act. 16

18.4K 1.8K 27
                                    

Suasana hening didalam mobil yang dikendarai Jungkook yang membawa tuan muda Kim menuju lokasi pemotretan sebuah majalah fashion.
Sejak keluar dari kediaman keluarga Kim, mereka berdua hanya berbicara seperlunya. Taehyung berusaha keras untuk tak menatap wajah bodyguardnya itu. Meski beberapa kali mereka tak sengaja saling pandang dan tentu saja membuat wajah keduanya memerah.

Tiba di gedung tempat pemotretan, mereka disambut Seokjin yang sudah sampai terlebih dahulu. Seokjin cukup terkejut melihat Jungkook sudah kembali bertugas. Dengan pelukan erat Seokjin menyambut kehadiran Jungkook.

"Senang melihatmu sudah sehat Jungkook ."

Perlakuan orang-orang pada Jungkook yang baik membuat hati Jungkook yang sempat terpuruk kini menghangat. Jungkook merasa dirinya sungguh beruntung dikelilingi orang-orang yang baik. Meski dalam hatinya masih sedih akan kepergian Yugeom.

Jungkook terkejut saat bertemu Irene yang juga sedang ada sesi pemotretan. Irene yang diketahui tak kenal dekat dengan dirinya tiba-tiba menghampiri dirinya juga ikut memeluknya dengan erat.

"Setelah pemotretan kita makan siang bersama ya." Ucap Irene sambil mengacak lembut rambut Jungkook kemudian berlalu melanjutkan pekerjaannya.

Jungkook sampai bengong dibuatnya. Perlakuan Irene tak luput dari pandangan Taehyung. Ia mendengus melihat orang-orang seperti berlomba menjadi baik hati didepan Jungkook termasuk ayah ibunya. Taehyung sampai terkejut ketika bodyguardnya itu memanggil ke dua orangtuanya sama sepertinya. Entah kenapa Taehyung tak bisa membenci Jungkook.

Taehyung melakukan pekerjaannya dengan baik. Sesekali ia mencuri pandang pada Jungkook yang sedang siaga berdiri tak jauh dari tempatnya melakukan pemotretan di sebuah ruangan yang didesain dengan gaya Gothik.

Seperti slow motion pandangan Taehyung tanpa sengaja mengunci pandangan mata Jungkook yang tak sengaja bertatapan dengannya. Bodyguard manis itu sejenak terpaku. Taehyung tanpa sadar tersenyum membuat wajah Jungkook sontak memerah. Mata bulatnya semakin membulat dan langsung memutuskan kontak mata itu. Taehyung terkekeh. Menggoda bodyguard manisnya yang imut terasa menyenangkan.

Sesi pemotretan hampir selesai dan kini Taehyung sedang menyantap makan siangnya bersama sang manager, Irene dan juga Jungkook yang dipaksa duduk disebelah Irene.
Jungkook terlihat canggung dan tak nyaman saat Irene berusaha menyuapi Jungkook makanan.

"Maaf Noona aku bisa makan sendiri." Tolak Jungkook halus ketika Irene mengarahkan sumpit berisi sepotong daging ke arah mulut Jungkook.

"Sekali saja dan kau bisa lanjutkan makanmu. Ya." Irene tetap memaksa yang akhirnya Jungkook mau membuka mulutnya meski canggung.

Taehyung memutar matanya malas melihat tingkah Irene yang sangat tak disangka itu.

"Hentikan itu Noona. Kau membuat bodyguardku tak nyaman." Cetus Taehyung membuat Irene menoleh bingung.

Satu sudut bibir Irene tertarik keatas dan dengan sengaja memeluk bahu Jungkook.
"Kalau kau cemburu bilang saja."

Jungkook mengerjapkan matanya dengan polos bingung dengan situasi yang terjadi sedangkan Seokjin hampir menyemburkan makanannya. Taehyung sendiri hanya bisa cemberut.

Tawa Seokjin akhirnya meledak bersahutan dengan Irene yang memegang perutnya menahan geli melihat ekspresi Taehyung yang sebenarnya mudah ditebak.

"Kalian menyebalkan!"gerutu Taehyung meninggalkan tempat duduknya menyisakan Seokjin dan Irene yang masih tertawa dan Jungkook yang mulai mengerti situasi.

