"AKU TIDAK SETUJU!"Hening melanda ruang keluarga Kim, Jimin disudut sofa sukses tercengang.
"Hah? Maksud eomma apa sih?" Tanya Namjoon gamblang.
Nyonya Kim memilih duduk di dekat suaminya sembari menggoda Jungkook. "Eomma tidak setuju jika hanya menghadiri pesta sehari akhir pekan nanti, inginnya besok sudah berada di rumah menantuku Seokjin."
"Loh pekerjaanku bagaimana yeobo?" Kini Tuan Kim yang dibuat bingung, bahkan ketika cucu gembulnya berpindah pangkuan ia tak bergeming. "Lagipula Jimin bilang pernikahannya masih seminggu lagi."
"Tidak mau tau, kau ini harusnya menikmati masa tua! Pekerjaanmu biar Tuan Kang yang ambil alih. Aku merindukan menantu cantikku!"
Iya. Lama tak berjumpa, eomma Namjoon tentu merindukan Seokjin. Ia bukanlah mertua yang menyebalkan, sebaliknya hubungan mertua dan menantu ini sangat harmonis. Bahkan kesayangannya pada Seokjin mungkin lebih bisa diterima dengan akal sehat dari pada Namjoon.
"Tapi-"
"Yeobo, kami para istri ingin reuni. Kebetulan Jimin akan menikah, sekalian saja." Kukuhnya lagi, bicaranya pada pria dewasa tapi tatapan gemasnya tertuju pada Jungkook.
"Kyahahhaa~" Dan Jungkook berkali-kali tertawa lantaran geli dikecupi terus.
Tuan Kim menyandar rileks pada sofa, jika para istri akan reuni sudah otomatis para suamipun akan turut andil.
Bilangnya bagaimana ya, mereka ini. Orang tua Namjoon, Seokjin, Jimin, dan Hosoek adalah sahabat seangkatan pasca muda. Mereka tak tau jika anak mereka menyatu sendiri tanpa dijodohkan, anak-anak tau jika orang tuanya adalah group setelah Namjoon menikahi Seokjin.
"Jimin akan memulai lembaran baru, lalu bagaimana dengan Hoseok ya? Masih betah menjomblo kah?" Tanya Nyonya Kim gamang, Namjoon melenggang ke arah dapur setelah melirik Jungkook yang mulai rewel. Jam tidur siangnya.
"Aku tak mengerti bibi, acap kali ditanya jawabannya selalu ingin memiliki bayi-bayi lucu mirip Taehyungie dan Jungkookie. Sudah otomatis tidak mungkin, tapi dia kukuh setidaknya minimal harus lahan yang berkualitas. Entahlah!"
Lalu timpukan bantal sofa mendarat sempurna pada wajah malaikat Jimin, ulahnya nyonya Kim.
"Kau menyamakan kaum wanita dengan lahan? Mau ku gorok kepalamu heh?"
"Yeobo, langue please. Ada bayi disini!"
Jika Taehyungie duplikatnya Namjoon, maka Namjoon adalah duplikatnya Tuan Kim. Tentu saja, kalau bicara dengan aksen bule. Mereka lama tinggal di amerika.
"Papapapa~ nyam~" Namjoon meraih Jungkook untuk ia timang, kasihan. Mungkin bayinya haus dan mengantuk, ia abaikan percakapan konyol ibu dan sahabatnya. Toh tidak penting, yang terpenting tentu bayinya.
"Kau haus sekali eoh? Susumu langsung tandas begitu, pantas gembul." Namjoon tidak tahan, berkali-kali bibirnya menyentuh pipi bulat Jungkook atau tangannya mencubiti gemas lengan dan kaki bayinya.
Lucu bukan main! Ia bahkan tidak lupa untuk memotretnya, kenapa sih dia jadi sangat soft jika soal anaknya.
Dulu Taehyung tidak segembul ini, anak itu memiliki bobot ideal anak seusianya. Cenderung kurus juga, jadi tidak bisa diunyel-unyel. Semakin besar juga Taehyung akan kesal jika diperlakukan seperti Jungkook.
Ia sudah mempatenkan bahwa dirinya gantleman! Manly! Dominan! Tidak sadar bahwa tingkahnyalah yang membuat orang lain mendadak keluh. Gemas bukan kepalang.
"Eunggghh~ papa~"
Sesaat setelah Namjoon meletakkan Jungkook diatas kasur, putra sulungnya justru merengek bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Family
Short StoryKeseharian Namjoon dan Seokjin serta kedua bayinya. Kim Namjoon 25 yo Kim Seokjin 27 yo (gs) Min Yoongi 26 yo (gs) Jung Hoseok 25 yo Park Jimin 24 yo Kim Taehyung 3 yo Kim Jungkook 1 yo