"Kenapa muka lo? Udah jelek kali gak usah dijelek-jelekin!" ucap Sem pada Ardhan yang baru saja ikut bergabung duduk didepan kelas.
"Sialan lo, Sem!" balas Ardhan.
Angkasa merogoh saku celana dan mengeluarkan uang lima ribuan, "Nih gak usah sedih gitu, Dhan! Sumpah muka lo jelek banget!"
"Lima ribu gue juga punya kali!" kesal Ardhan.
"Yaudah nih gue tambahin!" Sem memberikan uang duaribuan kepada Ardhan.
"Lo kira gue gak punya duit apa?"
"Oiya horang kaya!" ucap Angkasa, Sem dan Agana bersamaan.
"Emang!" balas Ardhan tanpa ragu.
"Gaya lo kayak udah bisa beli gunung aja!" ucap Angkasa.
"Ya kali gunung bisa dibeli!"
"Makanya gak usah belagu, diatas langit masih ada Angkasa!" kali ini Agana ikut menyaut.
"Masuk pak Agana!"
"Random baget." kata Ardhan jengah.
"Oiya! Lo kenape kemarin marah banget Elara di bully? Jangan.. jangan!" Kata Agana dengan jari telunjuknya yang menunjuk Ardhan.
"Wah gila ngajak duel sama Angkasa lo?" tanya Sem .
"Gak lah bego!"
"Terus kenapa?" tanya Sem kepo.
"Angkasa sama Arka taulah. Tanya aja males gue!"
Angkasa, Arka, dan Ardhan dulu adalah teman sewaktu SMP dan dipertemukan lagi sekarang. Angkasa dan Arka tahu alasan kenapa Ardhan semarah itu kemaren. Dan Ardhan tidak pernah bercerita tentang hal ini sebelumnya pada Sem juga Agana.
"Kenapa nih? Gue gak tahu sumpah!" tanya Agana berlebihan."
"Aku nyimak aku ganteng!" kata Sem menirukan selogan stiker wasap.
"Jijik gue!" kata Arka yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan.
"Ya ampun, Ka ngomong pisan aja bikin hati gue sakit!" Sambil memegangi hati dan muka yang disedih-sedihkan.
"Daripada brisik mending beli minum, Sem. Cukup tuh tujuh ribu buat beli minum ber empat!" suruh Angkasa.
"Pw nih! Agana tuh nganggur. Sono Ga pergi sekalian cari cewek jomblo mulu sih!" timpal Sem.
"Ubinnya terlalu posesif nih!" balas Agana ngaco.
"Bucin tapi gak punya pacar!" ucap Angkasa mengejek Agana.
"Lo juga gak punya pacar!" balas Agana tidak terima.
"Oiya tumben lo, Sa gak nyamperin Elara. Biasanya juga lo langsung ngacir." benar juga yang diucapkan Agana. Hari ini Angkasa bahkan sedikit lebih diam tapi tetap masih absurd dan tidak jelas.
"Libur dulu nih hari ini." jawab Angkasa sekenanya.
"Kenapa lo? Gak cocok lo sok galau-galauan." ucap Ardhan.
Angkasa tertawa garing, "Dia minta gue ngejauhin dia."
"Yah Sadboi." ucap Ardhan, Agana, Dan Sem bersamaan.
"Sialan lo bertiga!"
"Kasian kembaran akuh!" ucap Sem bersiap memeluk Angkasa.
"Butuh waktu dia. Fanya juga keterlaluan." kata Arka.
"Bener tuh, kasih waktu dulu Elara habis itu kejar teros!"
"Mantap, Dhan!"
"Pembahasan terlalu berat! Kantin skuyy!" Angkasa bangkit, berlalu menuju kantin.

KAMU SEDANG MEMBACA
SPACELARA [On Going]
JugendliteraturGanteng, suka senyum, jailnya minta ampun sampai kelakuannya yang absurd tingkat dewa. Paket komplit. Siapa lagi kalau bukan Angkasa. Si ketua geng yang kocak nan konyol. Bercita-cita ingin merasakan cinta pertamanya. Bertemu Elara si cewek jutek me...