⠼⠛
"Whoa, Kim Taehyung," Hoseok hyung menyeringai sarkas saat ia melihat siaran malam di televisi. "Ternyata kau tidak sedang membuat lelucon."
Aku tersenyum dengan berat hati. Seharusnya aku minta maaf karena tidak memberitahu mereka terlebih dulu. Tapi nada sindiran itu membuatku bungkam. Aku kehilangan keberanian.
Sebenarnya aku sudah membicarakan ini kepada CEO Bang Sihyuk 3 hari yang lalu. Aku bilang padanya untuk tidak bilang kepada member karena aku ingin memberitahu perihal ini lewat mulutku sendiri. Ia mengiyakan. Tapi seseorang dari rapat tersebut berkhianat dan membocorkan kepergianku yang mendatang.
Aku menjadi pencarian nomor satu di Naver dan portal berita selama 40 jam dan masih berlangsung sampai sekarang. Aku tidak tahu darimana wartawan, jurnalis, dan sasaeng mendapatkan nomorku.
Aku sudah muak mendengar ponselku dipenuhi pesan mereka yang memintaku mengklarifikasi berita tersebut.
Dan sekarang, aku harus berbicara dengan kepala dingin kepada para member yang sedang memandangku dengan tatapan paling kecewa yang pernah kuterima.
"Apakah kita menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyaksikan ini, Taehyung?" Seokjin mendengus kesal. Ia tak memberiku kesempatan untuk menjelaskan. "Seandainya kau bilang terlebih dahulu kepada kami, kurasa kami tidak akan sekecewa ini."
Yoongi hyung berbaring di sofa dengan malas. Ia melirikku sekilas. Ia bahkan tidak melihat wajahku saat berkata, "Mungkin dia tidak bilang karena dia pikir kalian akan menghalanginya menikah," nadanya terdengar sinis.
Aku berusaha meredam emosi. Nada bicaraku masih berusaha sopan. Tapi aku yakin, mereka bisa dengar kalau ada emosi di dalamnya. "Demi Tuhan, hyung, bukan itu alasanku."
"Maaf, kalau kau sakit hati. Bukan itu maksudku," Yoongi tersenyum kecil. Ia menyindirku dengan kalimat yang kugunakan.
Oh. Terima kasih telah tidak membantu dan membuat ubun-ubunku meledak. Aku sudah tak peduli lagi dengan tali persaudaraan yang selalu disebut-sebut.
Semua kefrustrasian ini terlalu berat untuk kupikul. Langsung saja kutarik kerahnya dengan emosi yang meletup."Hyung," kataku berat dengan emosi naik turun yang kuredam susah payah. "Tolong jangan bicara seperti itu."
Yoongi melepas tanganku dengan kasar dan ia masuk ke kamar dengan dentuman pintu yang dibanting.
Seokjin menahan pergelanganku saat aku ingin mengejar Yoongi. "Kau tahu, Yoongi tak bermaksud bicara seperti itu. Kau memang bersalah tapi kau seharusnya tidak begini. Bukan dengan menyembunyikannya dari kami lalu tahu-tahu meledakkan bomnya di publik. Aku tidak bermaksud mendesakmu, tapi kau sangat mengecewakan kami semua."
"Kami bisa melakukan aktivitas tanpamu. Tapi jejak bekasmu itu akan menghalangi aktivitas dan menyebabkan penderitaan buat kami di masa depan," Hoseok ikut menambahkan dengan dingin. "Kau membunuh kami, Taehyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Cerulean Sea and The Sunset | salicelee.
Fanfic🏅 [#Wattys2020Winner] "Hari ini, 29 Maret 2029. Aku, Kim Taehyung, dinyatakan meninggal dunia pada usia 34 tahun." Gadis asing itu berkata kalau aku harus menemuinya pada malam tahun baru. Aku tak paham apa maksudnya, tapi dia bilang aku tak boleh...