Aurora baru saja membuka matanya, kini ia merasakan tubuhnya kembali pulih, tidak ada lagi rasa lemas serta pusing yang menyerangnya. Aurora mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan, dia mencari sosok laki-laki itu, kalian tau pasti siapa dia.
Ceklek
Terdengar suara pintu terbuka, Aurora melihat sang kakak yang datang.
Arka mengambil posisi duduk disamping ranjang adiknya, dia menaruh tangannya dipuncak kepala Aurora agar dia bisa mengelusnya dengan lembut.
"Kamu udah baikan?" tanya Arka.
Aurora mengangguk kecil.
"Cari siapa?" tanya Arka, sebab adiknya itu terus mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan.
"Azkal. Dia gak jenguk aku ya?"
Arka menggeleng pelan. Dia melihat raut wajah sang adik yang seketika kecewa.
"Oh iya, bunda lagi urus administrasi, hari ini kamu udah bisa pulang" ucap Arka.
"Aku Pengen ketemu Azkal sekarang kak. Dia di ruangan sebelah ya? anter aku ya" pinta Aurora dengan sangat memohon.
Arka terdiam untuk beberapa saat lalu ia menggeleng.
"Atau, Azkal udah pulang ya kak?" tanya Aurora lagi.
"Gak papa kok, nanti kakak anterin ya, aku mau kerumahnya abis ini" lanjutnya.
"Iya, nanti pasti kakak bawa kamu ketemu Azkal" setuju Arka, suaranya terdengar sendu.
Arka melihat Aurora mulai mengembangkan senyumnya saat dia berkata seperti itu, namun Arka tidak tau apa yang akan terjadi jika Aurora benar benar bertemu dengan Azkal nanti.
*****
Arka turun dari mobilnya untuk memgambil kursi roda dibagian bagasi, dia langsung membantu adiknya duduk di benda itu. Setelah mengunci mobilnya, dia mulai berjalan sembari mendorong kursi roda yang kini tengah dipakai Aurora itu.
"Disini udaranya segar ya kak" senang Aurora, gadis itu bisa merasakan betapa sejuk udara disekitarnya.
Arka hanya terus menuntun adiknya tanpa berniat untuk menjawab, "Gue gak tau Ra, sampai beberapa detik lo bisa memperlihatkan senyum bahagia itu hari ini" batin Arka.
Beberapa langkah lagi mereka sampai, Arka menuntun adiknya menuju sebuah kerumunan. Setelah sampai, Arka memberhentikan kursi roda itu dibagian paling depan agar Aurora bisa melihat lebih jelas apa yang sebenernya sudah terjadi.
Aurora mengedarkan pandangannya, melihat satu per satu raut wajah itu, mereka tak asing baginya. Disana terlihat Ziya, Azura, Arla, Ashlyn, Sheila, Yuda dan Sandy, bahkan Kinan dan Lovly ada disana. Sebenarnya ada apa ini? mengapa semuanya terlihat begitu sedih saat kehadirannya.
Aurora menatap Arka, "Kak, Azkalnya mana?" tanya gadis itu dengan bingung.
"Kenapa kita kesini kak? katanya mau ke rumah Azkal kan?" lanjutnya, masih dengan bingung
Ashlyn tak kuasa menahan tangisannya dia langsung memeluk Sheila, kembarannya.
Aurora melihat Arka mulai menangis, sama seperti yang lainnya.
"Ini, siapa yang meninggal?" tanya Aurora lagi.
"Kita ngelayat dulu ya sebelum ketemu Azkal?" lanjutnya.
Ziya langsung mendekati Aurora Dan mengelus gadis itu, Aurora langsung beralih menatap Ziya, "Bunda, Azkal kok gak ikut kesini?" tanya nya.
Ziya mendesah pelan, "Sayang, kamu bisa baca tulisannya kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI
Ficção Adolescente"Makasih ya, Kal. Setidaknya darah lo mengalir dalam tubuh gue." "Bay the way, gue juga suka sama lo. Denger gak?" ucap Aurora sembari menaburkan bunga mawar diatas tanah. °°°°° [ Disarankan untuk tidak dibaca terlebih dahulu saat masih dalam proses...