"Apa tuan muda Kim cemburu padaku karena Irene Noona memelukku dan menyuapiku?" Tanya Jungkook pelan yang membuat tawa Irene dan Seokjin terhenti memandang bodyguard manis itu dengan senyum lembut.

Irene mengacak gemas rambut Jungkook yang sebenarnya bingung.
"Bukan padamu tapi padaku. Kau polos sekali. Ah tidak kalian berdua memang polos."

Irene terkikik geli sedangkan Seokjin hanya bisa menggeleng melihat betapa polosnya Jungkook.
.
.
.
.
.

"Undangan apa itu Tae?" Tanya Seokjin yang melihat Taehyung memegang sebuah undangan mewah berwarna hitam dengan ukiran emas.

Taehyung sekarang didalam mobil bersama Seokjin dan Jungkook sebagai supirnya. Mereka dalam perjalanan menuju kantor Yoongi.

"Ah ini undangan pesta dari Bogum Hyung. Tadi ada pesuruhnya yang membawa undangan ini." Jawab Taehyung sambil memperhatikan undangan itu.

Alisnya tertekuk karena merasa pernah melihat undangan itu sebelumnya. Ekspresi Taehyung itu tak luput dari perhatian Jungkook. Tapi ia memilih diam.

Mobil SUV itu melaju dengan mulus di jalanan yang tak terlalu padat kendaraan. Tapi ketika berhenti di lampu merah, sebuah peluru meluncur membuat kaca samping pengemudi retak. Bersyukurlah mobil milik Taehyung itu sudah didesain anti peluru sehingga peluru yang dilepas orang tak kenal itu tak sampai melukai mereka semua.

Kejadian itu sempat menarik perhatian orang-orang yang lewat dan membuat suasana sedikit gaduh. Jungkook dengan lihai langsung memacu mobil dengan kecepatan tinggi menghindari tempat umum agar tak membahayakan orang-orang yang tak tahu apa-apa.

Taehyung dan Seokjin yang masih terkejut dengan situasi yang tiba-tiba berubah hanya bisa menahan nafas sambil berpegangan erat mengingat kecepatan mobil yang diluar aturan. Suara tembakan terasa di mobil yang Jungkook kendarai membuat mobil sedikit tak seimbang. Jungkook dengan segera mendial nomor Hoseok dengan kode darurat.

"Hyung. Aku butuh bantuanmu "

Ekspresi Jungkook terlihat serius dan terus berkonsentrasi agar mobil tak terkena tembakan yang masih mengincar mobil yang dikendarainya. Jangan tanya bagaimana Seokjin dan Taehyung. Mereka berdua hanya mampu berdoa dalam hati masing-masing. Fokus Jungkook saat ini adalah membawa penumpangnya ke tempat aman.

Dan Hoseok ditempatnya tengah memantau mobil yang dikendarai Jungkook melalui citra satelit dan mengarahkan rekan sekaligus adiknya itu menuju markas militer terdekat.

"Aku akan membuat lampu lalulintas di depanmu hijau. Jaga kecepatanmu tetap stabil. Markas militer pusat masih 3 blok lagi. Aku belum mendapatkan posisi sniper itu."ucap Hoseok dari alat komunikasinya yang dibalas Jungkook dengan anggukan kepala. Tentu saja Hoseok tak dapat melihatnya.

Mobil SUV itu melaju meliuk-liuk dijalankan menghindari mobil didepannya sekaligus sedikit mengecoh sniper yang mengincar nyawa penumpangnya.

"Jungkook aku mendapatkannya. Jarak 2 mil disebuah bangunan apartemen tua. Markas militer berada diluar jangkauan pelurunya."

Informasi yang diterima Jungkook membuatnya tersenyum. Kemudian menambahkan kecepatan mobilnya.

"Aku akan menghubungi polisi Anti teror." Ucap Jungkook kemudian.

Sementara itu seorang lelaki muda menyeringai sambil terus memantau mobil yang dikendarai Jungkook dari balik senjatanya. Lidahnya menjilat sensual bibir tipis miliknya.

"Anggap saja itu salam perkenalan kita kelinci manis."

Lelaki itu segera membereskan peralatannya dan pergi meninggalkan lokasi itu secepatnya sebelum pihak berwajib menangkapnya.
.
.
.
.
.
.

TBC

MY CUTE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang