Hari ini hari pertandingan basket antar SMA Selora dan SMA Bakti Jaya, yang di laksanakan di SMA Selora. Angkasa dan Ardhan tengah bersiap-siap, lawan mereka kali ini cukup menantang. Bondan dari SMA Bakti Jaya sebagai kapten tim. Menantang bukan?
Pertandingan akan di mulai pukul 09.00 masih ada 45 menit lagi. Angkasa pamit kepada Ardhan akan ke toilet. Tapi sebenarnya Angkasa ingin menemui Elara.
Sebentar lagi jam istirahat tapi Elara belum juga keluar, Angkasa sudah menunggu di depan kelas XI Ips 1 hampir 15 menit.
Setelah guru yang mengajar keluar, Angkasa langsung masuk ke dalam. Kelas Elara cukup sepi jadi tidak ada yang berkata aneh-aneh lagi.
"Lo sibuk?" tanya Angkasa setelah duduk di sebelah Elara.
"Sibuk banget!" suara bariton yang mulai dengan tidak sengaja Elara hafalkan membuat Elara membuka mata. Elara menjawabnya tanpa mau menganggkat kepala.
"Sibuk ngapain? Sibuk tiduran?"
Elara langsung bangun karena merasa tersindir perkataan Angkasa. Elara kaget karena Angkasa datang dengan jersey anak basket berwarna putih, kepalanya di ikat dengan headband warna hitam.
"Mau apa?" tanya Elara salting karena melihat penampilan Angkasa.
"Temenin gue, gue gak semangat nih kalo gak ada yang nyemangatin." ucap Angkasa sedikit lebay. Ini sedikit berlebihan karena sebenarnya Anak Attengger sudah nangkring di atas trimbun buat nyemangatin Angkasa juga tim yang main.
"Lo mau tanding basket?"
"Enggak! Gue mau tanding main bekel!"
"Lo harus nonton gue paling depan, oke?"
"Apa untungnya gue nonton lo tanding?" Elara menaik kan sebelah alisnya.
"Untungnya mmm.. ya elo bisa liat gue tanding basket."
"Males!"
"Gue bakal turutin lo 1 permintaan, apa aja deh terserah." Angkasa mencoba membujuk Elara, entahlah berhasil atau tidak.
Elara berpikir sejenak, menarik sih. Dengan sebuah permintaan Elara bisa membuat Angkasa jauh-jauh darinya.
"Yaudah!"
"Yaudah apa nih? iya apa enggak?" Sebenarnya Angkasa sudah tahu kalau Elara akan mau. Pura-pura tidak tahu saja.
Elara berjalan keluar kelas, lalu Angkasa mengekor sambil tertawa di belakang Elara.
Angkasa mencekal tangan Elara yang terus saja berjalan tanpa menoleh pada Angkasa yang mengajaknya bicara.
"Apa lagi?" tanya Elara, tingkat emosinya sudah mencapai ubun-ubun.
"Satu lagi, lo harus bilang semangat ke gue." Angkasa memang pandai membuat orang naik darah.
"Nglunjak lo!"
"Udah buruan"
"Semangat!" ucap Elara lirih dengan wajah datarnya.
Angkasa menah tawa, tapi tetap saja tidak mau menyia-nyiakan moment seru menggoda Elara.
"GAK DENGER!" seru Angkasa.
"SEMANGAT ANGKASA!" Elara berteriak tepat di telinga Angkasa.
☃☃☃
Elara tidak terlalu menuruti kemauan Angkasa yang sangat menjengkelkan. Elara bersama Lala mononton di bagian tengah trimbun. Pertandingan belum di mulai para pemain dari SMA Selora sedang di beri arahan oleh Pak Bambang.
Anak-anak Attengger memenuhi trimbun bagian depan menyemangati para pemain terutama Angkasa dan Ardhan dengan penuh ke absurd an. Sem yang paling semangat, Sem dengan semangat 45 memukul galon yang entah ia dapat dari mana.
Trimbun penonton pun tidak banyak yang kosong, dari SMA Bakti Jaya banyak yang datang untuk memberikan semangat pada tim mereka.
Tidak lama kemudian pertandingan dimulai. Sejauh ini pertandingan berjalan dengan baik, tapi sepertinya Bondan dari SMA Bakti Jaya bermain dengan terus menguasai bola tanpa mau berkerjasama.
Lalu kenapa dengan Angkasa yang malah terlihat cengengesan. Saat akan mendribel bola Angkasa hampir terjungkal dan bolanya dengan mudah di rebut oleh lawan.
Kejadian Angkasa yang hampir terjungkal terjadi beberapa kali, penonton yang awalnya terlihat serius kini malah bersorak ria melihat wajah konyol Angkasa. Fokus Angkasa.
Pertandingan putaran pertama tidak ada yang bisa memasukan bola. Skor sama.
Angkasa duduk dengan pandangan menatap Elara yang juga tengah duduk di trimbun. Tetap sama, Elara dan muka juteknya. Angkasa dibuat senyum-senyum sendiri.
Setelahnya pertandingan dimulai kembali. Penonton bersorak menyemangati tim mereka. Saat ingin mengejar bola Angkasa tidak sengaja melihat laki-laki berseragam SMA Selora menghampiri Elara. Siapa?
Nampaknya Elara sangat senang bertemu dengan laki-laki itu, terlihat dari Elara yang terus tersenyum tipis tapi terlihat sangat tulus. Menyebalkan!"Angkasa!"
Teriakan Ardhan membuat Angkasa menengok ke samping. Ardhan melempar bola ke Angkasa. Tanpa babibu Angkasa langsung melempar bola ke dalam ring sebagai ungkapan cemburu? iya mungkin Angkasa cemburu, yang jaraknya lumayan jauh. Dan tanpa di duga bola masuk ke ring!
Sem dkk berteriak sangat kencang. Tapi tidak dengan Angkasa yang hanya memasang wajah biasa-biasa saja. Pertandingan selesai tim dari Bondan harus menerima kekalahan.
"Sekolah kita menang, Dhan, masak lo gak mau traktir kita yang udah teriak-teriak nyemangatin?" ucap Sem seperti memberi Ardhan kode.
"Alah belagak pake kode-kodena lo, Sem!" Ardhan sangat tahu apa yang Sem maksud, "Yaudah kalian boleh makan di kantin sepuasnya, sebagai perayaan kemenangan sekolah kita! Gue yang bayar."
Saat semua merayakan kemenangan dengan makan-makan gratis di kantin, Angkasa berniat untuk pulang. Angkasa sudah mengganti pakainnya Kaos putih polos dan celana panjang abu-abu.
Angkasa sengaja tidak menyapa Elara yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Angkasa hanya berhenti tanpa mau menoleh, lalu kembali berjalan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Melihat Elara dengan laki-laki lain membuat Angkasa sakit hati.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACELARA [On Going]
Teen FictionGanteng, suka senyum, jailnya minta ampun sampai kelakuannya yang absurd tingkat dewa. Paket komplit. Siapa lagi kalau bukan Angkasa. Si ketua geng yang kocak nan konyol. Bercita-cita ingin merasakan cinta pertamanya. Bertemu Elara si cewek jutek me...