Fika yang melihat Dhea tak ingin bermain bersamanya memiliki ide, memang sedikit gila tapi ia akan melakukanya.
"Yaudah kalau nggak mau, aku main sendiri aja," Katanya sambil berenang ke tengah-tegah tapi saat sampai di tengah-tengah.
"Tolong...tolong," teriaknya.
"Fik, jangan bercanda deh." Dhea yang memang sibuk dengan boneka di depanya hanya meneriaki Fika tanpa menoleh.
"Tolong ... tol-" Dhea yang mendengar teriakan Fika yang kedua kalinya ia pun menengok kearah kolam renang.
"Fika!" Teriaknya sambil berlari dan melompat ke dalam kolam untuk menolongnya. Fika yang pura-pura itu hanya tersenyum kemenangan di dalam air.
"Fik, kamu nggak papa kan?" Tanya Dhea khawatir.
"Fik ... Fika," katanya sambil menepuk wajah tembem Fika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solawat Cinta ✔
SpiritualHIJRAH SERIES | Sequel of Nikah Muda | AWAS BAPER | Romance-spiritual| 🕊🕊🕊 Ketika Solawat Cinta atas nabi mampu membuat sesuatu bergetar dan menuntun untuk kembali setelah mengembara jauh. Ketika Solawat Cinta berkumand...