"Kak, mau kemana cantik banget? Mau balik ke kayangan ya?" tanya Angkasa menghampiri Bintang yang baru saja turun dari kamar.
"Mau ke sekolah ada materi tambahan, Kenapa emang?"
"Nggak papa cuma mau nanya. Mau aku anterin?"
"Gak usah kakak udah pesen taxi. Kakak berangkat ya Angkasa?"
"Tunggu bentar, Kakak pernah di ajak nonton sama cowok?"
"Pernah" jawab Bintang terbata.
"Dia ngajaknya gimana?"
"Hah?"
"Cara dia ngajak gimana?" Angkasa mengulangi pertanyaannya.
"Kok tiba-tiba nanya kayak gitu? Jangan-jangan kamu mau ngajak cewek kamu nonton yaa?"
Skakmat Angkasa.
"Enggak!" jawab Angkasa terlalu cepet.
"Besuk kenalin ke kakak ya?" Bintang menepuk pundak Angkasa, "Kakak berangkat!" lanjut Bintang berjalan keluar rumah.
"WALAIKUMSALAM WAROHMATULOHI WABARAKATUH" teriak Angkasa nyaring.
"Demar!" teriak Wulan
Seketika Angkasa langsung menutup kedua telinganya. Bisa-bisa kupingnya lepas mendengar terikan Bundanya.
"Apa bun? Kuping Demar masih dua bun, gak usah teriak-teriak!" teriak Angkasa tak kalah kecang.
Wulan yang semula berada di dapur langsung menghampiri Angkasa yang berada di ruang tamu.
"Demar udah bunda bilang jangan teriak-teriak di dalem rumah! Mau bunda jahit mulut kamu?" cerca Wulan dengan berkacak pinggang
"Kan bunda manggil aku yaudah Demar jawab, Demar teriak kan jarak antara kita jauh bunda di dapur aku di ruang tengah." Angkasa mencoba mencari alasan yang sedikit masuk akal.
"Beneran bunda jahit ya mulut kamu!"
"Iya bunda maapkeun!" Angkasa menyatukan kedua tangannya lalu nyengir bak orang gila kumat dan Wulan kembali ke tempat semula.
☃☃☃
"Masih 15 menit lagikan dimulainya?" tanya Bintang kepada temannya- Vera yang duduk di sampingnya.
Vera menaikan kacamata nya yang melorot,"Iya, emang lo mau kemana?"
"Mau beli minum bentar."
Bintang berjalan menuju kantin dengan sedikit terburu-buru takut jika guru yang mengajar sudah datang. Bisa kena marah karena terlambat.
Di kantin tidak terlalu ramai jadi tidak perlu berdesak-desakan.
"Bu, air meneralnya satu ya."
Penjual memberikan satu air mineral ke Bintang, "Ini neng"
"Berapa, Bu?"
"Tiga ribu aja."
Bintang mulai panik karena tidak menemukan selembar uang pun di dalam saku celananya. Dia juga lupa membawa dompet. Tidak mungkin juga ia tidak membayar atau mengembalikan minuman yang sudah ia beli.
"Ini, Bu, tiga ribu kan?" seorang cewek dengan senang hati membayar minuman yang Bintang beli.
"Lahh kamu cewek yang kemarin ngobatin luka aku kan?"
Elara mengangguk tak lupa memberika senyum manisnya.
"Makasih ya nanti aku kembaliin kok."
"Santai aja, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
SPACELARA [On Going]
Teen FictionGanteng, suka senyum, jailnya minta ampun sampai kelakuannya yang absurd tingkat dewa. Paket komplit. Siapa lagi kalau bukan Angkasa. Si ketua geng yang kocak nan konyol. Bercita-cita ingin merasakan cinta pertamanya. Bertemu Elara si cewek jutek me...