"Kakal!" teriak Luna dan Kiea saat berlari memasuki rumah Azkal.
"Shuttt.. kakal nya lagi tidur," seru Shea(mami Luna-Kiea) yang melihat Azkal serta Aurora tengah tidur di sofa dengan posisi duduk.
Shea mematikan play stasion yang masih menyala entah sejak kapan, dan membereskan kekacauan yang ada di ruang tamu. Sementara Luna dan Kiea ikut tidur disamping Azkal dan Aurora yang memang sudah mengenakan piyama, mereka juga memeluk Azkal dan Aurora.
Setelah selesai, Shea mengambil selimut untuk menyelimuti mereka.
"Mami pulang, ya? Kalian masih mau nginep, kan?"
Serentak si kembar mengangguk antusias.
Shea kemudian memberikan kiss kepada 4 anak manis yang sedang tertidur itu sebelum ia pergi dari rumah Azkal.
Keesokan paginya...
Azkal dan Aurora membuka matanya, mereka menyadari telah tidur di sofa semalaman. Merasa aneh dengan keadaan sekitar, mereka kini sadar bahwa ada Luna-Kiea yang masih tertidur pulas memeluk mereka serta rumah yang sudah rapi.
Aurora menatap Azkal penuh tanya, "Kapan mereka kesini?"
Azkal hanya menggeleng sembari mengendikkan bahunya.
"Luna, Kiea, bangun cantik," ucap Aurora lembut mencoba membangunkan kedua anak kembar itu.
Tak butuh waktu lama hingga 2 gadis kecil itu pun membuka matanya. "Kak Aura? Udah pagi, ya?" tanya Luna sambil mengusap matanya.
"Iya, ayo bangun, kalian kan mau sekolah." rayu Aurora.
Setelah merasa nyawa telah terkumpul sempurna, Azkal lalu menggendong Kiea menuju lantai atas dan Aurora yang menuntun Luna.
Selang beberapa menit, Luna dan Kiea kini sudah siap untuk berangkat ke sekolah dengan mengenakan seragam rapi.
Saat ini mereka tengah duduk di meja makan menunggu Aurora yang sedang menyiapkan sarapan, sedangkan Azkal kembali tertidur pulas dikamar nya.
"Kak Aura, Luna mau telur sama sosis ya! Sama susu juga!" pesan sang kakak.
"Kiea mau juga!" tambah si adik bersemangat.
"Siap cantik," seru Aurora dari dapur.
Aurora tak lama muncul membawakan sarapan yang telah ia janjikan. Luna dan Kiea sarapan dengan sangat lahap.
"Berangkat yuk kak." ajak Luna setelah makanannya telah habis.
"Bentar, ya." Aurora mendongakkan kepalanya menatap ke lantai dua.
"AZKAL! BANGUN! ANTERIN KITA!" teriak gadis itu dari bawah.
Meskipun tadi sempat tertidur pulas, namun kini Azkal menuruni anak tangga satu persatu sudah dan sudah siap dengan seragamnya. "Gas, berangkat!"
Azkal dan Aurora mengantar Luna-Kiea ke sekolah baru setelah itu mereka menunjukkan SMA Trilangga. Hal seperti ini cukup biasa ketika kedua gadis kecil Shea sedang menginap di rumah Azkal.
°°°°°
Kelas...
"Kak, tumben sih mau dianterin Sandy?" tanya Ashlyn yang mulai kepo.
"Jangan-jangan udah mulai jatuh cinta," goda Aurora mengompori.
"Kalian tuh gak ngerti apa gimana sih? Gue kayak gini pasti ada sebab nya," cerca Sheila kesal.
"Makannya cerita, kita kan jadi berasumsi buruk juga gara-gara lo diem aja dari tadi," Ashlyn membuat pembelaan.
Sheila mendesah. "Iya-iya. Nih, gue cerita. Dengerin! Jadi kemarin si tupai laut tiba-tiba dateng ke rumah gue, awalnya gue berhasil buat dia gak bisa masuk karena dia tuh maksa banget kan pengen masuk. Terus karena suatu kesalahan tindakan, Sandy jadi berhasil masuk ke rumah!" Jelas Sheila penuh emosi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI
Novela Juvenil"Makasih ya, Kal. Setidaknya darah lo mengalir dalam tubuh gue." "Bay the way, gue juga suka sama lo. Denger gak?" ucap Aurora sembari menaburkan bunga mawar diatas tanah. °°°°° [ Disarankan untuk tidak dibaca terlebih dahulu saat masih dalam proses...