24. Rencana Malam

929 37 6
                                    

"Nggak usah sok malu. Nanti hilang lagi, baru tahu rasa kamu"

"Kak Veeer!!" gadis kecil yang kini tengah memakai sepatu hitam bertali itu berteriak memanggil nama Verdi setelah melihatnya beranjak keluar dari rumah.

Vanya langsung memakai sepatu dengan cepat kemudian menyusul keberadaan kakaknya. Dengan rambut yang masih acak-acakan, serta tas gendong yang hanya tersampir di bahu kanan. Membuat Vanya seperti tidak begitu terurus.

"Kak tungguin bentar, gue lupa bawa uang jajan!!" mendengar ucapan itu, Verdi mendengus kesal. Bisa-bisa ia terlambat mengikuti ujian terakhirnya hari ini.

"Dasar. Cepetan!!" bentak Verdi setelah Vanya pergi ke kamarnya untuk mengambil uang saku.

"Siap, ayo kak!"

Verdi segera memainkan motor ninjanya setelah melihat Vanya sudah duduk di jok belakang. Ia melaju dengan kecepatan yang relatif sedang dikarenakan suhu disini masih terlalu dingin.

"Kak tadi gue cuma nemu duit lima ribu. Kurang kak, tambahin ya?"

"Kenapa nggak minta papa sih? Ini duit gue habis." balas Verdi dengan tatapan masih menghadap jalanan.

"Tambah duapuluh ribu aja kak! Pelit amat sih. Uang jajan kakak kan masih banyak, tadi gue lihat ada satu gepok di dompet lo, kak." tawar Vanya dengan sedikit murung, becanda. Tetapi masih bisa dilihat Verdi dari kaca spionnya.

"Ck! Iya... Iya, nih. Jangan dihabisin!" pesan Verdi setelah mengambil duit di saku jaketnya.

"Nah gitu dong baru kakak gue. Makasih." senyum Vanya merekah setelah mendapat uang lima puluh ribu dari Verdi. Lalu ia simpan di saku depannya.

"Begini terus."

"Gimana, kak, udah jadian sama Kak Dinda?" goda Vanya cekikikkan.

"Gue mau ujian, jangan bahas sesuatu yang bisa ganggu komsentrasi gue!"

"Elah gitu aja ngegas." canda Vanya lalu diam dan tersenyum.

**

Verdi sudah berada di kelasnya setelah mengantarkan Vanya. Cowok itu tak membuka buku sama sekali, pelajaran ujian kali ini hanyalah matematika, yang mana mata pelajaran yang sangat ia sukai dan sangat mudah menurutnya.

Maka tak heran jika teman-teman Verdi sangat solid dengannya. Verdi malah nampak asyik memainkan benda kecilnya, mengetikkan sebuah pesan untuknya yang jauh disana.

Verdi
Nanti pulang gue jemput.

Regal yang berada di belakang Verdi sempat berdehem setelah memergoki Verdi sedang menuliskan pesan itu untuk seseorang. Yang tak lama, ia mendapat tatapan heran dari teman-temannya.

"Woe! Kenapa lo? Keselek tawon? Ham hem ham hem mulu. Gue lagi serius belajar ini." galak Otong lalu mendapat tatapan disertai gelak tawa dari mereka.

"Bukan, Tong, keselek MANTAN!" kata Alex yang berada di samping Otong sambil menjitak kepala yang sudah terlihat botak itu. "Itu MANTAN lewat sama pacar barunya, yeh dia ditinggalin dan diphp doang." katanya sambil menekankan kata 'mantan' dihadapan Regal.

VerDinda [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang