Selain lalat, makhluk apa lagi yang sangat menggangu?
Salah!
Jawabannya Azkal.
-------------------
💠💠💠💠💠Saat ini pelajaran tengah berlangsung. Sesuai dengan ucapan Aurora tadi pagi, hari ini memang ada mata pelajaran matematika, dan seperti biasa, Azkal serta beberapa temannya tidak membawa benda yang dianggap musuh itu.
Sejak beberapa menit lalu Azkal terus saja memeberi isyarat kepada Aurora agar ia bisa mendapatkan jawaban dari soal yang menurut nya sangat susah ini.
Namun Aurora tidak peduli dengan lelaki itu. Dia masih terlalu kesal dengan kejadian tadi pagi, untung saja noda spidol di pipinya bisa hilang dengan air.
Pak Dima tiba-tiba saja melangkah pergi keluar kelas, sepertinya ia sedang dihubungi seseorang karena ponselnya terus bergetar diatas meja.
Ditengah kesempatan besar ini Azkal mengeluarkan teriakan andalannya yang ditujukan kepada Aurora.
"Shutt!! Aura!" Panggilnya sembari bersiul dari kejauhan.
Karena Aurora adalah salah satu dari murid yang terbilang cerdas dalam hal matematika, maka sekarang mejanya sudah dipenuhi oleh segerombolan murid lain yang ingin mendapatkan jawaban. Alasan lain itulah mengapa Aurora tidak bisa membalas panggilan Azkal untuk saat ini.
"Nih, liat gue aja." Yuda menyerahkan bukunya pada Azkal yang sudah dipenuhi jawaban lengkap dengan rumusnya.
Yuda merupakan sahabat dari Azkal dan Sandy yang termasuk kategori murid pintar di golongan murid lelaki.
Yuda juga satu-satunya sahabat Azkal yang pintar, sedangkan Sandy? Dia tidak jauh beda dengan Azkal, hanya saja dia terlalu sok pintar.
Sandy dan Azkal langsung berebut buku pemberian Yuda serta langsung menuliskan jawabannya ke buku mereka.
"Thanks ya bro! Lo emang sahabat gue terbaik dah." Puji Azkal sambil menyengir kuda.
Sandy menepuk pundak Yuda pelan. "Gue gak tau lagi bro! Tanpa lo, kita pasti gak bakal sebahagia ini, lo liat sekumpulan semut itu-,"
Sandy menujuk ke arah teman-temannya yang merubungi Aurora bak seluruh warga semut tengah rapat. "Kalau gue ikut nimbrung, pasti gue bakal tenggelam dalam lautan, luka dalam hooo~~"
Laki-laki yang memiliki kapasitas kepintaran paling kecil itu mengakhiri ucapan dramatisnya dengan lagu Cakra Khan, diikuti dengan Yuda yang menjadikan pulpen miliknya sebagai mic.
Azkal yang melihat tingkah kedua temannya itu langsung menghadiahi keduanya dengan jitakan pelan.
"Sok asik lu berdua! Lagu siapa lagi tuh, kok gua gak tau?!" amuknya.
"Makanya jangan dengerin dangdut mulu," jawab Sandy sembari lanjut menulis.
"Di geboy - geboy mujair-"
"Nang Ning nong, Nang Ning nong~~"
Yuda dengan iseng bernyanyi salah satu lagu dangdut yang ia tau, sesuai dugaan, Azkal langsung menyambung liriknya.
"YAHAHAHA! TUHKAN dangdut banget anaknya," ejek Sandy.
"Bac*t bener lo!"
Tanpa rasa berdosa Azkal melempar pulpen ditangannya kearah Sandy, namun sayangnya karena Sandy dengan sigap menghindar, benda itu malah mengenai Aurora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI
Ficção Adolescente"Makasih ya, Kal. Setidaknya darah lo mengalir dalam tubuh gue." "Bay the way, gue juga suka sama lo. Denger gak?" ucap Aurora sembari menaburkan bunga mawar diatas tanah. °°°°° [ Disarankan untuk tidak dibaca terlebih dahulu saat masih dalam proses...