"Bolehkah kali ini saja aku jujur kepada kalian? Bahwa selama ini, sebenernya diri ku ini siapa di mata kalian? Aku hanyalah orang awam akan semua ini. Sebegitu keras kepalanya kah diriku? Hingga kalian ragu berbagai sesuatu ini kepadaku."
<Audrey Valencia>Setelah ada jeda untuk mengatakan semua ini, mereka semua kini duduk membentuk lingkaran. Kini, mereka tengah berkumpul dirumahnya Ravael, lebih tenang.
Namun, sudah lebih dari 15 menit tak ada satupun yang mengeluarkan suara, semua diam, bahkan saling melirik. Gian saja yang bawel nya minta ampun tak berani angkat suara terlebih dahulu untuk hal yang seperti ini. Takut tindakannya dinilai terburu buru, padahal waktunya sedari terbuang sia sia.
Audrey jengah. Ia tak bisa lagi menyembunyikan rasa penasaran nya akan semua ini. Terpaksa, dirinya lah yang harus mengeluarkan suaranya terlebih dahulu.
"Sebenernya kalian kenapa, sih?," Ada jeda.
"Kamu juga, Rav. Apa yang kamu omongin?," Tanya nya begitu lancang.
Mereka semua tersadar, masing masing membuang nafas secara perlahan. Di dalam benak mereka, mereka menerka nerka apa yang akan terjadi selanjutnya ketika semua kejujuran ini terungkap dalam satu waktu.
Ravael menarik nafas pelan. Ia memandangi kekasihnya yang tepat berada duduk disampingnya.
"Aku boleh peluk kamu dulu?," Tanyanya lembut.
Mereka semua berdecih.
"Bisa aja lo modusnya!" Semprot Gian.
"Diajarin sama Samuel, kayaknya," tutur Ferisha santai.
Sameul menggeleng. "Sudzoon aja heran sama calon masdep," sambungnya nya seraya menarik pipi Ferisha kencang.
"Mesra mulu!!!" Kompak mereka semua.
"Peluk aja, ngapain perlu ijin? Lagian kalian kenapa, sih? Kok aneh banget?," Tanya Audrey yang masih belum mengerti akan semua ini.
Ravael tak menjawab, justru ia memeluk kekasihnya itu sedemikian eratnya. Seolah olah itu adalah pelukan terkahir untuknya.
"Plis, jangan tinggalin aku setelah ini. Aku tau kamu bakal kecewa nantinya. Tapi, aku mohon jangan tinggalin aku," ujar Ravael begitu tulus.
Audrey terdiam, ia melepaskan pelukan Ravael.
Mereka sama sama menatap manik mata mereka satu sama lain, sedangkan yang lain hanya diam saja, memberikan waktu untuk kedua remaja tersebut.
"Kamu mau tau tentang Monica sama Abang kamu kan? Yang terjadi di masa lalu?," Tanya Ravael yang kini sudah mulai serius,sedangkan yang lain was was.
Audrey terdiam, perasaannya mulai tak enak, namun bagaimana pun juga ini harus diselesaikan. Ia harus tahu.
Audrey pun menangguk. Iiya," ucapnya mantap seraya tersenyum tipis.
"Apa kalian siap cerita?," Tanya nya.
"Aku siap cerita, Drey," balas Ravael cepat tanpa ragu. Seolah olah pemuda itu sudah sangat bisa menerima konflik yang akan terjadi kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You✓
TienerfictieBerawal dari kisah percintaan Audrey Valencia bersama Ravael Leo Aiden di masa SMP. Ravael mengatakan perasaannya terhadap Audrey di depan kerumunan banyak siswa siswi yang membuat Audrey merasa senang dan malu. Bagaimana tidak? Ravael yang statusny...