"Jungkook! Rambutku jangan diacak-acak!" Melody benar-benar kesal dengan apa yang dilakukan Jungkook padanya.
"Kau sih, menggemaskan." Jungkook terkekeh dan melanjutkan kegiatanya.
Mereka berdua kini tengah berada di taman belakang rumah. Jungkook yang meminta Melody untuk membawanya ke sini. Melody hanya menurut saja, ia juga kasihan pada Jungkook yang hanya bisa berdiam di kamar.
Tapi sekarang Melody dibuat kesal dengan apa yang dilakukan Jungkook. Dia selalu saja mengacak-acak rambutnya.
"Jungkook berhenti!" bentaknya. Tapi ingat, nada bentakan Melody itu seperti tidak menjadi bentakan. Suaranya itu terlalu lembut untuk di katakan bentakan.
"Tidak, aku tidak bisa berhenti hahaha ...," tawa Jungkook yang masih mencoba mengacak-acak surai Melody, walaupun Melody sudah berusaha melindungi surainya. Tapi percuma saja, itu hanya sia-sia.
"Kook! Berhenti mengganggu Melody." Jimin datang ke arah mereka dan menegur apa yang Jungkook lakukan pada Melody.
Melody sangat bersyukur Jimin bisa datang ke sini dan menolongnya dari tangan nakal Jungkook.
"Tidak hyung, coba lihatlah dia. Dia lucu hahaha ...," ucapnya pada Jimin.
Apa sih yang membuat Jungkook tertawa dan mengatakan jika Melody lucu, Jimin jadi penasaran.
Jimin sudah berada di depan Melody dan menatap Melody dengan raut wajah yang terkejut. Lalu beberapa detik kemudian, ia juga tertawa.
"Astaga! Mel, lihat kantung matamu itu. Kau seperti seekor panda hahaha ...," tawa Jimin dengan tanganya yang sudah berada di atas perut, mencoba menekan gemuruh geli yang mendera.
"Aishhh kalian sama saja."
Melody berpikir jika Jimin datang, Jimin bisa menghentikan apa yang Jungkook lakukan. Tapi apa yang terjadi sekarang? Jimin jadi ikutan mengejeknya.
Dasar mata panda tak tahu diri!, batin Melody.
Penyebab kantung mata hitamnya ini tidak lain dan tidak bukan, karena semalam Melody menangis hingga larut malam.
Ia sudah mencoba menghilangkan mata hitam ini dengan memakai make up. Tapi itu hanya sia-sia, mereka semua masih bisa melihat mata pandanya ini. Melody sangat kesal.
"Ah sudah-sudah. Perutku sudah keram," ucap Jimin dengan mengatur napasnya menjadi normal kembali. Begitupun dengan Jungkook.
"Kenapa matamu bisa seperti itu? Kau menangis?" tanya Jungkook setelah napasnya normal.
"Tidak. Tidak ada apa-apa, aku hanya kelelahan." Bohongnya.
Jungkook menyipitkan kedua matanya, merasa tidak percaya pada apa yang Melody katakan. Karena Jungkook bisa membedakan mata panda orang kelelahan atau tidak. Seperti yang sering ia lihat pada mata kakak-kakaknya setelah selesai bekerja, itu baru mata kelelahan.
"Kau berbohong."
"Apa maksudmu Kook?" Melody mulai khawatir sendiri, apa Jungkook bisa tahu jika dirinya habis menangis semalaman?
"Kau tidak bisa tidur karena memikirkanku kan?" Jungkook menurun naik kan alisnya. Menggoda Melody pada pagi hari mungkin menyenangkan, pikirnya.
Mengira Jungkook bisa menebak jika dirinya habis menangis? Heol, pemikiran macam apa itu Mel?, batinnya.
Melody yang sudah memasang wajah paniknya, kini menjadi raut wajah yang datar.
"Apaan sih, Kook." Melody menjawabnya dengan nada datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody || [END]
Fanfiction"Jika kau hadir hanya untuk menjadi melodi, ku harap kau tak perlu susah payah hadir dalam melodi kehidupanku." - Jeon Jungkook. "Aku berusaha untuk menjadi melodimu, tapi bukan untuk menjadi pasangan hidupmu. Karena aku ditakdirkan untuk menjagamu...