🕊24. Benarkah itu Dia?

4.7K 340 19
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

⚠️Ambil baiknya, buang buruknya⚠️

⚠️ Jangan menjudge cerita sebelum membaca seluruhnya⚠️

📖 Selamat membaca 📖

🕊🕊🕊

"Assalamualaikum pak dokter," salam dari seseorang itu membuat yang di dalam ruangan terperanjat kaget.

"Astagfirullah, Waalaikumussalam."

"Kaget ya, wkwk."

"Perlu apa?" Tanyanyabto the point. Ia terlalu malas meladeni makhluk di depannya itu.

"Mintol lagi bro, boleh kan? Boleh dong."

"Apaan?"

"Billa nolak gue mulu, minta nomer WA aja. Masya Allah susah amat."

"D L."

"Raf, bisalah lo kirimin ke gue WAnya Billa."

"Nggak, sana keluar." Usirnya dan mengusir sahabat gilanya itu dari ruangannya.

"Yah Raf."

"Keluar Zal! Gue banyak kerjaan ada janji entar sore," Katanya sebelum menutup pintu.

"Raf eh Rafa songong. Dasar!" Teriaknya dari balik pintu tapi tak di tanggapi oleh Rafa, masalah seperti ini bukan sekali saja terjadi. Ia sudah bosan melihat tingkah sahabatnya.

Entah kenapa gue bisa temenan sama dia. Huh!

Baru saja ia akan mendudukan dirinya di kursi kebesaranya, ada lagi yang mengganggunya.

Tok ... tok

"Apalagi sih Zal?" Kesalnya saat membuka pintu.

Tapi di hadapan Rafa bukan Rezal melainkan salah satu dokter juniornya, "Maaf dok, ada seseorang yang ingin bertemu dokter."

"Siapa Ky?" Tanya Rafa pada Rifky. Masih inget Rifky? Si kutu buku dengan kacamata bulat?

"Saya juga kurang tau dok, dia menunggu di ruang tunggu. Katanya kalau dokter nggak sibuk dia akan bertemu." Jelas Rifky yang kini telah menyandang status sebagai dokter tetap di rumah sakit milik Rafa.

"Yasudah baiklah, kamu suruh saja datang ke ruangan saya. Untuk sementara saya di ruangan tidak sedang melakukan operasi." Jelas Rafa.

"Baik dok, saya permisi. Assalamualaikum," pamit Rifky.

"Waalaikumussalam."

Kepergian Rifky tadi membuat Rafa merasakan kepalanya pening, bagaiamana tidak? Dari pagi hingga sore ini para dokter sangat sibuk oleh pasien, banyak pasien yang terluka parah karena bentrokan yang terjadi beberapa saat lalu.

Ya itu juga yang di alami oleh dokter Rafa Haziq, saat ini ia sedang duduk bersandar di ruangannya. Ia menghela nafas berat, bahkan ia tak bisa menghubungi istrinya untuk menanyakan keberadaan.

Solawat Cinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang