act. 25

17.7K 1.7K 15
                                    

Melihat tingkah panik yang diperlihatkan Taehyung membuat Hoseok tertawa terbahak-bahak. Lelaki yang lebih muda darinya itu nampak lucu dimatanya.

"H-hyung tolong jangan katakan apapun pada Jungkook. A-aku tak sadar melakukannya. "

Taehyung dengan terbata-bata memohon pada Hoseok yang masih tertawa sambil memegang perutnya. Hoseok sedikit berdeham untuk mengurangi tawanya. Kali ini Hoseok menatap Taehyung dengan serius.

"Aku tak akan mengatakan apapun pada Jungkook. Tapi, tolong jika hanya sekedar tertarik lebih baik segeralah menjauh. Atau aku bisa pastikan kau tak akan lagi bisa melihat Jungkook."

Taehyung terdiam mendengar kata-kata Hoseok yang semula ceria dan perhatian kini terdengar penuh tekanan. Taehyung hanya bisa menunduk.

"Aku paham."
.
.
.
.
.
.

Menjelang malam, Jungkook kembali ke markas rahasia tanpa Namjoon yang memilih menemui Seokjin. Tapi Jungkook tak sendiri karena Mingyu ikut bersamanya. Sahabat baiknya itu kembali setelah menyelesaikan misinya di Rusia. Mingyu yang sudah lama tak bertemu Jungkook langsung merangkul bahu sang sahabat setelah keluar dari mobil. Terakhir mereka bertemu sebenarnya Mingyu kesal karena Jungkook terlalu nekat. Tapi kini Mingyu sudah melupakan kekesalannya. Ia hanya khawatir.

"Jaga sikapmu. Putra menteri Kim ada disini." Ucap Jungkook jengah akan sikap Mingyu yang entah kenapa jadi manja padanya.

"Benarkah?"

Alih-alih membuat Mingyu segan yang ada sahabatnya itu tambah semangat kemudian meninggalkan dirinya. Mingyu sedikit berlari masuk ke dalam markas meninggalkan Jungkook yang mengernyit heran melihat tingkah sahabatnya itu.

Didalam markas Jungkook melihat Mingyu nampak menyapa akrab Taehyung yang sedang duduk di sofa sambil makan cemilan. Jungkook duduk disalah satu sofa yang berhadapan langsung dengan Taehyung dan juga Mingyu yang tak tahu malu mengambil cemilan milik Taehyung.

"Aku tak tahu jika kau mengenal tuan muda Kim." Ucap Jungkook sembari memperhatikan tingkah Mingyu yang sedikit tak sopan duduk disebelah Taehyung.

Sang tuan muda hanya tersenyum kalem melihat tingkah Mingyu yang sedikit pecicilan. Mingyu hanya cengengesan.

"Aku mengenal tuanmu ini ketika aku menjenguk dirimu di rumah sakit. Kau tak tahu karena waktu itu kau koma."

Jawaban Mingyu membuat Jungkook sedikit terkejut tapi berhasil ia tutupi. Taehyung sendiri hanya mengangguk membenarkan.

"Ah aku lelah. Aku akan mandi dan langsung tidur"ucap Mingyu yang tiba-tiba berdiri sambil merenggangkan tubuhnya yang kaku.

"Kau mandi di kamar Hobi Hyung. Kamarku sementara waktu untuk tuan muda Kim."

Mingyu terdiam sejenak kemudian melihat Taehyung dan Jungkook bergantian.

"Apa kalian tidur bersama?" Tanya Mingyu dengan polosnya yang dihadiahi lemparan bantal sofa oleh Jungkook yang tepat mengenai wajahnya.

Mingyu  yang sadar Jungkook sedang kesal langsung berlari menuju kamar Hoseok. Menghindari kelinci ngamuk. Sementara Taehyung terbatuk-batuk karena tersedak cemilannya. Jungkook yang sadar kondisi tuan mudanya segera memberikan softdrink yang berada diatas meja didepannya.

Dengan rasa khawatir Jungkook menyodorkan minuman yang sudah dibuka tutupnya itu tepat didepan bibir Taehyung. Tuan muda Kim itu langsung meminumnya tanpa tahu jika wajah mereka sangatlah dekat. Jungkook duduk disebelah Taehyung tanpa ia sadari. Setelah batuknya reda Taehyung baru menyadari jika ia bisa melihat wajah Jungkook sedekat itu wajah Taehyung memerah.

"Anda baik-baik saja tuan?"

Ucapan Jungkook bagai slow motion di mata Taehyung. Bagaimana bibir tipis Jungkook mengeluarkan kata-kata yang membuat Taehyung terpaku tanpa bisa menjawab. Mengingat kejadian tadi pagi yang tak bisa ia lupakan. Rasa manis bibir Jungkook masih bisa Taehyung rasakan. Sedangkan Jungkook tidak tahu apa yang telah terjadi antara dirinya dengan sang tuan muda.

