Sekarang ini adalah suasana kamar seorang gadis cantik nan imut, dia kini masih berada diatas ranjangnya dengan mata yang masih tertutup. Namun Tak lama gadis itu bisa merasakan terik sinar matahari yang masuk melalui celah jendelanya. Ia menegapkan tubuhnya lalu sedkit merenggangkan otot-ototnya. Gadis itu seketika merasakan pusing, dia memegangi kepalanya dan sedikit meringis.
"Sayang, kamu sudah bangun ternyata." Kini Arla tengah berjalan menuju ranjangnya, bunda Aurora itu membawa nampan berwarna coklat yang diatasnya terdapat semangkuk bubur hangat serta segelas air putih hangat.
"Kenapa, pusing ya?" tanya Arla, dia melihat anak gadisnya itu terus memegangi kepalanya.
"Yaudah sekarang kamu makan ya, bunda suapin," seru Arla dengan lembut. Ia lalu mulai menyuapi Aurora saat gadis itu telah menyetujui permintaannya.
"Bunda," panggil Aurora. Arla hanya berdeham menyahuti.
"Bunda gak kerja hari ini?" Aurora melanjutkan kalimatnya.
"Nggak sayang, bunda lagi gak ada job diluar," balas Arla sembari terus menyuapi sang anak bungsu.
Aurora mendesah pelan. "Aku boleh minta sesuatu gak?"
Arla memberikan minum untuk putrinya lalu meletakkan mangkuk yang sudah habis itu kembali diatas nampan. "Aurora mau minta apa sama bunda?"
Gadis itu meletakkan gelas itu kembali ketempatnya, lalu menatap Arla dengan sangat lekat. "Bunda, Aurora tau kalau bunda suka banget jadi model di luar negri. Dan Aurora juga tau kalau itu mimpi bunda. Tapi Aurora gak mau bunda hanya dimanfaatin sama orang luar buat keuntungan mereka. Aurora mohon, bunda gak usah jadi model di luar negri lagi ya."
Arla langsung merasa heran dengan sikap putrinya, bisanya Aurora tidak pernah mempermasalahkan tentang pekerjaannya itu. "Aurora, bunda ini udah besar, bukan bayi lagi. Jadi bunda yakin kalau bunda pasti bisa jaga diri," balas Arla sembari mengelus putrinya.
"Bunda, Aurora tau pasti, model luar negri gak mungkin kayak bunda. Aurora juga tau kalau mereka gak mungkin mau dibayar murah buat bantuin bunda jadi model di luar negri. Dari awal Aurora udah gak percaya sama yang bantuin karir bunda sekarang," jelas gadis itu.
Flashback on
"Halo."
"Iya mba ini gimana ya?"
"Saya mohon pak kasih bunda saya kesempatan sekali aja."
"Gimana ya mba--"
"Saya berani jamin kalau bunda saya pasti bisa menjadi lebih baik lagi pak."
"Baiklah, mba bisa bayar saya 10 juta. Itu modal tambahan buat saya bisa kembali mempekerjakan ibu kamu lagi sebagai model."
"I-iya pak, baik."
Tut..tut..
Flashback off
"Waktu itu, orang yang bantuin bunda bilang ke aku. Katanya dia butuh modal buat perpanjang kontrak kerja, biayanya 10 juta. Bunda bisa kebayangkan? Itu gak masuk akal." Aurora kembali memegangi kepalanya yang mulai kembali terasa sakit.
Arla menghela napas pelan, "Udah ya, kamu mandi sekarang, siap-siap. Bentar lagi mau kuliah kan?" Setelah mengelus putrinya, Arla beranjak keluar dari kamar Aurora.
Sementara gadis itu kini hanya bisa pasrah dengan pendirian sang bunda. Aurora bergegas memasuki kamar mandi untuk bersiap-siap.
°°°°°
"Anak-anak, berhubungan sebentar lagi akhir semester. Maka kalian sebagai murid tata busana akan mengadakan evaluasi, yakni mengadakan fashion show. Tapi kali ini kalian harus bekerjasama dalam kelompok," Seru dosen yang kini tengah berada di dalam kelas Aurora itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI
Novela Juvenil"Makasih ya, Kal. Setidaknya darah lo mengalir dalam tubuh gue." "Bay the way, gue juga suka sama lo. Denger gak?" ucap Aurora sembari menaburkan bunga mawar diatas tanah. °°°°° [ Disarankan untuk tidak dibaca terlebih dahulu saat masih dalam proses...