بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
⚠️Ambil baiknya, buang buruknya⚠️
⚠️ Jangan menjudge cerita sebelum membaca seluruhnya⚠️
📖 Selamat membaca 📖
🕊🕊🕊
Tok ... tok
Ketukan pintu dari luar itu membuat yang berada di dalam kamar meringis pelan. Entah mengapa setelah salat subuh tadi ia merasakan sakit laur biasa di perutnya.
Tok! Tok!
Ketukan itu semakin keras, dengan susah payah Fika bangun untuk membukakan pintu.
"Iya tunggu, ish." Ringisannya itu mengiringi langkahnya.
Ceklek!
Saat membuka pintu ia melihat punggung itu berdiri tegap di depannya lengkap dengan snelli yang melekat di tubuh atletisnya.
"Abang?" Tanya Fika dengan suara pelan.
Orang yang baru saja di panggil itu berbalik, tapi ia kaget melihat wajah Fika yang pucat pasi dengan keringat dingin yang keluar dari dahi.
"Fik, kamu kenapa?"
"Nggak papa, biasa." Jawab Fika sambil mencoba tersenyum pada Rafa.
"Nggak usah bohong, saya sudah muak dengan kalimat wanita yang selalu bilang 'gak papa' tapi ada apa-apanya." Sarkas Rafa, tadi dia hanya berniat untuk membangunkan Fika karena ia akan berangkat keluar kota untuk seminar.
"Masuk, saya periksa dulu," Katanya sambil memegan tangan Fika, dan dengan tidak ada perhatian sedikitpun seakan tak peduli ia menariknya dengan keras.
"Bang, pelan-pelan." Fika yang merasa kesakitan itu hanya bisa meringis pelan dan berusaha agar bisa menyeimbangi langkah Rafa.
"Baring." Perintah Rafa, dan menghempaskan tangan Fika dengan cara tak manusiawi.
Kemarahan itu telah membuatnya melupakan bahwa wanita di depannya itu adalah istrinya sendiri.
Fika yang mendapat perintah yang seolah tak ingin dibantah itu hanya bisa mengikuti tanpa perlawanan, sakit yang ia rasakan lebih sakit hingga melawan dengan argumen pun ia tak bisa.
"Sakit dimana?"
"Perut," jawaban Fika membuat Rafa mencoba memeriksa wilayah perut Fika.
"Ish, saki ... t," ringisan itu semakin menjadi saat Rafa mencoba menekan perutnya.
"Ini biasa terjadi?"
"Bia ... sanya pas mau mens. Tapi nggak pernah sesakit ini." Masih ditengah ringisannya ia menjelaskan masalahnya.
"Biasanya kamu pakai apa untuk mengurangi sakitnya?"
"Dengan air hangat," jawab Fika.
"Tunggu saya kembali, saya akan membawakan apa yang kamu butuhkan." Rafa berdiri dan akan melangkah keluar, namun Fika menahan pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solawat Cinta ✔
SpiritualHIJRAH SERIES | Sequel of Nikah Muda | AWAS BAPER | Romance-spiritual| 🕊🕊🕊 Ketika Solawat Cinta atas nabi mampu membuat sesuatu bergetar dan menuntun untuk kembali setelah mengembara jauh. Ketika Solawat Cinta berkumand...