Puncak, tempat dimana mereka telah sampai dan pastinya tempat liburan yang sudah mereka rencanakan sejak lusa laku. Terpaan angin sejuk telah mendarat di kulit mereka, serta pemandangan yang sangat indah tentu sangat memanjakan mata.
"Lyn, kok ngajak dua bocil ini sih?" tanya Sandy menunjuk Kinan dan juga Karin.
"Apasih, gak usah nunjuk-nunjuk!" Protes Karin menepis tangan Sandy.
"Kan biar rame, Dy," ucap Ashlyn.
"Tuh kan, kak Lyn aja gak papa. Ribet banget sih," oceh Kinan.
Sandy mencoba meredakan emosinya dengan berulang kali mengelus dada dan mengucap istigfar.
"Kak Sandy kenapa sih? Biasa aja kali, kita bukan setan," gerutu Karin.
Semuanya lalu pergi dan berjalan menuju ke perkebunan teh, mereka meninggalkan Sandy sendiri. "Sandy.. ayo..." Ajak Ashlyn lalu Sandy menyusul dengan sedikit berlari.
Aurora berdiri ditengah tengah perkebunan teh, dia mengambil ponselnya berniat untuk memotret pemandangan alam yang indah ini.
Cekrek.
Aurora mengecek ponselnya. "Azkal! Liat deh foto gue jadi jelek," keluh Aurora yang melihat ada penempakan Azkal di foto indahnya itu.
"Itu udah paling ganteng ra," ucap nya sambil membenarkan rambut depannya dan menaik turunkan alisnya.
Tanpa mengubris, Aurora langsung ketempat lain untuk menggambil gambar namun Azkal tetap mengejarnya.
"Ngapain ikutin gue?"
"Gak papa lah."
"Liat deh, Yuda sama Ashlyn aja selfie bareng, masa kita enggak," lanjut Azkal sambil menunjuk kearah Ashlyn dan Yuda yang tengah berselfie ria.
"Mereka kan udah pacaran," ujar Aurora sembari tetap memotret.
"Sama dong, kita juga udah pacaran kan?"
Aurora menatap Azkal lalu meletakkan punggung tangannya pada dahi Azkal. "Lo sakit? Kalau sakit pulang aja gih." Setelah berbicara seperti itu Aurora langsung pergi dan beranjak menuju tempat lain untuk memotret.
"Sabar kal," seru Azkal menyemangati dirinya lalu tetap mengikuti Aurora.
*****
"Mm.. enak banget, dingin gini makan indomie." Girang Ashlyn.
Tak lama Yuda dan Ashlyn makan bersama dalam satu mangkuk, dan selalu begitu membuat Azkal serta Sandy iri.
"Shei, gue suap ya? Sekali aja." Pinta Sandy.
"Yaudah deh, gue lagi males makan."
Sandy langsung bersorak kegirangan dan menyuapi Sheila dengan terus menatapi gadis itu.
"Gausah ngeliatin juga," ucap Sheila yang membuat Sandy langsung mengalihkan pandangannya.
"Lo nggak makan?" tanya Ashlyn pada Azkal.
Cowok itu langsung merebut mangkuk indomie milik Aurora. "Nih makan," ucapnya.
"Tapi kan itu punya gue," keluh Aurora menatap kearah mangkuk yang kini sudah berada ditangan Azkal.
Azkal pun langsung melahap makanan miliknya. "Tenang, nanti gue yang bayar."
"Tapi kan gue laper, malah dingin lagi." Gadis itu mengosok tubuhnya berulang kali.
"Kan ada gue sebagai penghangat lo."
"Cieee.. ehem ehem.. cocuittt..," seru teman-temanya menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI
Ficção Adolescente"Makasih ya, Kal. Setidaknya darah lo mengalir dalam tubuh gue." "Bay the way, gue juga suka sama lo. Denger gak?" ucap Aurora sembari menaburkan bunga mawar diatas tanah. °°°°° [ Disarankan untuk tidak dibaca terlebih dahulu saat masih dalam proses...