Namjoon menghela nafas pasrah ketika buntelan di bawah kakinya kian berpegangan erat pada celana kain yang ia gunakan, lengkap dengan mata doe bulat yang berair dan rengekan yang semakin kencang sejak 15 menit yang lalu.
"Baby~ papa sudah terlambat bekerja, biarkan papa pergi hum?"
Jungkook si buntelan uwu hanya menatapnya bak kelinci terbuang, bibirnya mencebik kebawa sebelum terbuka lebar, "Huwaaa... papa papa! Huhuuuu..." kini tangannya terulur ke atas minta di gendong. Namjoon tentu hanya menurut, khawatir juga bayinya sulit bernafas jika terlalu lama menangis.
"Kenapa hum? Kookie ingin bermain dengan papa? Tapi papa ha-"
"Huwaaaa papapapapapa! Huks.."
Jika begini Namjoon mana tegaaaaaa, bayinya menatap penuh permohonan. Seolah Namjoon tidak boleh pergi selamanya, padahal ia hanya pergi bekerja seperti biasa.
Seokjin hanya menatapnya dari arah dapur, gemas bukan main. Tapi ia tak ingin ikut campur, biarlah suaminya yang mengurus. Lagipula, kenapa juga Namjoon tidak cuti saja sehari toh- perusahaan itu miliknya.
"Baby kau-"
"Huhuhuuu..." kini tangan gempalnya mengusak mata bulat itu penuh kasihan, menjadikan Namjoon semakin tidak tega.
Ya tuhan, menggemaskan dan mengharukan!
Namjoon mengerang sejenak, melonggarkan kembali dasinya dan melepas sepatu yang sudah ia cari susah payah.
Omong-omong, beberapa hari ini Jungkook kerap kali usil dengan menyembunyikan sepatu kerja Namjoon di dekat kotak mainannya atau di sudut rumah dekat vas bunga. Entah apa motif dibalik perbuatannya, namun itu sukses membuat Seokjin terpingkal-pingkal saat melihat suaminya bagai pujangga khawatir mencari harta karun hilang.
Dan kini Namjoon dan Seokjin paham, Jungkook mungkin merindukan Namjoon dan ia ingin bermain.
Meski nyatanya bukan hanya sepatu kerja Namjoon, sandal rumah Seokjin pun kerap kali hilang digondol si kelinci buntal.
"Cah, sekarang papa sudah bersamamu-" ia meletakan kembali ponselnya setelah meminta sang sekretaris untuk menggantikannya hari ini.
Demi anak.
"-baby ingin bermain apa hum?"
Jungkook tertawa lucu, menyembulkan empat gigi depannya yang baru tumbuh. Namjoon buru-buru menghujaminya kecupan, tangannya terulur mengusap air mata yang merata di pipi bayinya.
"Makan dulu baby~" Seokjin mendudukkan dirinya di space kosong, berhadapan dengan Jungkook yang membenamkan diri dalam pelukan Namjoon.
"Dia semakin besar dan aktif, bahkan ia sudah pandai meminta perhatian."
Seokjin mengangguk sebagai jawaban, dengan telaten menyuapi Jungkook bubur bayi. "Kita harus lebih peka lagi, kemarin Taehyungie menangis karena Kookie. Aku sampai harus membujuk Taehyungie supaya memaafkan adiknya."
"Eh? Memangnya kenapa?" Sekedar info, Taehyungie sangat pengalah dan menyayangi adik bayinya sepenuh hati. Dan Jungkook-
"Kookie menghancurkan puzzle Taehyungie karena penasaran, tentu itu cukup memancingnya menangis keras. Taehyungie sangat serius ketika memasang itu."
-ia sangat usil ternyata.
Namjoom dan Seokjin terkikik geli, membayangkan betapa lucunya Taehyung yang kesal sementara si pelaku perusak puzzle hanya berkedip polos.
"Kookie hanya meminta perhatiannya, ku rasa kita tak boleh lengah sedikitpun."
"Makanya aku memasang cctv ditiap sudut supaya apa? Jaga-jaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Family
Short StoryKeseharian Namjoon dan Seokjin serta kedua bayinya. Kim Namjoon 25 yo Kim Seokjin 27 yo (gs) Min Yoongi 26 yo (gs) Jung Hoseok 25 yo Park Jimin 24 yo Kim Taehyung 3 yo Kim Jungkook 1 yo