"Tuan..."

Taehyung tersentak dan dengan canggung berdiri tiba-tiba kemudian memasuki kamar meninggalkan Jungkook yang bingung sendirian. Hoseok yang melihat dari jauh hanya bisa  menampilkan ekspresi datar.

"Dasar bodoh."

Gumam Hoseok seorang diri tanpa ada seorangpun yang mendengarnya. Sementara Jungkook hanya menghela nafas lelah melihat tingkah Mingyu dan Taehyung yang tidak ia mengerti.

Suasana markas sedikit berwarna akan kehadiran Mingyu. Di sofa ruang tengah ada Hoseok dan Taehyung yang sedang duduk menonton televisi sembari menunggu Jungkook dan Mingyu yang sedang memasak Ramyun. Sayup-sayup terdengar candaan Mingyu yang membuat Jungkook kesal.

Tak lama kemudian Mingyu datang dari arah dapur memanggil Hoseok dan Taehyung untuk segera ke ruang makan. Ramyun telah matang dan didampingi dengan beberapa kaleng soda untuk mereka berempat diatas meja makan.

Mereka berempat menikmati hidangan seadaanya itu dengan hikmat. Meski Jungkook sedikit tak enak dengan Taehyung selaku tuannya. Tapi, Taehyung sendiri tak pernah mempermasalahkannya. Justru ia merasa senang mendapat suasana yang baru juga teman baru. Sejak dulu temannya hanya dari orang dengan latar belakang yang sama. Terkadang yang dikatakan teman tak murni untuk berteman.

Acara makan mereka berempat diselingi candaan Mingyu yang suka mengusili Jungkook. Terkadang dibalas delikan tajam oleh Jungkook tapi terlihat menggemaskan di mata mereka bertiga.

Melihat suasana yang menyenangkan itu, hati Mingyu sebenarnya sedikit sakit. Mingyu merindukan sosok Yugeom. Andai sang sahabat masih ada tentu akan lebih menyenangkan. Sedangkan Taehyung sedikit terkejut melihat banyaknya ekspresi pada wajah Jungkook yang nampak semenjak Mingyu datang. Meski tak tertawa tapi Taehyung dapat melihat beberapa kali bodyguard manisnya itu tersenyum meski singkat. Rasanya Taehyung ingin selalu melihat senyum di wajah Jungkook yang mungkin sangatlah langka baginya.

Tepat pukul dua belas malam sebuah telepon dari Namjoon membuat mereka semua siaga termasuk Taehyung yang mendengar keributan dari dalam kamarnya. Dan Jungkook dengan raut khawatir mengajak Taehyung segera pergi dari markas. Tapi mereka semua terlambat. Beberapa tembakan beruntun mengarah pada markas mereka dan menghancurkan beberapa bagian bangunan. Tembakan berhenti dan itu tak mereka sia-siakan. Hoseok membawa sebuah tas berlari secepat mungkin bersama Mingyu yang melindungi dari belakang menuju garasi bawah tanah.

Jungkook kemudian menyusul bersama Taehyung menuju garasi. Baik Mingyu maupun Jungkook langsung membuka ruang penyimpanan senjata milik mereka di garasi. Mengambil beberapa senjata api disertai peluru dalam jumlah banyak. Hoseok yang sudah berada dalam mobil membuka laptopnya yang disimpan dalam tas mencoba menganalisa keadaan. Setelah itu Mingyu berada di kursi pengemudi dan Jungkook disampingnya siaga membawa sebuah senjata bagi seorang penembak adalah senjata yang berbahaya. Senjata yang memiliki kemampuan optik dalam kondisi gelap maupun terang untuk menembak musuh di medan perang.

"Dari arah jam 6 ada 3 orang, arah jam 11 ada 4 orang, arah jam 3 ada 2. Tidak diketahui menggunakan senjata apa karena kondisi diluar sangat gelap."

Ucapan Hoseok dijawab anggukan kepala oleh Mingyu dan Jungkook. Sedangkan Taehyung yang tak tahu menahu hanya bisa diam dan duduk dibelakang kursi pengemudi mendengarkan semua. Mereka berempat siap meninggalkan markas menggunakan mobil Taehyung yang sudah didesain khusus dan juga telah diperbarui kemampuannya. Tanpa sepengetahuan Taehyung tentunya.

Ketika pintu garasi terbuka, tembakan yang memekakkan telinga mulai terdengar tanpa henti menghujam pondok ditengah hutan itu.
.
.
.
.
.
.

TBC

MY CUTE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang