Solawat Cinta ✔

🕊22. Gue Digombalin?

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

⚠️Ambil baiknya, buang buruknya⚠️

⚠️ Jangan menjudge cerita sebelum membaca seluruhnya⚠️

📖 Selamat membaca 📖

🕊🕊🕊

Sesampainya di rumah, gelap telah menyapa. Tadi ia singgah untuk salat magrib, tapi karena ada kajian setelah Isya. Ia akhirnya menunggu hingga larut malam seperti ini.

Di kepalanya masih tergiang-ngian pembahasan saat kajian tadi. Sang ustaszah sepertinya paham dengan apa yang dialaminya. Atau itu hanya perasaanya saja?

Dalam rumah tangga, pasti saja ada masalah. Kesalah pahaman sedikit saja bisa membuat rumah tangga itu retak. Maka pupuk rumah tangga kita dengan landasan yang kuat. Tau apa landasan paling kuat dalam rumah tangga?

Tidak ada yang menjawab. Mereka yang hadir mencoba berpikir.

Sepertinya tak ada yang bisa menjawab, landasan utama dan yang paling kuat dalam rumah tangga itu, kejujuran dan Kepercayaan kedua insan yang menjalani rumah tangga.
Bila sudah jujur, maka cobalah untuk percaya. Karena itu landasan terkuat, paham?

Naam ustadzah

"Dari mana?" Baru saja Fika membuka pintu dan belum mengucapkan salam seseorang sudah menanyainya.

"Assalamualaikum," Salamnya.

"Waalaikumussalam, dari mana?" Sekali lagi ia bertanya.

Baru saja Fika akan menjawab orang yang menanyainya itu malah menodongnya lagi. "Kamu dari mana aja Ra, saya dari rumah bunda buat jemput kamu. Tapi kata bunda kamu nggak pernah datang ke sana. Kamu bohong sama abang?"

"Enggak,"

"Terus, bunda bohong sama saya?"

Ya Allah semakin rumit saja.

"Tadi aku emang udah mau ke rumah bunda, tapi ada masalah sedikit jadi aku nggak jadi kesana. Aku singgah di mesjid salat Magrib tapi karena ada kajian setelah Isya jadi aku nungguin." Jelasnya.

Tapi ada sesuatu yang tak ia ceritakan, sesuatu yang ia lihat dan yang dialaminya bersama seseorang.

"Ya Allah, tapi kamu nggak papa kan? Ada yang luka nggak?" Nah kan jiwa dokternya langsung muncul. Panikan saat mendengar sang istri mengalami masalah.

"Nggak ada, cuma ada setitik. Tapi itu tak bisa terlihat."

"Maksudnya?"

Tapi Fika tak menjawab, ia melenggang  masuk ke kamar tak menghiraukan Rafa yang memanggil namanya untuk mendapatkan penjelasan.

Fika masih terlalu gengsi untuk bertanya, ia masih belum siap jika harus mendengarkan penjelasan dari Rafa. Ia takut terluka bila ia tau apa yang sebenarnya.

Ia memilih tak bertanya dan menghiraukan orang yang berstatus suaminya itu.

Kekanak-kanakan? Iya, ia kadang sekanak-kanakan itu untuk melindungi miliknya.