act. 15

18.6K 1.9K 35
                                    

Hembusan nafas cepat keluar dari mulut Jungkook. Kondisi tubuhnya yang belum pulih sempurna pasca koma dan efek obat penenang masih ia rasakan. Jungkook mendudukkan dirinya disalah satu bangku taman yang masih dalam lingkungan rumah sakit. Kakinya belum kuat melangkah jauh dan pening melanda kepalanya.

Wajah Yugeom yang tersenyum saat menyelamatkan dirinya membuat Jungkook mengerang frustasi. Rasanya baru kemarin mereka makan siang bersama dan dengan mudahnya sahabatnya itu membuat dirinya kesal tetapi tersenyum disaat bersamaan.

Jungkook masih ingat kata-kata terakhir Yugeom sebelum akhirnya ia pingsan.

"Aku mencintaimu Jeon Jungkook."

Kedua tangan Jungkook menjambak rambutnya frustasi. Mengingat Yugeom membuat air matanya kembali mengalir. Dan sebuah dekapan hangat membuat Jungkook semakin tak bisa mengendalikan emosinya. Dekapan milik sang jendral.

"Lepaskan Jungkook. Kau membutuhkannya."

Ucapan Namjoon kembali memecahkan tangis seorang Jeon Jungkook yang terkenal dingin. Untuk kali ini Jungkook melepaskan topeng tegarnya.
.
.
.
.
.

Seminggu berselang, Jungkook diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Jungkook memilih tinggal bersama Hoseok ditengah hutan. Disana juga ada Mingyu yang memilih ikut menemani sang sahabat.

"Kurang dari satu bulan lagi presiden akan melakukan pertemuan dengan petinggi Korea Utara diperbatasan.'' ucap Mingyu yang menempatkan dirinya disebelah Jungkook yang sedang membersihkan senjata apinya.

"Aku benci politik" Hoseok yang sedang sibuk mengotak-atik komputernya membalas sinis.

Mingyu menggeleng maklum sedangkan Jungkook hanya diam.

"Apa kau akan kembali mengawal anak menteri Kim?" Tanya Mingyu pada Jungkook yang masih sibuk dengan senjatanya.

"Ya. Aku akan menyelesaikan tugasku" jawab Jungkook tegas.

"Tapi.." Mingyu hendak protes tapi kemudian terdiam ketika Jungkook menatapnya tajam.

"Aku bukan orang yang lemah Kim. Aku masih bisa membunuh orang meski dengan jarak yang sangat jauh sekalipun"

Dan pintu kamar yang Jungkook tempati tertutup dengan debuman  yang keras. Hoseok hanya bisa menggelengkan kepalanya heran. Jungkook yang sekarang nampak emosional tak setenang dulu.

"Hah...apa aku salah bicara?" Mingyu mendesah lelah sambil bersandar lemas pada sandaran sofa.

"Tidak. Mungkin ia sedang PMS." Hoseok membalas asal yang ditanggapi kekehan geli dari Mingyu.

"Mungkin ucapanku seolah meremehkan dirinya. Aku tau dia kuat. Aku hanya khawatir."

Hoseok tersenyum mendengar kata-kata Mingyu.
"Kau memang sahabat baiknya"

Mingyu terkekeh mendengar pujian yang dilontarkan Hoseok.

"Terima kasih Hyung."
.
.
.
.
.
.

Suatu pagi yang cerah Jungkook mengendarai mobilnya menuju kediaman menteri Kim Daehyun setelah dinyatakan pulih sepenuhnya.

Jungkook cukup merindukan suasana rumah kediaman Kim. Jungkook melangkahkan kakinya memasuki kediaman sang menteri yang masih sepi karena pemilik rumah belum memulai aktivitasnya.

"Jungkook?kau kah itu?" Suara laki-laki yang  berdiri ditangga menginterupsi langkah Jungkook.

Baekhyun yang baru bangun terkejut melihat bodyguard anaknya yang dinyatakan sakit dan koma di rumah sakit kini sedang berdiri tegap dihadapannya. Dengan sedikit berlari Baekhyun menghampiri Jungkook dan langsung memeluk anak itu erat.

MY CUTE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang