1. Entah Dapat Hidayah Dari Mana

3.4K 147 22
                                    

Perempuan berambut pirang sepunggung itu menatap pantulan dirinya di cermin seraya tersenyum manis.

"Ampun, gue cantik banget?," Tanyanya kepada dirinya sendiri seraya mencubit-cubit pipinya itu.

Audrey Valencia, biasa disakap Audrey cewek itu kini sudah lengkap dengan pakaian sekolahnya. Jarang-jarang memang pagi-pagi buta sudah siap seperti ini. Biasanya cewek itu hanya mengandalkan abangnya yang sering membangunkan dirinya dengan berbagai macam caran. Seperti mulai dari berteriak, mengancam, menaruh ember, hingga ember itu tumpah mengenai tubuh nya. Satu kata, sadis!

Audrey seketika berhenti beraksi manakala matanya melirik ke arah ambang pintu kamarnya di mana abangnya yang bernama Marcell itu cengo melihat adiknya.

Audrey memutar balikan badannya, sepenuhnya menghadap ke arah Marcell.

"Gimana? Kaget atau nggak bisa napas liat Adik lo yang makin cantik ini?"

Pertanyaan Audrey tak dijawab. Marcell berjalan mendekat dan masih melihat Audrey dari atas sampai bawah, begitu terus.

"Heran gue. Ini anak dapet hidayah dari mana coba, pagi-pagi udah bangun. Tumben-tumbenan," gumam Marcell dalam hati.

"Tumben lo pagi-pagi udah bangun? Biasanya masih molor di ranjang kayak mayat. Mau ngapel sama cowok lo?," Tuding Marcell sambil menaikan sebelah alisnya.

"Kalo iya kenapa dan kalo enggak kenapa? Lagian suka-suka gue, lah! Serba salah tau gak lo! Giliran gue masih tidur diomel-omelin, tapi giliran udah bangun, udah siap-siap, malah ngomel-ngomel juga. Emang bener, Adek selalu salah dan Abang yang selalu bener. Fix, gak adil!" Semprot Audrey seraya mengambil tasnya itu di atas ranjang yang sudah ia siapkan sedari tadi.

Audrey tersenyum manis. "Tapi... Karena gue Adik berjenis kelamin cewek dan elo sebagai Abang berjenis kelamin cowok, jadinya lo yang selalu salah dan gue yang selalu bener. Karna cewek selalu bener dan cowok selalu salah," opini Audrey menatap Marcell dengan ekor mata yang sangat tak sopan dimata Marcell.

"Sudahi galaumu, Bang! Mari ke bawah bersamaku,"  lanjut Audrey sok akrab seraya merangkul abangnya itu.

Tapi ketika abangnya balas menatap Audrey seketika sikap ceweknya berubah drastis.

"IDIH GELAY, NGGAK MAU, HUA!!!! SEREM ASTAGHFIRULLAH. SAWAN-SAWAN!!"

Kurang ajar!

Audrey meninggalkan abangnya itu dengan sebelumnya menabrak bahu Marcell dengan tasnya lalu berlari dan berteriak seperti orang kesetanan.

Marcell mengusap kedua kupingnya itu dan berjalan cepat, mematikan AC dan lampu kamar adiknya itu.

Menutup pintu kamar Audrey seraya mengumpat. "Kurang ajar! Dasar kutu basi!" Damprat Marcell, namun tetap cowok berwajah tampan itu tersenyum mengingat tingkah laku adiknya.

Marcell berjalan ke arah tangga. Menuruninya dan berlari kecil ke arah meja makan.

Bintang dan Putra diam menyimak mendengar dongeng dari mulut putri bungsunya itu.

Sedangkan Marcell mengambil duduk sebelah Audrey mengabaikan cerita palsu adiknya itu.

"I'm seriously my parents! Audrey bener-bener geli! Gila nggak, sih, Bang Marcell kayak gitu, bikin sawan aja," lontarnya menceritakan cerita yang tadi dengan memutar balikan fakta.

"Gini, nih, kayaknya belum move on dari cewek yang waktu itu pernah Marcell ceritain, ampe bucin nggak dikasih tau namanya!"

"Oke, iya. Kita percaya, silakan makan dimakan makananmu Audrey, Sayang," tanggap Bintang menatap Audrey lekat.

Putra terkekeh. "Kita percaya Marcell, kamu bohong," ejek Putra seraya tersenyum tipis.

Audrey cemberut. "Yah... Gak seru, masa udah tau?," Tanya Audrey heran.

Marcell jengah. "Makanya, kalo mau bohong, tuh, siapin dulu starteginya biar mantep!" Final Marcell lalu menyuapi sepotong roti bakar kepada Audrey.

Audrey mengangguk dan menggeleng keras. "Audrey nggak mau bohong, Audrey anak baik-baik!"

Marcell terkekeh. "Bodoh! Kalo nggak mau bohong terus tadi namanya apa, Malih????," Tekan Marcell tak habis pikir.

"Pencitraan sepertinya," respon Audrey sekenanya dan melahap habis roti ditangan abangnya itu.

Without You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang