SPACELARA || Bintang

135 14 3
                                    

  Angkasa merebahkan tubuhnya ke kasur. Menatap langit langit kamar yang putih polos. Bayangan cewek jutek yang beberapa kali ia temui mendadak memenuhi pikirannya. Angkasa jadi senyum senyum sendiri membayangkan raut wajah jutek Elara.

"Kenapa gue jadi kepikiran tuh cewek jutek?!" gumam Angkasa. Pertanyaan yang ia tujukan untuk dirinya sendiri. "Cantik sih tapi juteknya minta diruqyah!"

Entah karena lelah atau emang sejuknya pendingin ruangan membuat Angkasa tertidur sangat pulas sampai Wulan yang hendak menyuruh Angkasa makan malam bersama mendadak diurungkan. Wulan menarik selimut Angkasa mencium kening Angkasa dan mematikan lampu kamar. Angkasa bukanlah anak yang berprestasi dalam akademik meskipun Angkasa cukup pintar dibeberapa mata pelajaran, Wulan juga tidak mempermasalahkan. Karena bagi Wulan, cukup menjadi seorang yang rendah hati dan peduli terhadap sesama. Angkasa adalah anak yang penyayang. Ia selalu memperdulikan dan mementingkan urusan keluarga teman dan orang-orang terdekatnya.

Pukul sepuluh lewat lima menit Angkasa terbangun ia mengambil Handphone yang berada diatas nakas. Banyak sekali notif pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari temen-temennya—— menyuruh Angkasa untuk datang ke rumah Arka.

Angkasa membuka pintu kamar Wulan, terlihat Wulan yang tidur pulas. Ayah Angkasa sedang bekerja diluar kota. Jadi yang tinggal di rumah hanya Wulan, Angkasa dan Kakak perempuan Angkasa. Bintang.

Bintang bagi Angkasa seperti Bundanya, begitu penyayang, apalagi Bintang adalah kakak perempuan yang cantik. Haha Jika tidak ada hubungan kakak adik mungkin Angkasa ingin memacari Bintang.

Angkasa hanya mengecek Bundanya sudah tidur atau belum, ternyata bundanya sudah tidur. Angkasa menutup kembali pintu dan turun ke lantai satu.

Di ruang tamu Angkasa bertemu Bintang yang sedang nonton tv.

"Kakak kok belum tidur?" tanya Angkasa

"Kamu sendiri mau kemana, Sa?" yang ditanya malah bertanya balik.

"Biasa dong." jawab Angkasa cengengesan.

"Jangan pulang malem-malem!"

"Jangan pulang malem-malem, berarti pagi boleh dong?"

Dasar Angkasa!

"Aku aduin bunda nih!"

"Ehh, iya iya kakak ku sayang."

Setelah mengucapkan salam Angkasa keluar dan menancap gas menuju rumah Arka.

Angkasa memakirkan motornya diteras rumah Arka, ternyata teman-temannya sudah banyak yang datang, pantas saja teman-temannya mengirimkan pesan rantai kepadanya.

Orang tua Arka sedang liburan dan di rumah hanya ada Arka dan pembantu rumah tangga.

"Wihh pak waket datang nih" Sem yang melihat Angkasa sudah datang terlihat paling gembira, pasalnya teman-temannya mengganggap Angkasa dan Sem adalah kembar yang terpisah atau lebih tepatnya Duo Absurd. Dua-duanya sangat absurd kalau sudah bertemu.

Mereka sedang berkumpul diruang tamu rumah Arka. Yang berkumpul dirumah Arka tidak hanya Sem, Ardhan, dan Gana ada juga Reno, Bima, Raffa, Maher dkk. Meskipun beda kelas mereka tetap selalu mengusahakan untuk kumpul bareng.

"Brisik lo! Kaya gak pernah liat cowok ganteng aja!"

"Ganteng darimana?" tanya  Sem

"Ganteng dari zigot!" jawab Angkasa enteng. "Nih yaa antara Bunda sama Kakak gue, gue yang paling ganteng!"

"Ya iyalah pea! lo kan laki sendiri" Ardhan jadi emosi sendiri sama pemikiran Angkasa.

"Sa, temenin gue ke kamar mandi yuk!" ajak Sem

"Ogah lo bukan cewek yang ke kamar mandi harus dianterin! Ganti kelamin dulu gih nanti Gana pasti mau nemenin."

Ucapan Angkasa sontak membuat gelak tawa semua teman-temannya. Gana yang ikut diseret sebagai bahan bercanda mengumpati Angkasa dan yang diumpati malah semakin tertawa keras.

Alhasil Sem pergi sendiri ke kamar mandi yang ada di ujung rumah. Sem adalah cowok penakut meskipun mempunyai badan yang cukup besar.
Arka pernah bercerita kalau ia pernah melihat penampakan seorang wanita di dekat kamar mandi. Dan Sem menjadi parno dengan cerita Arka. Sebenarnya di kamar Arka ada kamar mandi juga tapi sayang kamar mandi nya sedang dalam perbaikan.

"Oiya Sa ada yang nyariin kakak lo." ucap Reno salah satu teman Angkasa yang lain.

"Siapa?"

"Gana noh!"

"Ngapain nyariin kakak gue?"

"Sialan lo Ren!"

"Tadi katanya lo suka sama Bintang. Lain di mulut lain di hati lo!"

"Lo suka sama Bintang, Ga?" tanya Angkasa, raut wajahnya mendadak serius.

satu detik

dua detik

tiga detik

tidak ada jawaban.

Angkasa masih menunggu jawaban Gana. "Langkahin dulu mayat gue!" ucapan Angkasa lalu diakhir kata ia malah tertawa lepas.

"Muka lo tegang amat Gan. Tenang aja gue gak nglarang lo suka sama Kakak gue tapi gue bakal marah kalau dia sampai nangis gara-gara lo!"








A/N
——————
Jangan lupa pencet bintang dibawah:)

maapkeun kalo typo typo

thxu andddd
see you❤

Rosikhardhn

SPACELARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang