My task is not much, enough to see your smile. Because i don't like it,
but i love it.^^^^^^^^^^^^^
🍫🍫🍫Sheila membuka matanya perlahan, merasakan hangat nya sinar mentari masuk melalui celah jendela kamarnya.
Setelah melihat kearah jam di ponselnya yang menunjukkan pukul 05.37, Sheila memilih untuk memeluk lagi bantalnya.
Namun beberapa saat setelah kembali terlelap...
Tokk tokk tokk
"KAKK SHEILAA BANGUNN KAKKK!"
Pada akhirnya suara cempreng kembarannya itu membangunkannya.
Sheila sedikit merenggangkan otot-otot ditubuhnya lalu membuka pintu kamarnya dengan wajah khas bangun tidur.
"Apa sih lu, ganggu tidur gue aja," keluhnya tanpa membuka mata, perasaannya mengatakan bahwa dia baru terlelap sejak satu detik yang lalu sebelum bangunnya yang pertama.
Ashlyn menarik lengan Sheila ke depan jam dinding di kamarnya, "Liat tuh jam berapa?"
Sheila sedikit enggan membuka matanya, namun dengan malas serta kantuk yang masih menyerangnya terpaksa ia harus memberi atensi pada benda yang ditunjuk Ashlyn.
"Astagfirullah, kenapa gak bangunin gue sih?!" Setelah melihat jam menunjukkan pukul 06.15 yang artinya 15 menit lagi gerbang sekolahnya akan ditutup, Sheila langsung bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.
Tidak tau dia akan mandi atau hanya berganti baju. Yang pasti Ashlyn sudah pergi duluan karena dia tidak mau dihukum bersama kembarannya yang kebo itu.
°°°°°
Disinilah Sheila sekarang, kembali merasakan panasnya mentari namun kali ini kulitnya merasakan langsung dahsyatnya sengatan panas alami. Penuh keringat di dahinya, kaki yang harus diangkat sebelah, serta tangan yang menghormati bendera.
Yap, dihadapan tiang bendera tentu saja.
Dari semua siswa yang memperhatikannya, hanya para sahabatnya yang tidak menertawakannya pada saat istirahat tengah berlangsung.
Gadis itu telah dihukum sejak beberapa jam yang lalu, lebih tepatnya sejak jam masuk hingga jam istirahat selesai nanti.
"Eh, liat tuh." Azkal sedang bersama teman-temannya yang kini tengah bersantai di kantin spontan menunjuk kearah Sheila.
"Sheila kan?" lanjut nya.
Tanpa ba-bi-bu Sandy langsung berlari kearah lapangan, tak lupa dia juga membawa sebotol air mineral ditangannya.
"Nih, minum." Cowok yang paling pendek diantara kedua temannya itu menyodorkan minuman yang telah ia beli dihadapan Sheila.
Gadis itu hanya menoleh sebentar, tidak merespon apa-apa.
"Gak mau, nih?" tawar Sandy lagi.
Sheila mendengus pelan, "Haus sih, tapi nanti dia geer lagi kalau gue terima," Batinnya, meski begitu sejak tadi matanya terus mencuri pandang kearah minuman yang terlihat menyegarkan itu.
"Oke, gue balik." Setelah Sandy berbalik badan, belum dua langkah gadis itu telah melepas gengsinya.
"Tunggu!"
Sandy kembali berdiri disamping Sheila dengan semangat, "Nah, gitu dong." Dia menyodorkan botol itu lagi.
Sheila langsung mengambilnya dari tangan Sandy, lalu meneguk isinya sampai habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI
Teen Fiction"Makasih ya, Kal. Setidaknya darah lo mengalir dalam tubuh gue." "Bay the way, gue juga suka sama lo. Denger gak?" ucap Aurora sembari menaburkan bunga mawar diatas tanah. °°°°° [ Disarankan untuk tidak dibaca terlebih dahulu saat masih dalam proses...