Jangan lupa vote + komen sebanyak-banyaknya ya...
Maapkan kalau ceritanya makin ngak nyambung atau apalah dan juga kalau ada typo maapin yak... 😚
.
.
.
Happy Reading•Flashback On
"Jungkook!!! Astaga lihat apa yang dilakukan Jungkook kali ini hyung! Ayo segera kita bawa dia ke rumah sakit." Taehyung mendapati Jungkook sudah berlumuran darah karena kepalanya yang terbentur setir mobil dengan keras.
Beberapa menit yang lalu, ia dan Jimin mengikuti mobil yang dikendarai oleh adik mereka , dan Taehyung melihat jika sang adik dengan sengaja membuang setirnya ke kanan sehingga berhasil menabrak pohon yang lumayan besar.
Taehyung dan Jimin sangat terkejut dan khawatir. Mereka berdua segera menghampiri Jungkook dan membawa tubuh Jungkook masuk ke dalam mobil mereka. Dengan Taehyung yang kini menggendong tubuh sang adik yang kekar itu, sedangkan Jimin menyetir menuju rumah sakit terdekat.
Jungkook merasakan pening di kepalanya, ia sadar pasti ini efek benturan pada setir tadi. Mata bulatnya sedikit terbuka dan terlihat samar-samar seseorang yang berada di atasnya sebelum mata itu kembali tertutup. Sepertinya itu Taehyung--kakaknya. Namun ia membuang jauh-jauh pikiran tersebut, karena tidak mungkin Taehyung yang membawanya. Taehyung saja sangat membenci dirinya, bagaimana bisa Taehyung adalah orang yang menolongnya. Itulah yang dipikirkan oleh Jungkook.
Sesampainya mereka di rumah sakit, dengan gesit Taehyung membawa adiknya ke ruangan gawat darurat, berharap sang adik mendapatkan pertolongan pertama dengan cepat.
"Dokter tolong selamatkan adik saya, saya akan membayar berapapun asalkan adik saya bisa selamat." Taehyung benar-benar meminta bantuan pada dokter yang akan menangani Jungkook ini dengan permintaan tulus dari hatinya. Ia sangat menyanyangi adiknya itu, bahkan melebihi harta yang ia miliki.
"Saya akan bekerja dengan semaksimal mungkin tuan, permisi," ucap dokter itu dan masuk ke ruangan dimana Jungkook berada.
Ia benar-benar frustasi melihat adiknya yang selalu mencoba bunuh diri. Ia tidak ingin kehilangan adik kesayangannya itu. Walupun dulu ia pernah membencinya. Dan rasa benci terhadap saudara itu tidak akan bertahan lama bukan?
Hati kecil Taehyung, merasa sesak melihat adiknya serapuh ini. Air mata yang ia tahan, sudah tidak bisa ia bendung. Ia menangis dalam diam.
"Apa yang harus ku lakukan hikss?" gumamnya.
"Tae ....," Panggil Jimin ketika mendapati Taehyung tengah meletakkan wajahnya pada lutut yang tertekuk sambil terisak. Ia juga sangat cemas dengan keadaan Jungkook, tapi ia bisa mengkontrol emosinya, tidak seperti Taehyung.
Taehyung mencondongkan kepala menuju suara yang memanggilnya, dengan menghapus jejak air matanya. "Ada apa hyung?"
"Kurasa kau harus mencoba melakukan apa yang kau pikirkan dulu?" ucap Jimin yang sudah mendudukan diri di sebelah Taehyung. Mereka berdua duduk pada lantai rumah sakit yang sangat dingin malam ini.
"Tentang Melody? Tapi itu resikonya sangat besar hyung. Kau tahu kan, Jika dulu Jungkook pernah mencintai gadis itu? jika Jungkook kembali mencintainya bagaimana? Melody kan sudah milik seseorang." Taehyung menatap mata Jimin dengan tatapan frustasi.
"Kau bisa mengatakan pada Melody agar tidak membuat Jungkook jatuh cinta padanya lagi. Kau pasti bisa," ujar Jimin dengan mengenggam tangan Taehyung, mencoba memberikan semangat untuk sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody || [END]
Fanfiction"Jika kau hadir hanya untuk menjadi melodi, ku harap kau tak perlu susah payah hadir dalam melodi kehidupanku." - Jeon Jungkook. "Aku berusaha untuk menjadi melodimu, tapi bukan untuk menjadi pasangan hidupmu. Karena aku ditakdirkan untuk menjagamu...