Cowok dengan paras yang begitu indah kini terbangun dari tidurnya. Keringatnya bercucuran di dahinya, nafasnya memburu dan rasa cemas karena takut kehilangan. Menyesal, campur aduk menjadi satu. Ia tidak tahu apa yang terjadi kepada dirinya. Bisa-bisanya ia memimpikan hal yang seburuk itu. Apakah jalan yang cowok itu pilih salah? Tidak-tidak! Dirinya tidak boleh meruntuhkan benteng pertahanan dia saat ini, keputusannya sudah bulat untuk menjalankan rencana ini. Dirinya hanya berharap, setelah ini ada kebahagiaan yang datang. Namun bukan untuk dirinya, melainkan untuk Audrey. Kekasih yang tak bisa ia miliki untuk selamanya.
Cowok itu mulai menjalankan aktivitas paginya seperti biasa. Yaitu bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 05.30 pagi.
Kini hari-harinya yang selalu bersemangat karena suatu hal harus ia lepaskan dan dipupuskan. Dia begitu tidak bersemangat. Apakah ia siap mengambil resiko ini sendiri? Berpura-pura tegar namun dihatinya sangat rapuh karena melepaskan orang yang dicintai itu sulit bukan? Tentu sangat sulit. Berharap hari harinya akan lebih baik daripada hari ini. Namun perasaannya tidak meyakinkan, yang ia rasakan saat ini adalah, hidupnya tidak berwarna lagi karena sosok cewek yang ia cintai dan ia sayangi selama ini harus dilepaskan begitu saja. Bahkan mereka baru menjalani hubungan selama 5 hari namun hari ini harus berakhir.
©©©
Audrey sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah, suasana yang begitu ia rindukan. Terutama kedua sahabatnya. Langsung saja ia mengambil tas ranselnya di atas ranjang lalu keluar dari kamarnya dan beranjak turun ke bawah.
Tiba-tiba Audrey jadi teringat hubungannya dengan Ravael. Apakah ia harus mengakhiri ini semua? Ia sudah cukup kecewa dengan sikapnya. Ia salah memandang orang lain, karena yang ia padang hanyalah luarnya saja bukan dalamnya. Entahlah perasaannya kini campur aduk tidak ada yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan perempuan itu saat ini.
"Kemarin aja semangat empat lima, sekarang itu muka kayak cuka," cibir Marcell kepada adiknya itu.
Audrey mencibikan bibirnya. "Nyenyenyenye."
"Makan dulu. Nanti kamu sakit," titah Putra. Sedangkan Bintang sedang mengoleskan selai roti bakarnya untuk anak bungsunya itu.
"Emang udah sakit dari dulu Pa," batin Audrey, menangis.
"Audrey bawa bekel aja. Gak keburu waktunya, masih ada tugas yang harus aku kerjain di sekolah," alibi perempuan itu seraya memasang senyum terbaiknya.
Bintang curiga tapi wanita itu akhirnya mengangguk. "Jangan lupa dimakan abis itu vitamin sama obatnya jangan lupa diminum juga jangan sampe telat!" Bintang memberi peringatan kepada Audrey seraya menyodorkan kotak bekal berwarna biru laut itu.
"Iya, Ma," jawab Audrey seraya tersenyum. Bukan tersenyum bahagia, namun tersenyum paksa.
©©©
"Drey, batagornya diaduk-aduk aja, sih? Dimakan, dong!" Titah Chatrine geram. Pasalnya batagor yang dipesan oleh temannya itu entah untuk apa, karena ia belum sama sekali menyicipkan batagor ke dalam mulutnya, hanya diaduk-aduk saja.
"Lo gak mau? Sini buat gue," sambung Ferisha dan dibalas tatapan tajam oleh Cahtrine. Ia hanya menyengir kuda, seketika nyalinya menciut begitu saja.
"Gak papa, kok. Masuk, yuk! Udah mau bel," ajak Audrey.
"Gue tau, lo pasti masih kepikiran, kan? Tapi menurut gue emang ini yang lo harus lakuin. Melepaskan. Gue tau gimana perasaan lo. Tapi, gue yakin. Setelah ini bakalan ada orang yang lebih baik dari dia," petuah Chatrine menyemangati sahabatnya itu.
"I know. Ntar jangan langsung pulang dulu, anterin gue buat ngomong sama dia," balas Audrey.
"Okay. Tapi, btw. Emang lo udah bilang ke Ravael buat ketemuan nanti? Mending lo bilang dulu, mempung orangnya masih ada tuh sama temen-temennya di pojok kantin," usul Ferisha sambil mengarahkan telunjuknya ke arah Ravael dan teman-temannya duduki seperti biasanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/190095684-288-k583125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Without You✓
Teen FictionBerawal dari kisah percintaan Audrey Valencia bersama Ravael Leo Aiden di masa SMP. Ravael mengatakan perasaannya terhadap Audrey di depan kerumunan banyak siswa siswi yang membuat Audrey merasa senang dan malu. Bagaimana tidak? Ravael yang statusny...