Melody : 13

115 40 60
                                    

Happy Reading
.
.
.
Enjoy this story

"Aku ingin ini," ucap Yoongi menempelkan jari telunjuknya pada bibir pink Melody.

Baru juga Melody menanyakan apa maksudnya, ia sudah merasakan sesuatu yang kenyal menempel pada bibirnya. Bibir mereka kini bertautan. Hanya menempel, tidak lebih.

Saling memejamkan mata, menyalurkan rasa cinta yang mereka rasakan saat ini. Ini semua tulus karena cinta, bukan karena nafsu.

Lama kelamaan, Yoongi menggerakkan bibirnya pelan. Membuat Melody membulatkan matanya. Jujur baru pertama kali ini Yoongi melumat bibirnya, biasanya ia hanya menempelkannya saja.

Melody hanya bisa mengikuti permainan pria itu, sedikit kewalahan memang. Tapi masih bisa ia imbangi. Merasa jika pasokan oksigennya akan habis, ia memukul pelan dada bidang Yoongi-- tanda menyuruh Yoongi berhenti.

Baru juga bernapas tiga tarikan, Yoongi sudah menyerang Melody dengan ciumannya lagi. Tetapi kini ditambah dengan tangan kanannya yang berada di tengkuk Melody, sedangkan tangan kirinya merada dipinggang ramping sang tunangan.

Lumatannya kini semakin menjadi, seperti akan memakan habis bibir merah muda Melody. Yoongi menggigit bibir bawah Melody, hingga membuat sang empu membuka mulutnya dan membuat Yoongi mencuri kesempatan untuknya mengobrak-abrik mulut itu hingga dalam.

Tanpa tanda dari Melody jika gadis itu kehabisan oksigen, Yoongi melepas tautan mereka yang semakin menjadi panas itu.

Mata sipitnya menatap tajam Melody, sedangkan yang ditatap mengalihkan pandangan, tak ingin berkontak mata. Karena jantungnya serasa ingin copot dan pipinya kini sudah memerah bak kepiting rebus.

"Kau manis."

Satu ucapan dari Yoongi semakin membuat jantungnya berpacu semakin cepat dan wajahnya semakin memerah. Panas.

Melody mendorong tubuh Yoongi yang sudah tidak memeluknya. Kemudian berucap, "tunggulah di ruang tamu, aku akan membawakan makanan ini."

"Apakah aku tidak bisa memakan yang memasak saja?" goda Yoongi dan membuat mata Melody membulat sempurna.

"Aishh apaan sih oppa ini! Sudah sana!" Melody mendorong tubuh kecil yang lebih besar darinya itu menuju tempat semula, ruang tengah. Dan yang di dorong hanya pasrah mengikuti perintah dari calon istri.


***


Setelah acara makan selesai, dan sekarang di luar sedang hujan. Jadi Yoongi memutuskan untuk menginap di apartemen Melody. Semoga Melody baik-baik saja.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Mereka sedang menonton film horor di CD. Jujur, ini baru pertama kali Yoongi menonton film horor. Bahkan itupun karena Melody tadi mengancamnya. Jika tidak mau nonton, maka mereka putus. Biarkan saja, Melody tahu jika ancaman itu akan berhasil.

Dengan nyali yang ciut, Yoongi pun menonton film itu bersama Melody. Lampu sudah dimatikan, dengan badan mereka yang saling berpelukan. Tepatnya Yoongi yang memeluk Melody. Belum juga hantunya muncul, Yoongi sudah teriak-teriak karena efek suaranya. Oke, Yoongi akui. Dia penakut.

Biasanya yang penakut adalah yang wanita, kenapa ini yang lelaki? Karena ini hanyalah sebuah panpiksyen. Jadi apapun bisa terjadi, Bambank.

Pada saat hantu akan muncul, Yoongi menutup matanya dan bersembunyi dibalik punggung Melody. Sementara Melody menutup mata. Dengan posisi seperti itu, mereka tidak sadar jika ada seseorang yang sudah masuk rumah tanpa ijin, dan menyalakan saklar lampunya kembali.

Melody || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang