14.Di Hukum

848 47 0
                                    

"huh...dengan ini barby menyatakan lelah" Ucap Azika Alay.

"Barby-barby, gak cocok Lo jadi barby" cibir Zisya.

"Cocoknya jadi boneka Annabelle" timpal Syarah.

Azika melotot mendengar nya.

"Weeehhh...ngajak gelud nih! Yok lah yok! Cari lapak?!" Sewot Azika, dia menaik-naikkan Lengan bajunya sampai ke pundak.

Tata menghela nafas, dia menepuk keningnya.

"Hadoohhh....Heh kalian gak bisa serius apa yak? Kapan selesainya ini hukuman kalo kalian ribut terus" gemas Tata.

"Aih! Capek juga ini woyyy.. nyapu halaman sebanyak ini? Yang bener aja? Di rumah aja gue jarang nyapu" Cerocos Zika kayak bebek.

"Itu karena Lo malas" cibir Syarah.

Azika lagi-lagi melotot, kok ya suka kali si Syarah ini mencibir dia sih??

"Kayak Lo enggak aja?!" Cibir Azika.

"Iya sihh" Cengir Syarah.

Dan pada akhirnya Azika gregetan, dia gigit-gigiti gagang sapu lidi.

Mereka itu lagi dihukum karena ribut di kelas, jadi mereka di hukum nyapu halaman belakang sekolah yang luasnya Nauzubillah getooohhh...

Ini aja mereka udah nyapu baru setengah, setengah nya lagi belum karena mereka masih capek.

Itu guru Fisika ya kok kejem gitu ya?

"Cowok-cowok kok gak ada pengertiannya gitu sih? Udah tau kita dihukum? Masa gak ada yang mau bantuin?!" Kali ini Zisya yang ngomel nyerocos.

Tata, syarah dan Azika yang menyaksikan Zisya ngomel sambil nyapu itu terpelongo.

Zisya jarang-jarang loh.. ngomel-ngomel kayak gitu?

"Wuaaahhh...daebakkk..daebakkk" Azika bertepuk tangan kagum.

"Heh Zika? Emang Lo tau arti Daebak itu apa?" Tanya Tata dengan berkacak pinggang.

Azika menggeleng polos yang membuat Tata menepuk keningnya.

Tak!

Syarah menghempaskan sapu lidi yang dia pegang ke tanah, setelah itu dia memilih untuk duduk di bangku yang ada di halaman belakang.

"Udah lahhh...gak kuat lagi gue..kejem amat itu guru" Gerutu Syarah.

Azika mengikuti Jejak Syarah, dia juga duduk di samping Syarah.

Zisya dan Tata saling pandang, lalu mereka juga mengikuti Syarah.

Dan akhirnya mereka duduk di bangku taman belakang dengan sempit-sempitan.

*****

"Gue yakin mereka pada ngamuk!" Komentar Arsya.

"Aihhh gue juga yakinnya sih gitu" timpal Rozy

"Takut gue kalo si Azika ngamuk, dia ngamuk kan udah kayak...." Bayangan Azika menabok dirinya terlintas begitu saja membuat Dika bergidik ngeri.

"Ya Allah...tolong Dika ya Allah" doa Dika seperti Baim.

"Aminnn" Sahabat-sahabat cowok mereka menimpali.

"Di halaman belakang Mereka gak ada guys, di mana coba?" Lapor Dilla.

Dika yang semula nya duduk langsung berdiri.

"Ha?! Masa gak ada sihh? Coba kalian telpon" Saran Dika.

Andini mencibir.
"Kok gak Lo aja coba? Lo kan cowoknya?" Cibir Andini.

Dika meringis sambil menggaruk kepalanya yang terasa gatal itu.

"Ya...maka dari itu gue cowoknya, you know lahhh" Senyum Dika jahil.

"Oii...pacar gue ini.." Ansyah posesif.

Dika mencebik.

"Sepupu gue dia, mau apa Lo?! Gak gue restuin nyaho Lo!" Ancam Dika

Seketika Ansyah sungkeman pada Dika.
Takut gak di restuin dia..

"Gue udah nge-WA Dia, katanya mereka lagi ada di Ruang Marching, ngadem!" Jelas Dilla sambil melihat layar hp.

Semua menoleh ke Dilla.

Bener-bener....

****

Dika langsung nyerobot masuk ke ruang marching, baru saja ingin berujar kepada Azika, Azika udah melotot.

"Diem!" Ketus Azika.

Azika dan kawan-kawan lagi duduk bersender di tembok dengan beberapa botol air mineral yang mengelilingi mereka.
Banyak banget?

"Maaf beb, kita ada alasan kok, kenapa gak bantu kalian" Ucap Dika.

"Apa?! Apa alasan kalian?!" Sewot Syarah.

"Itu...tadi ada ulangan Guys, makanya mereka gak bisa bantu, kita juga tadinya mau bantu, tapi Yaa gitu" jelas Andini.

Zisya mencebik dalam hati.
Dilla sama Andini mana mau bolos pelajaran? Mereka kan siswi-siswi pinter, mana mau bolos.
Banyak alasan!

"Hemm" Dehem Tata.

"Jangan marah dong Taaa" rengek Arsya.

"Bodo amat! Telinga gue pake baju! Ga denger" ucap tata judes.

Yang lain juga ikut judes.

Mereka pada menghela nafas dan mengelus dada, mengatakan dalam hati agar sabar. Ini salah mereka juga sih... Makanya para Cecan di hadapan mereka marah.

"Iya maaf...kita tau kita salah" setelah cukup lama terdiam, akhirnya Rozy membuka suara.

"Iya...maaf Yaa" ucap Arsya dan Dika bersamaan.

Azika, Zisya, dan Tata menghela nafas.

"Yaudah...iyaa" ucap mereka bertiga bersamaan.

Syarah mendengus.
Ini sih yang buat dia apes, gak ada pacar di dekatnya ituuu...nyesek juga ya? Di saat sahabat-sahabat nya kumpul di kantin sama pacar-pacar mereka, Syarah malah sendirian, udah kayak jones aja.

"Nasib ini mahh" sungut nya dengan mengelus dada.
Sabar Syarah...orang sabar pantatnya lebar:-)

Tengil+Tengil=Tengil kuadrat [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang