7. Rencana

464 77 11
                                    

"Kok aneh?," Lugu Ferisha, sedangkan Chatrine berpikir dan Samuel hanya diam.

"Gue curiga. Gimana kalo kita nyusun rencana aja?," Usul Ferisha dan ketiga temannya menoleh dengan tatapan penasaran.

"Jadi gini---" jelas Ferisha. "Setuju nggak?," Tanyanya dan langsung diangguki oleh semuanya.

"Kalo itu gagal?," Tanya Samuel.

"Gue yakin bakalan berhasil. Kita coba dulu aja. Kalo gagal gue bakalan buat rencana lagi," sahut Ferisha.

"Pinter juga ya akal lo, kirain gue, lo beneran bego," cibir Chatrine.

"Baru tau kalo gue pinter?," Tanyanya yang sok-sok diangkuhin.

"Nyesel deh udah muji lo," kesal Chatrine sambil menoyor kepala sahabatnya itu.

"Kok lo bisa seserius ini? Kan lo polos banget, Sha," celetuk Audrey.

"Yehhh, gue juga polos-polos ada seriusnya juga." Jawab Ferisha.

Samuel menatap Ferisha tak henti-hentinya sedari tadi. Bahkan ketiga orang itu pun tidak ada satupun yang menyadarinya.

"Ferisha polos? Fix cewek tipe gue," umpat Samuel dalam hati.

Kini Audrey merasa aneh kepada Samuel. Karena sedari tadi matanya tak berkedip, Audrey pun mengikuti arah mata Samuel. Sungguh. Ia tak salah lihat, kan? Ketika dilihatnya Samuel sedang menatap Ferisha yang sedang bermain ponsel. Sedangkan Ferisha? Ia tak sadar bahwa sedari tadi Samuel menatapnya tanpa henti dan berkedip sesekali tersenyum.

Langsung saja Audrey menyenggol lengan Chatrine dan memberinya kode lewat tatapan mata. Kini Chatrine pun ke arah Samuel, ia juga tak kalah terkejutnya. Tiba-tiba ide jahil melintas dipikirannya. Langsung saja Chatrine mengambil ponselnya di dalam tas ranselnya lalu memotretnya.

Cekrek

Bunyi itu? Pikir Samuel.

Langsung aja ia menoleh ke Sumber suara. Ternyata benar, Chatrine sedang memotret dirinya yang sedari tadi memperhatikan Ferisha sesekali tersenyum. Samuel menatap Audrey dan Chatrine dengan tatapan datar. Sedangkan yang ditatapnya tersenyum jahil sambil menaik-turunkan alisnya.

"Kalo suka sama Ferisha bilang aja kali. Gak usah gengsi," goda Chatrine.

"Tau. Ntar ke buru diambil orang," timpal Audrey sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ferisha yang sedari tadi memainkan ponselnya langsung mematikannya dan menatap ketiga sahabatnya.

"Kok pada ngeliatin gue gitu?," Tanya Ferisha sambil menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Aduh, Ferisha.... Yang cantik dan ke lewat polos, emang lo nggak sada kalo misalnya dari tadi Samuel ngeliatin lo sambil senyam-senyum kayak orang gila?," Sahut Chatrine dengan penuh kesabaran.

"Kok gue nggak ngerasa, ya?," Ferisha menoleh ke arah Samuel. "Lo ngapain ngeliatin gue?"

tak ada respon.

"Woyy!!" Teriak Ferisha.

"Gr banget, sih!" Elak Samuel.

Ferisha menatap mereka semua dengan tatapan polos dan tak mengerti sesekali berpikir.

Audrey menepuk jidatnya frustasi.

"Itu tadi kalo sekarang udah enggak karena udah tercyduk sama kita berdua. Kalo gak percaya. Rin, kasih unjuk fotonya," titah Audrey geram kepada Ferisha.

Sebenarnya otaknya kenapa, sih? Sumpah, ini memalukan!! Sungguh polosnya cewek itu. Langsung saja Chatrine menunjukan hasil potretnya yang tadi dan Ferisha hanya ber "oh" ria.

"Cuma oh doang?," Beo Chatrine tak percaya.

"Terus maunya gimana? Kan Samuel punya mata. Wajar lah dia ngeliat," cibir Ferisha kesal.

"Atau perlu gue bilang, cekek gue tolong cekek gue kayak si Audrey itu?," Lanjut Ferisha.

Chatrine yang mengingat momen itu lantas tertawa. "Sama-sama begonya emang."

Audrey menatapnya sinis, merasa dipermalukan.

Without You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang