Part 7

306 53 2
                                        


"Tentu tidak, ayo" Jeno segera berdiri dan menunggu Jaemin merapikan barang-barang nya. Setelah selesai Jaemin pun bangkit lalu mengikuti Jeno pergi. Namun baru beberapa langkah mereka berjalan seseorang memanggil Jaemin dari arah belakang.

"Nana"

Seketika Jaemin dan Jeno berbalik menuju sumber suara yang kini tengah berjalan mendekati mereka.

"Mark hyung" seru Jaemin saat tau yang memanggilnya adalah Mark.

"Yuta hyung mengirimi ku pesan untuk mengantar mu pulang karna dia ada meeting dadakan" jelas Mark yang kini pandangannya menuju ke arah Jeno dengan tatapan menyelidik.

"Iya, dan aku yang mengantarkan Nana pulang sekarang" ucap Jeno menjawab ajakan Mark, Jaemin otomatis menoleh ke arah Jeno yang kini menatap dingin ke arah Mark, dan Mark melakukan hal yang sama. Membuat Jaemin bingung

"Mark hyung" panggil Jaemin lembut, seketika Mark menoleh kearah Jaemin dan berubah sedikit lembut dengan senyum manisnya.

"Aku pulang dengan Jeno saja" ucapnya kemudian, Mark yang awalnya tersenyum berubah sedikit murung. Sedang Jeno tengah menyeringai kecil senang karena Jaemin memilihnya.

"Tapi Na, kau mau ke Cafe kan, aku juga akan kesana karna Yongie hyung akan pergi" bujuk Mark kembali, Jaemin semakin bingung ia pun menggigit bibirnya lalu menoleh ke arah Jeno yang juga menatapnya berharap sebuah ijin atau ide lain yang dikeluarkan pria itu.

"Jeno, aku pergi dengan Mark hyung saja ya" ucap Jaemin kemudian dengan ekspresi sedih nya, Jeno pun tak tega hanya menghela nafas nya.

"Baiklah, terimakasih mau belajar bersama Na" balas Jeno sedikit lembut, Jaemin yang mendengarnya tersenyum girang dan membuat Jeno mau tak mau ikut tersenyum. Sedang Mark hanya memandangi keduanya sambil terheran dengan perubahan sikap Jeno yang biasanya dingin dan malas berbasa-basi dengan orang baru. Tapi yang ia lihat kini Jeno berubah sedikit ramah pada Jaemin.

Malas berfikir yang iya iya akhirnya ia beranjak pergi diikuti Jaemin di belakang nya, keduanya menuju a Million Dream Cake dalam diam, tidak satupun yang membuka suara baik Jaemin yang sibuk melihat kearah luar dan Mark yang sibuk menyetir.

20 menit kemudian keduanya sampai di parkir khusus karyawan di basement yang menghubungkan langsung ke dapur, Jaemin segera keluar dan berlari menuju dapur. Hari ini ia sedikit lelah dan ia butuh pelukan Winwin, Ten atau Taeyong.

"Wing geee" panggil Jaemin saat kepalanya memasuki dapur. Ia mengedarkan pandangannya mencari Winwin , karna tak kunjung dapat jawaban ia kembali berteriak.

"Ten hyung" kali ia memanggil Ten, tak berselang lama Ten datang menuju dapur karna merasa ada yang memanggilnya.

"Wae? Datang-datang sudah berteriak" ketus Ten pura-pura sebal, walaupun memang aslinya ia sebal tapi tidak bisa jika itu Na Jaemin.

"Hyunngg" bukan menjawab Jaemin justru berlari menghampiri Ten dan memeluknya erat, menyembunyikan kepalanya di leher Ten. Dan Ten pun terkejut bahkan ia hampir terjatuh karna di tubruk Jaemin. Namun segera ia membalas pelukan Jaemin sambil mengelus anak manja itu.

"Kanapa manis?" tanya Ten lembut, yang hanya dijawab gelengan kepala dari Jaemin. Ten pun semakin bingung lalu matanya menangkap Mark baru saja memasuki dapur.

"Kau apakan Nana?" cecar Ten menatap tajam Mark yang bingung, pasalnya ia baru datang langsung dituduh macam-macam.

"bukan aku" jawab Mark mengangkat kedua tangannya berusaha menjelaskan bahwa ia tidak salah, Ten tidak percaya, ia memandang penuh selidik kearah Mark yang kini memasang wajah pasrah.

"Aku hanya lelah Ten hyungg" akhirnya Jaemin bersuara sambil melepaskan pelukannya dan mencium pipi Ten sambil tersenyum.

