Happy Reading
.
.
.
Enjoy this storyKedua kaki itu berusaha sekuat tenaga menopang tubuh gembul yang dimiliki tuannya. Pelan-pelan tapi pasti. Pasti bisa, Jungkook yakin itu. Ya, kini dirinya sedang belajar berjalan. Tentu saja dengan bantuan Kyura.
"Sudah, Kook. Jangan paksakan jika masih sakit, aku t tega melihatnya."
Kyura yang melihat wajah Jungkook menahan rasa sakit yang berasal dari kakinya, membuatnya segera menyuruh Jungkook istirahat terlebih dahulu. Pasalnya Jungkook sudah berlatih beberapa hari yang lalu, bahkan tadi siang ia juga berlatih. Dan malam ini pun juga. Ada apa dengan anak itu?
"Tidak, Ra. Aku tidak akan berhenti berlatih sebelum aku bisa berjalan seperti dulu. Sedikit lagi, aku pasti bisa."
Memang sifat optimis harus melekat pada hati seseorang. Tapi, jangan sampai sifat itu yang akan membuatmu terluka. Baik secara fisik maupun batin.
"Tapi ini sudah malam. Waktunya tidur."
"Tidak, Ra. Aku ingin pertemuan besok, aku sudah bisa berdiri sendiri tanpa bantuan kursi roda itu."
Susah memang menghadapi sifat keras kepala seorang Kim Jungkook. Ya sudah, Kyura hanya bisa menemaninya hingga Jungkook sudah bisa berjalan seperti dulu lagi.
***Pagi harinya, Jungkook berlatih berjalan tanpa memegang apapun. Dan akhirnya dia berhasil. Ya walaupun agak sedikit terasa nyeri tapi tidak apa-apa. Lama-lama pasti rasa sakit itu akan hilang. Seperti rasa sakit lamanya, yang menurutnya mulai hari ini sakit itu akan hilang. Jungkook berharap seperti itu. Jungkook sudah tidak sabar menunjukkannya pada Melody. Anak itu pasti masih liburan, pikir Jungkook.
Bicara soal Melody yang kata Jungkook dia masih liburan, sebenarnya Melody tidak sedang berlibur. Kalian semua tahu itu kan? Iya, hanya Jungkook saja yang tidak tahu.
Padahal kurang satu malam saja Melody dapat melaksanakan pernikahannya. Besok, ia sudah resmi menjadi istri dari Min Yoongi.
Tetapi ada perasaan yang tidak enak di dalam hatinya setelah Jungkook menelpon dan menyuruhnya datang ke rumah kediaman Kim. Beberapa pertanyaan menggerogoti otak kecilnya. Berusaha berpikir positif, tapi mengapa itu menjadi sulit.
Sesampainya di kediaman Kim, Melody sudah mendapati presepsi banyak orang di sana. Seokjin, Namjoon, Hoseok, Jimin, Taehyung, Jungkook dan juga Yoongi.
"Ada apa ini? Kenapa mereka semua ada di sini?" Batinnya.
Jungkook yang pertama mengetahui jika orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang pun memanggilnya. Masih dalam pikiran yang penuh pertanyaan, Melody pun mendekat. Lalu bertanya pada Jimin yang jaraknya lumayan dekat dengannya. Jimin menjawab, Jungkook akan mengatakan gadis yang telah membuat dia jatuh cinta dan akan menikahi gadis tersebut. Melody hanya ber'oh'ria.
"Baiklah, semua sudah berkumpul. Jadi aku akan mengatakan pada kalian semua, siapa orang yang aku cintai selama ini."
Suasana dalam rumah tersebut sangat hening bercampur dengan ketegangan. Mereka semua menunggu ucapan selanjutnya yang keluar dari mulut Jungkook.
Jungkook menatap mata mereka satu-satu. Kemudian berkata, "apa tidak ada yang mau menebak siapa dia?"
Mereka pun dengan ekspresi yang sudah serius, ingin sekali mengubur Jungkook hidup-hidup. Taehyung yang pandai merubah ekspresi sedetik saja pun berbicara, "apa dia cantik?"
"Jelas." Jungkook menjawab dengan nada sombong. Taehyung hanya berdecih lirih, adiknya sebentar lagi sudah mendapatkan pasangan hidup. Bagaimana dengan dirinya? Ah sudahlah. Taehyung selalu saja curhat seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody || [END]
Fanfiction"Jika kau hadir hanya untuk menjadi melodi, ku harap kau tak perlu susah payah hadir dalam melodi kehidupanku." - Jeon Jungkook. "Aku berusaha untuk menjadi melodimu, tapi bukan untuk menjadi pasangan hidupmu. Karena aku ditakdirkan untuk menjagamu...