Setelah kunjungannya dari rumah sakit milik ayah Taeyong, Jaehyun tidak langsung kembali ke kantor atau pulang kerumahnya melainkan duduk di pinggiran sungai Han yang tenang di sore hari. Pikirannya masih berputar keras tentang rencana masa depannya dengan Taeyong. Ia masih ingat percakapannya barusan dengan ayah Taeyong yang masih membuat nya gugup sampai saat ini.
-Flashback-
"Anak Yunho tumbuh dengan baik dan menjadi pria sejati, aku merasa terhormat jika kau menjadi menantuku" ucap Tuan Lee, Jaehyun hanya menatap balik Tuan Lee tanpa menyela, ia masih menunggu kata-kata berikut nya. ia bahkan sejenak menahan nafasnya saking gugup nya.
"Namun pada posisi seorang Ayah aku hanya ingin Taeyong sendiri lah yang memutuskan pilihan hidupnya, aku menyerahkan semuanya pada Taeyong" lanjut Tuan Lee dengan senyum di wajahnya menatap Jaehyun yang gugup menunggu jawabannya.
"Aku akan merestui jika Taeyong juga memilih mu, asal kau mampu menjaga nya dan memberikan yang terbaik melebihi apa yang kami, orang tua nya berikan padanya" kalimat terakhir tuan Lee membuat Jaehyun mendesah lega.
"Aku berjanji dengan seluruh hidupku Abeonim" ucap Jaehyun dengan penuh kesungguhan.
"Aku percaya pada mu" balas Tuan Lee kembali menepuk bahu Jaehyun dengan keyakinan dan harapan besar pada Jaehyun akan mampu menjaga Taeyong dengan baik.
Jaehyun sekali lagi menghela nafasnya, saat ini yang harus ia lakukan adalah mencari cara untuk melamar Taeyong. Sungguh ia sangat buta soal acara romantis ataupun sebuah kejutan manis. Bahkan selama ini menurut nya hanya duduk mengobrol berdua dengan Taeyong saja sudah moment termanis di hidupnya. Poor Jaehyun
Tak mau pusing sendiri ia akhirnya menghubungi penasehat terbaik menurutnya, pilihan pertama adalah pada sepupunya sekaligus sekretaris nya Kim Doyoung.
"Yeobseyo" seru Doyoung sopan dari seberang telpon.
"Emm Kim-biseo, anu em" jawab Jaehyun tergagap bingung hendak menyampaikan maksud nya.
"Apa ada sesuatu terjadi Predir, anda sedang dimana? Tidak kembali ke kantor?" tanya Doyoung lagi masih dalam mode pekerjaan.
"Ani Hyung, aku baru dari Rumah Sakit"
"MWOO!! KAU TERLUKA? DIMANA SEKARANG?" pekik Doyoung saat mendengar Presdir nya baru keluar dari rumah sakit setelah jam makan siang tadi keluar kantor tanpa memberi tahu nya.
Jaehyun sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga guna melindungi pendengaran nya dari serangan badai ultrasonic di sebrang sana.
"Bukan begitu hyung,, aku akan ke kantor sekarang" putus Jaehyun, ia memutuskan berbicara langsung saja. Daripada mendengar dari telpon yang kemungkinan akan melukai pendengarannya.
20 menit Jaehyun tiba di kantornya dan langsung menuju ruangannya, ia memanggil Johnny, Taeil dan Doyoung dalam ruangannya untuk meminta pendapat. Namun yang di lakukan ketiganya membuatnya sedikit kesal.
Johnny tiba dengan iPad nya dan beberapa lembar proposal bahkan ia Membawa sekretaris nya untuk mencatat notulen. Taeil pun sama ia membawa banyak dokumen diikuti Doyoung dibelakangnya.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Jaehyun melihat embel-embel yang dibawa ketiganya.
"bukankah kau memanggil kami untuk meeting perihal proyek ?" ucap Johnny bingung.
"Bukan begitu, emmm bisakah kau keluarkan sekretaris mu?" balas Jaehyun mendengus karena Johnny sampai membawa sekretaris nya. Sang sekretaris pun pamit dan keluar dari ruangan itu.
"Jadi apa?" tanya Doyoung sedikit membentak.
"Aku ingin minta pendapat kalian, bagaimana caranya melamar Taeyong" ucap Jaehyun serius. Sedang ketiganya langsung mendesah, mereka pikir sedang membahas pekerjaan taunya ia minta saran bagaimana caranya melamar Taeyong, apa? Tunggu! Melamar? M E L A M A R ?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Pieces
RandomJika sejak awal kau mengatakan Bahwa kau tidak pernah Mencintaiku Jika demikian, apakah hatiku akan tertutup rapat? 2019.7.26