"Tuh kan bukan aku" ucap Mark kemudian, karna Ten masih saja menatapnya tajam.

"Awas kau ya" tunjuk Ten pada Mark masih dengan wajah garangnya yang sebenarnya tidak menakutkan sama sekali bagi Mark, tapi tetap saja jika Ten sudah marah maka pecahlah dunia persilatan.

Ten dan Jaemin meninggalkan Mark di dapur sendiri setelah di tuduh seenaknya, Mark pun maklum lalu ia menuju lantai 2 ruangan Taeyong. Ia juga lelah pikirannya lelah dan hati nya juga lelah.

"Tyongie hyung" panggil Mark membuka sedikit ruangan Taeyong dan menyembulkan kepalanya. Setelah mendengar gumaman jawaban dari Taeyong, Mark pun masuk dan menghampiri hyung nya yang tengah mencatat sesuatu, ia duduk di sebelah Taeyong.

Mark hanya memperhatikan hyung cantiknya tanpa ada niat mengganggunya, sedang Taeyong yang merasa diperhatikan menghentikan kegiatannya lalu berbalik menghadap Mark, ia sangat tau Mark. bisanya ia akan sangat cerewet pada Taeyong , namun jika diam seperti ini, itu artinya ia sedang ada masalah.

"Wae ?" tanya Taeyong lembut , sedang Mark hanya menggelengkan kepala kemudian menyandarkan kepalanya di pundak Taeyong.

"Nilai mu jelek?" tanya Taeyong bingung. Mark kembali menggeleng

"Kau sariawan?" tanya Taeyong lagi, kali ini Mark terkekeh mendengar pertanyaan kakak cantiknya.

"Hyung mau pergi ya?" tanya Mark sambil memainkan rambut Taeyong.

"Eung, Eomma ingin bertemu, entahlah" jawab Taeyong singkat, ia masih penasaran sebenarnya tentang perubahan sikap Mark, namun ia akan menunggu saja Mark sendiri yang bercerita.

"Hyung, apa jika kita kesal karna orang lain mencoba mendekati orang terdekat kita itu namanya cemburu, apa itu artinya aku sedang jatuh cinta" tanya Mark pelan, sementara Taeyong terdiam mencerna maksud pertanyaan Mark.

"Kau menyukai seseorang? Dan seseorang itu sedang dekat dengan orang lain, kau melihatnya lalu menjadi kesal, itu artinya kau memang cemburu" balas Taeyong kemudian mengelus rambut Mark sayang.

"Benarkah?"

"Tanyakan pada dirimu sendiri Mark, kau menyukainya atau tidak, jika tidak kenapa kau harus kesal?" pertanyaan Taeyong membuat Mark terdiam dan berfikir lama

"Aku hanya tidak suka dia dekat dengan orang itu" bela nya

"Lalu jika orang lain?" Mark kembali diam tidak bisa membalas ucapan kakaknya.

"Kau menyukainya Mark" ucap Taeyong final karna Mark masih saja diam

"Entahlah hyung" Mark semakin menenggelamkan kepalanya di leher Taeyong, banyak sekali hal di kepalanya.

"Wae? Hyung tau siapa dia, dan kenapa kau tidak mengungkapkan langsung padanya. Dengan begitu dia bisa menjaga perasaanmu Markeu" ucap Taeyong membuat Mark seketika menegakkan posisi duduknya .

"Hyung, eotteoke arraseo?" tanya Mark panik

"Kau pikir hyung tidak tau kau sering memperhatikan nya, kau terlalu fokus pada satu hal Mark, orang sekitarmu juga pasti akan tau" jelas Taeyong lembut

"Tapi aku tidak mau terburu-buru hyung, aku belum punya apapun untuk ku tunjukkan padanya" Mark menunduk sedih

"Kalau begitu batasi perasaan mu untuk tidak terlalu sakit karna banyak yang mendekatinya Mark, kau sendiri yang bisa menjalaninya, bukan begitu" jelas Taeyong memberi pengertian adiknya yang tengah jatuh cinta. Mark mendengarnya dengan baik lalu mengangguk paham.

"Baik lah bayi ku, tolong jaga cafe ku yaa sayang, hyung harus menemui eomma, okay" pamit Taeyong mencium pipi Mark, dan Mark membalas nya juga dengan mencium pipi Taeyong sayang. Kebiasaan mereka saat akan berpisah.

Setelah Taeyong pergi. Mark pun bergegas turun untuk membantu mengurus cafe, ia mencoba meyakinkan hatinya dulu sebelum mengambil langkah.

"Baiklah, mari berusaha pelan-pelan" ucapannya menyemangati diri sendiri.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-TBC

A Million PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang