Part 5

347 62 2
                                    

"Sekali lagi maafkan aku, bolehkah aku tau namamu?" tanya si penabrak

"panggil saja Ten" balasnya singkat

"Aku Johnny Seo, sekali lagi maafkan aku" ucap si Penabrak Johnny, sedang Ten hanya tersenyum karna jujur saja rasa perih di lengannya nya berangsur menjadi sedikit kram.

Johnny membawa Ten kerumah sakit besar terdekat dan langsung dilakukan tindakan gawat darurat untuk luka lecet di siku dan telapak tangannya. Awalnya Ten menolak karna terlalu berlebihan. Namun Johnny selalu bisa membuatnya menurut, padahal di antara geng nya dia selalu menang dengan jurus seribu kata-kata nya. Tapi entahlah Johnny bisa membuatnya untuk berkata iya dan menurut.

Setelah selesai mengobati luka Ten, Johnny mengantarkan Ten menuju a Million Dream Cake, karna lagi lagi Johnny memaksanya dan menyuruh salah satu suruhannya untuk mengambil mobil Ten yang masih terparkir di N Mart tempat kejadian Johnny menabrak Ten pagi tadi.

"Itu Cafenya, terimakasih sudah mengantar dan mengobati lukaku Johnny-ssi" ucap Ten saat mereka sudah tiba di depan a Million Dream Cake.

"Ah, panggil saja Johnny. Justru aku yang bersalah, maafkan karna membuat mu terluka tadi" balas Johnny tulus lalu ia tersenyum, Ten balas tersenyum, untuk sesaat ia menyukai senyum Johnny sangat menenangkan. Lalu secepatnya ia alihkan pikirannya dari senyuman Johnny.

"Mau mampir sebentar untuk Americano atau sepotong kue mungkin?" tawar Ten kemudian, Johnny nampak berfikir sebentar sebelum akhirnya memutuskan untuk turun dan menyanggupi ajakan Ten, Johnny juga sempat berfikir sejenak kala melihat nama Cafe nya, sepertinya ia pernah melihat atau mendengar tentang a Million Dream Cake, tapi dimana ya?

Keduanya sudah memasuki a Million Dream Cake, Ten mempersilahkan Johnny duduk disalah satu kursi kosong disana, lalu pamit sebentar untuk mengantarkan belanjaan ke dapur.

"Aku kembali" seru Ten saat dirinya sudah sampai di dapur sambil meletakan barang belanjaannya disebuah meja.

"Kenapa lama sekali Ten, astagaaaa kenapa tanganmu Tenie?" tanya Taeyong terkejut saat melihat perban di lengan Ten, sedang Ten meringis mendengar suara Taeyong yang sedikit berteriak histeris.

"Tadi aku terserempet mobil di supermarket, jangan khawatir hanya lecet sedikit" balas Ten menenangkan sahabatnya yang sudah memasang wajah khawatirnya.

"Bagaimana bisa, lalu si penabrak sialan itu bertanggung jawab tidak? Atau malah lari, kau hafal plat mobilnya tidak biar ku laporkan polisi karna tabrak lari" cecar Taeyong masih dengan wajah khawatirnya ditambah kesan garang namun malah terlihat lucu. Ten hanya terkekeh kecil

"penabrak itu bertanggung jawab Taeyongie, dia membawa ku kerumah sakit dan mengantarku kemari, dia ada di depan sekarang, tadi kuajak dia mampir . dan ini hanya lecet kecil , berhentilah khawatir aku tidak apa-apa. Sudah aku mau menemuinya dulu" jelas Ten panjang lebar kemudian keluar dapur untuk menyiapkan americano untuk Johnny dan mengambil sepotong croissant lalu mengantarkannya kemeja Johnny.

"Maafkan terlalu lama menunggu" ucap Ten sambil menyuguhkan minuman dan kue tadi ke Johnny yang sedang bermain dengan ponselnya.

"Oh, tidak masalah, maaf justru merepotkanmu bahkan setelah melukaimu" balas Johnny tersenyum, senyum favorit Ten

"Berhentilah meminta maaf , kau seperti pegawai baru saja" kekeh Ten sambil tersenyum lebar, membuat Johnny seketika terkesima. Ten yang tersenyum akan sangat manis, dan Ten yang tertawa lebar akan membuatnya semakin indah.

Sambil menikmati Americano dan croissant nya Johnny mengobrol santai dengan Ten, membahas tentang a Million Dream Cake dan sesekali menceritakan tentang pekerjaan Johnny, bahkan saling bertukar nomor ponsel masing-masing. Setelah kurang lebih satu jam Johnny pamit kembali ke kantor nya yang ternyata berada di sebrang tak jauh Cafe nya.

A Million PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang