act. 26

17.4K 1.6K 26
                                    

Pagi menjelang dan suasana di perbatasan nampak lalu lalang polisi maupun tentara yang mengamankan pertemuan langka antara presiden Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara. Namjoon nampak gagah dengan pakaian lengkap militer miliknya mendampingi sang menteri pertahanan berjalan menuju sebuah ruangan tempat Suho menunggu sebelum acara di mulai. Tetapi ditengah perjalanan menemui Suho mereka berpapasan dengan Chanyeol yang berjalan dengan angkuh. Daehyun dan Chanyeol sama-sama berhenti kemudian saling menatap. Ada percikan api tak kasat mata pada pandangan mereka. Tersirat rasa marah pada tatapan mata Daehyun ketika melihat Chanyeol yang terlihat mengejeknya.

"Jendral Kim, bisakah kau meninggalkanku dengan menteri Kim sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan dengannya." Senyum Chanyeol dengan suara beratnya.

Ucapan Chanyeol membuat Namjoon menegang. Firasat pemilik IQ 148 itu sangat buruk. Namjoon dan Daehyun saling berpandangan, anggukan kepala Daehyun memaksa Namjoon untuk menyetujui permintaan salah seorang elit politik yang berseberangan dengan pemerintah itu. Langkah kaki Namjoon rasanya berat meninggalkan Daehyun seorang diri dengan Chanyeol yang ia ketahui sebagai salah seorang yang berbahaya. Orang yang kekuasaannya menyamai seorang presiden meski dibalik layar. Langkah kesembilan Namjoon membalikkan tubuhnya untuk melihat sang menteri pertahanan yang sudah dianggap seperti ayah sendiri itu untuk memastikan bahwa sang menteri baik-baik saja. Dan senyum sang menteri sedikit menenangkan dirinya.

"Aku akan memastikan semuanya berjalan dengan lancar" batin Namjoon memantapkan langkahnya menemui sang presiden yang telah menunggu.
.
.
.
.
.

Kecepatan mobil SUV yang memiliki banyak bekas tembakan itu begitu tinggi membelah jalanan. Mingyu mengendarai mobil itu dengan kegilaan super mengingat misi mereka belum usai. Tujuan mereka adalah pangkalan militer milik angkatan udara. Markas rahasia mereka kini hancur akibat penyerangan secara tiba-tiba. Tempat teraman sekarang hanyalah markas militer yang berjarak cukup dekat dengan markas rahasia mereka.

Hoseok tanpa terganggu masih memantau keadaan melalui layar laptopnya. Dia cukup kesal dengan cracker yang bermain-main dengannya.

"Darimana mereka tahu markas kita Hyung?" Tanya Mingyu sembari fokus menyetir.

Taehyung melirik pria disebelahnya yang mengerutkan alisnya begitu dalam. Bibirnya memberengut menahan kesal.

"Ada seorang yang berhasil memindai tempat kita. Dia sama sepertiku dan dia berada di pihak musuh."

Jawaban Hoseok membuat semuanya terdiam. Meski hampir terlambat, telepon dari Namjoon berhasil menyelamatkan mereka semua.

"Tapi kenapa mereka repot-repot mencari keberadaan kita?"

Kali ini Taehyung yang bertanya dengan rasa penasaran yang tinggi. Hoseok nampak menghembuskan nafasnya pelan sedangkan Jungkook dan Mingyu hanya bisa diam membiarkan Hoseok yang menjawabnya.

"Yang sebenarnya yang mereka incar adalah kau Taehyung."

Mata Taehyung membulat terkejut mendengar jawaban pria disampingnya itu.

"Kenapa?"

Hoseok menutup laptopnya pelan kemudian memandang Taehyung dalam-dalam.

"Ayahmu adalah calon terkuat pemilihan presiden selanjutnya. Dalang penculikan tuan Baekhyun sama dengan yang merencanakan pembunuhan dirimu beberapa kali."

Taehyung hanya bisa mematung mendengar jawaban Hoseok. Taehyung masih ingat dari kecil ia memang sudah dikawal meski ia sangat kesal karena merasa terkekang. Taehyung tak tahu jika sang ayah ingin ia selalu aman. Jungkook yang berada disamping kursi pengemudi hanya mampu mengeratkan tangannya pada senjata api yang ia pegang tanda ia sangat marah.

MY CUTE BODYGUARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang