3. Demi Kepo

612 89 13
                                    

Audrey memakan cemilannya itu seraya menggenggam ponsel di tangannya. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam, tapi ketiga gadis itu yang tak lain adalah Audrey dkk masih sibuk dengan ke kepoannya masing-masing.

Hari ini adalah hari jadiannya Audrey dan Ravael, dan demi perasaan kepo yang merajalela di diri Chatrine dan Ferisha maka dari itu mereka berdua memutuskan untuk menginap di rumah sahabatnya kini.

"Gimana, Ravael udah ngechat lo belom?," Tanya Chatrine untuk sekian kalinya.


Audrey galau. Chat yang ditunggu-tunggu nyatanya tak hadir.

Bukan apa-apa, masalahnya Audrey itu mau bikin abangnya iri. Sesekali pamer sama abangnya gak masalah.

"Belom juga," jawab Audrey seenaknya.

Ferisha bangun dan sedikit membetulkan letak sheet masknya yang agak merosot ke bawah.

"Siyiris dih, Driy. Kiyiknya diyi cimi mi'i miyin miyin simi li," ucap Ferisha dengan bahasa 'i.'

"Bahasa lo! Ngapain coba pake bahasa itu," geram Chatrine. Sudah tahu dirinya tuh kurang paham. Otaknya lemot.

Ferisha membuka sheet masknya. "Aduh, gue tuh terpaksa pake bahasa i, karena kalo nggak pake bahasa i sheet mask gue merosot terus," cerocos Ferisha memberi penjelasan.

Audrey manggut-manggut, meletakan ponselnya di atas nakas. "Tidur, yuk! Udah malem."

Ferisha dan Chatrine mengkode lewat kedua matanya.

"Lo nggak papa, kan?," Tanya mereka kompak.

Audrey terkekeh kecil. "Gue nggak papa. Ayo, tidur!"

Mereka mulai mengambil posisinya masing-masing dan saling berpelukan.

"Pokoknya kalo Ravael macem-macem sama lo, lapor aja ke gue!" Peringat Chatrine.

Audrey mengangguk.

"Kayaknya emang bener sih, si Ravael itu---"

Belum saja Ferisha melanjutkan ucapannya itu dengan cepat Chatrine menggebuk bokongnya.

"Ngomong itu terus dari tadi. Tidur!" Larang Chatrine.

Ferisha menyengir, sedikit mengerti kode yang dikasih sahabatnya itu.

"Tapi, lo udah suka emangnya sama Ravael?" Tanya Ferisha.

Kali ini Chatrine membiarkan karena pasalnya cewek itu juga penasaran.

"Gue nggak mungkin mainin perasaan orang lain."

"Btw, Samuel besok seriusan duduk sama gue?," Tanya Ferisha lagi dan lagi.

Chatrine tersenyum menggoda. "Suka ya lo?" Tuding Chatrine.

"Ih! Enggak, apaan! Mana ada!" Elak Ferisha.

Samuel Alexander. Sepupu Audrey yang akan duduk bersama Ferisha, karena cowok itu akan satu sekolah dengan mereka.

Untuk kesekian kalinya mereka pun tersenyum dan langsung menuju ke alam mimpinya masing-masing.

Without You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang