🕊20. Namanya Habib

6K 331 3
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

⚠️ Ambil baiknya, buang buruknya⚠️

⚠️ Jangan menjudge cerita sebelum membaca seluruhnya⚠️

📖 Selamat membaca 📖

Yang menemanimu selama ini mungkin saja bisa berubah hanya seseorang yang pernah di masa lalu

🕊🕊🕊

Seorang laki-laki dengan paras menawan baru saja keluar dari perusahaanya, di bibirnya selalau tersungging senyum yang entah hari ini sangat cerah.

"Assalamualaikum mi," masih dengan senyuman yang mempermanis tampangnya. Bahkan saat mengendarai mobil pun ia terus menyunggingkan senyum menawan itu.

"Lho Bib, kamu kok pulang jam segini?" Tanya Nisa heran, pasalnya anak sulungnya itu mendadak pulang jam 1 siang, tak seperti biasanya yang pulang sekitar jam 5 sore.

"Mami, aku menemukanya." Sambil memeluk tubuh wanita paruh baya itu dan memutarnya bersamaan dengan tubuhnya.

"Menemukan siapa?"

"Shasa Mi, Shasa yang selama ini aku ceritakan pada Mami. Gadis yang aku tinggalkan tanpa pamit." Ah senyum dan semangat membara itu tak pernah Nisa lihat lagi setelah kematian ayahnya.

Sebahagia itu kah?

"Jadi apa rencana kamu sekarang?" Tanya sang mami takut-takut, ia tak rela jika harus berpisah dengan putranya juga.

"Aku akan ke Indonesia mi, aku akan menemuinya, mengajaknya menikah. Dan membawanya menemui mami terlebih dahulu," masih dengan semangatnya.

"Kamu akan meninggalkan mami dan Ara di sini, Shanghai?" Sudah, air mata Nisa kini menggenang sudah. Melihat itu Habib terdiam.

Oh Allah, bagaimana ini?

"Mami tenang aja, Mami ikut sama aku. Ara juga, kita bisa membuat kenangan baru lagi disana. Dan ya, aku punya cabang di sana. Nggak sebesar disini tapi cukup besar untuk menghidupi kalian," ia meyakinkan maminya.

"Baiklah nak, mami dan Ara akan ikut denganmu. Tapi janji jangan hilangkan senyum ini." Nisa mengelus wajah putranya, tak lupa dengan senyum yang menghiasi bibir tipisnya.

Mami bahagia sayang, kalau kamu bahagia seperti ini juga.

***

Drttt ... drtt

Telepon yang berdering membuat sang empunya sedikit terganggu, ia melihat seseorang yang berada di sampingnya dan tersenyum hangat saat melihat wajah wanita yang begitu polos saat tertidur.

Ah, bahagia sekali dirinya. Bahkan ia baru saja mendapatkan haknya, istrinya ini memang kaku tapi ia bisa melemaskan kekakuan itu,  ia tersenyum lagi dan mencium kening istrinya itu.

Drttt ... drttt

Ah ia melupakan ponselnya itu yang sejak beberapa menit itu bergetar.

Solawat Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang