act. 1

53.1K 3K 47
                                    


Suara desingan peluru berlomba memekakkan telinga para polisi yang berjibaku dengan para teroris disebuah gedung bekas perkantoran yang lama tak terpakai dipinggiran ibu kota.

Tubuh tegap nan ramping milik seorang pemuda bersurai hitam itu meliuk dengan lincah menghindari hujaman peluru yang dilesatkan para teroris. Bergerak cepat sembari menembak tepat mengenai tubuh sasaran terus ia lakukan. Beberapa tubuh anggota teroris itu jatuh di tanah meregang nyawa.

"Ada berapa banyak lagi?"tanyanya melalui alat komunikasi yang menempel di telinganya sambil berlari menaiki tangga.

"Masih tersisa 6 orang dilantai 4, 5 orang di lantai 8 dan 3 orang berlari menuju atap kapten. Sniper mereka sudah dilumpuhkan." lapor pemuda lain diseberang sana.

"Cih mereka mencoba melarikan diri. Kalian semua sudah mendengarnya bukan? Kepung mereka semua jangan biarkan mereka lolos satupun." Ucapnya dingin pada semua anggota yang menjalankan misi.

"Roger kapten" suara serempak itu terdengar dari alat komunikasi sang kapten.

Bibir tipis berwarna merah muda alami itu menyeringai. Mata bulat nan tajam itu memicingkan tatapan dingin. Bergerak senyap memastikan buruannya tak menyadari kehadirannya. Dan baku tembak terdengar kembali.
.
.
.
.
.
.

Markas Pusat militer, Seoul.

Langkah kaki jenjang berbalut celana jeans hitam dan sepatu kets hitam melangkah santai menyusuri lorong markas. Baju kaos putih kebesaran memeluk tubuh indahnya yang putih. Beberapa orang yang berpapasan dengannya menunduk hormat sembari mencuri pandangan sembunyi-sembunyi. Siapa yang tidak terpesona pada sosok kapten di kesatuan polisi militer Seoul itu. Tak hanya wanita, laki-laki juga banyak menatapnya kagum penuh damba.

Ia memasuki sebuah ruangan yang sebelum sudah ia ketuk pintunya. Dihadapannya duduk seorang pria yang memiliki pangkat yang lebih tinggi darinya.

"Ah kau sudah datang rupanya kapten Jeon. Duduklah." Perintah pria itu sembari melemparkan senyum yang menampilkan cekungan dipipinya.

"Kenapa kau mengganggu hari liburku Jendral Kim?" Sahutnya acuh memposisikan bokong sintalnya di sofa ruangan itu senyaman mungkin.

Sang jendral yang bernama lengkap Kim Namjoon itu berjalan menuju sofa dan meletakkan sebuah map coklat diatas meja didepannya.

"Ini misimu yang baru. Bacalah dan misi ini permintaan langsung dari menteri pertahanan."

.
.
.
.
.
.
.
.

Hanam Hills Apartement.

Sosok tubuh toples tengkurap dengan nyaman diatas tempat tidur king size disalah satu aparatamen mewah di Seoul. Rambut yang baru saja ia warnai hitam itu nampak acak-acakan. Selimut satin lembut itu hanya menutupi pinggang hingga ke kakinya, menampakan bahu yang lebar nan atletis.

Suara ponselnya terus berdering tanpa henti sejak pagi. Perlahan tubuhnya menggeliat meski matanya masih terpejam. Tangannya berusaha mengambil ponselnya yang berada di atas nakas disamping tempat tidur.

"Halo..." Jawabnya dengan suara parau khas orang bangun tidur.

Pemuda berusia 24 tahun itu menjauhkan sedikit ponselnya dari telinga ketika orang diseberang berteriak nyaring memekakkan telinganya. Alisnya mengernyit dengan mata yang masih tertutup.

"Iya aku tahu Hyung. Masih ada waktu 1 jam lagi. Aku akan sampai 30 menit lagi." Ucapnya kemudian mematikan sambungan telepon.

Setelah beberapa saat mengumpulkan kesadarannya, ia beranjak ke kamar mandi dengan langkah gontai. Netra tajamnya masih terlihat sayu.

Waktu menunjukkan pukul 10.35 ketika ia sampai disebuah restoran tempat syuting sebuah drama. Hampir saja ia terlambat dan beruntungnya adegan bagiannya belum dimulai.

"Pulang jam berapa kau semalam Kim Taehyung?hampir saja aku kena marah sutradara kalau aktor utamanya belum berada dilokasi." Omel Kim Seokjin,lelaki yang mengaku paling tampan sedunia itu sembari berkacak pinggang.

"Ah aku hanya terlalu banyak minum Hyung. Sudah lama aku tak bertemu Bogum Hyung dan dia mengajakku ke bar semalam." Kekehnya menjawab manager kesayangan yang sudah dianggap kakaknya sendiri itu.

"Dasar kau ini. Sudah cepat ganti pakaianmu sebentar lagi sutradara akan mengambil bagianmu. Jangan ada kesalahan." Final managernya berlalu pergi.

"Jin Hyung bawakan aku makanan, aku lapar belum makan" teriaknya sebelum managernya itu terlalu jauh yang ditanggapi dengan jempol yang mengudara diatasi kepala sang manager tanpa berbalik.

Waktu bergulir cepat menuju senja. Syuting berjalan lancar hingga semua kru bubar.

"Hari ini kau ada wawancara di radio X jam 8 malam. Setelah itu kau bisa beristirahat."

"Hah aku lelah." Desahnya malas.

"Aku sudah mengatur jadwalmu, weekend ini kau libur 2 hari."

Ucapan managernya membuatnya menoleh. Tumben sekali sang manager memberinya libur 2 hari. Karena ia tahu jadwalnya biasanya sangat padat. Ia heran beberapa waktu kebelakang ia juga jarang keluar kota ataupun ke luar negeri. Aktivitasnya hanya berada di ibu kota negara saja.

"Kenapa tiba-tiba sekali Hyung? "

"Ayahmu memintamu pulang ke rumah weekend ini."

Jawaban sang manager sukses menghentikan langkahnya yang akan menuju mobilnya terparkir. Rahangnya mengeras dan tangannya mengepal kuat. Sorot matanya penuh amarah yang tentu disadari oleh seokjin.

"Kau duluan saja menuju mobil, aku mau menemui sutradara sebentar" ucap Seokjin meninggalkan Taehyung yang masih terpaku.

Dengan helaan nafas kasar Taehyung berjalan ke tempat parkir. Ketika tangan Taehyung baru memegang handle pintu mobilnya,seseorang memeluk tubuhnya dan membuat ia tengkurap di tanah. Suara desingan peluru seperti melewati telinganya. Ia kaget bukan karena suara peluru tapi orang yang kini seperti tengah melindunginya. Harum vanila yang lembut tercium dari hidungnya bercampur mesiu dari peluru yang juga dilepaskan sosok berpakaian serba hitam disamping tubuhnya.

"Anda sudah aman tuan Kim"

Alunan suara merdu seorang pria dihadapannya membuatnya tertegun. Pria yang memakai topi hitam dan masker hitam itu hanya memperlihatkan mata bulat jernih dan tajam disaat bersamaan. Ia mengulurkan tangannya membantu Taehyung berdiri yang tentu saja di tepis. Hell Taehyung juga seorang pria dia bukan wanita. Dia bisa berdiri sendiri.

"Siapa kau?" Tanya Taehyung ketus dan curiga.

"Aku Jeon Jungkook yang akan mengawal anda 6 bulan ke depan."

TBC

MY CUTE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang