Part 18

199 34 0
                                    

Mobil Audi R8 milik Jung Jaehyun terparkir dengan manis di basement cafe Taeyong, Jaehyun turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Taeyong.

"Cih, manis sekali Jung Daepyonim" ejek Taeyong kala mendapat perlakuan super manis dari Jaehyun.

"Terimakasih kembali Lee Sajangnim" dengus Jaehyun, sedang Taeyong hanya terkikik mendengar jawaban sarkas Jaehyun.

"Mau mampir?" tawar Taeyong, dengan segera Jaehyun menggeleng.

"Aku ada meeting proyek baru pagi ini, mungkin lain kali" jelas Jaehyun, Taeyong pun hanya mengangguk maklum.

"Baiklah, aku masuk ya. Kau selamat bekerja juga, hati-hati di jalan" ucap Taeyong kemudian, Jaehyun pun mengangguk mengerti lalu berjalan menuju pintu kemudi.

"Kabari aku jika tidak sibuk" lanjut Taeyong sebelum Jaehyun masuk kedalam mobil.

"Arraseo, dah" balas Jaehyun melambai tangan lalu masuk kedalam mobil dan meninggalkan cafe Taeyong untuk menuju kantornya. Taeyong masih berdiri disana sampai mobil Jaehyun benar-benar tak lagi terlihat. Sebuah pagi yang manis untuk Taeyong, sehingga membuat mood nya sangat baik hanya karena sepotong Jung Jaehyun. Sambil tersenyum ia masuk ke dalam cafenya.

"Selamaaat pagiii" sapanya riang saat melihat Winwin dan beberapa karyawannya sedang berada di dapur"

"Pagi sajangnim" balas karyawannya kompak sedang Winwin hanya memandang heran Taeyong.

"Kau sarapan gula berapa banyak hari ini?" pertanyaan Winwin membuat Taeyong tertawa kecil.

"aku tau aku memang manis" balas Taeyong dengan penuh percaya diri, sedang Winwin hanya menggeleng-geleng saja. Setelahnya Taeyong dan lain bersiap untuk membuka cafe.

Hari ini suasana cafe sedikit ramai, banyak pengunjung datang untuk menghangatkan diri dari dinginnya udara di tengah salju tipis yang turun semalam, dan karena nya Ten sangat kewalahan melayani pesanan minuman, mengingat Mark, Jaemin, Haechan atau Renjun sudah beberapa hari tidak membantu cafe karena kesibukan mereka dengan acara kampus. Dan karena itu Taeyong lah yang turun tangan hingga melayani dan membersihkan meja setelah pelanggan pergi.

Seperti saat ini, Taeyong tengah membereskan beberapa cangkir dan gelas yang sudah kosong dan beberapa piring kue, ia menata dan menumpuknya pada nampan lalu membawa nya ketempat cuci piring. Karena terlalu sibuk ia tidak memperhatikan kondisi lantai yang lebih licin disekitar tempat cuci piring. Saat sudah dekat dengan tempat cuci piring, ia terpeleset pada lantai licin didepannya. Dan tanpa persiapan ia terpeleset dan menjatuhkan barang bawaannya, menyebabkan bunyi ramai yang mengagetkan seluruh yang ada dekat sana, terutama dapur.

"Astagaaa sajangnim" seru Hansol yang tidak jauh berdiri disekitar Taeyong membantu Taeyong untuk bangun. Namun belum penuh ia berdiri, ia kembali limbung karena pergelangan kaki nya yang sakit. Hansol pun dengan sigap menggendong Taeyong untuk duduk sementara di sebuah kursi.

"Astagaa, Tae kau tidak apa-apa?" pekik Ten langsung menghampiri Taeyong kebelakang setelah mendengar bunyi jatuh.

"Maafkan aku, lantai nya licin aku kurang berhati-hati" lirih Taeyong sambil memegangi kaki nya yang sangat sakit.

"Tidak perlu minta maaf, kau harus kerumah sakit segera, aku khawatir kakimu ada apa-apa" gertak Ten memasang wajah cemas nya. ia berjongkok memeriksa pergelangan kaki Taeyong, saat menyentuhnya Taeyong akan memekik kesakitan, membuat nya semakin cemas.

"Taeyongie, gwaenchana?" tanya Winwin yang baru saja tiba dari dapur. Ia ikut berjongkok dan mengusap darah dari kulit Taeyong yang terkena pecahan gelas yang jatuh saat ia terpeleset tadi. Taeyong hanya meringis tidak menjawab.

A Million PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang