SPACELARA || Sebuah Pelukan?

91 9 0
                                    

Anak kelas duabelas lagi-lagi harus mengungsi di kantin lantai bawah. Renovasi kantin lantai atas masih belum selesai. Jadilah anak kelas sepuluh dan sebelas harus mau berbagi tempat dengan kakak kelas mereka.

Angkasa yang baru menyantap bakso di bangku paling pojok terhenti karena kedatangan seorang cewek. Fanya.

"Hai, Angkasa." sapa Fanya basa-basi.

"Hai, Fanya." bukan Angkasa yang menyapa balik Fanya tapi Sem.

Fanya hanya memutar bola mata.

"Mau ngapain?" tanya Angkasa to the poin.

"Cuma mau ketemu lo aja. Tumben makan bakso biasanya makan nasi uduk." Fanya duduk di depan Angkasa dan membuat Angkasa bertambah sebal.

"Siapa bilang gue makan bakso? orang gue baru makan kuah bakso." ucap Angkasa menyeruput kuah bakso.

"Angkasa! Gue serius suka sama lo! Gak bisakah lo nerima gue?" tidak ada yang tidak tahu tentang seorang Fanya Aurora yang menyukai ketua Attengger. Perjuangan Fanya untuk mendapatkan Angkasa sangat susah. Angkasa sulit di tebak sangat tidak bisa di gapainya.

"Gue gak suka disukain sama lo!" jawab Angkasa tanpa menatap Fanya.

"Lo harus jadi pacar gue Angkasa!" ucapnya Fanya.

"Perasaan gue biar jadi urusan gue! Lo gak berhak ngatur!" ucap Angkasa final.

"Gue tahu itu. Tapi gue boleh minta tolong gak?" 

"Gue sibuk."

"Gue gak bawa mobil, lo bisakan nganterin gue pulang?"

"Terus kakak gue mau tarok dimana?" tanya Angkasa, kalau Fanya pulang dengannya lalu Bintang bagaimana, sebenarnya itu hanya alibi Angkasa saja, toh Bintang sudah bilang kalau ia pulang dengan temannya.

"Yaa, ngggg suruh naik taxi aja!"

"Gila aja lo! kenapa gak lo aja yang naik taxi?"

"Sekali aja! Lo harus tetep nganterin gue pulang."

"Ihh Ogah!" Angkasa langsung pergi dari kantin, lama-lama muak dengan sikap centil Fanya.

Fanya yang melihat Angkasa melangkah pergi, ikut mengejar dan terus saja merengek supaya Angkasa mau mengantar pulang. Tapi Angkasa tetap pada pendirian untuk tidak mengantar Fanya pulang, ralat untuk tidak menuruti ke modusan Fanya.

Angkasa risih Fanya terus mengikutinya. Hanya satu tempat yang Fanya tidak akan bisa masuk. Angkasa masuk ke kamar mandi cowok.

Ini cewek bener-bener yaa,

"Eh, eh, lo mau kemana?! gue mau boker lo mau tetep ngintilin gue juga?" tanya Angkasa nada suaranya meninggi.

"Ya udah gue tunggu di luar."

"Serah lo!"

Sudah hampir 15 menit Angkasa berdiam diri di dalam kamar mandi. Sepertinya Fanya masih belum menyerah untuk menunggu Angkasa.

"Udah, Sa?" tanya Fanya.

Angkasa tidak menjawab, ia langsung meninggal Fanya.

"Ihh Angkasa ditanya juga!"

"Kenapa harus tanya kalo udah tau jawabannya!" kata Angkasa tanpa menatap lawan bicara, "Lo ngapain sih ngintilin gue mulu, sana lo masuk kelas entar lo dihukum, gue juga mau masuk kelas!" lanjut Angkasa.

"Di hukum juga gapap, kalo dihukum kan gue bisa deket-deket sama lo!"

Angkasa menatap ke arah Fanya dengan raut marah. Wah Fanya sukses membuatnya marah?

SPACELARA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang