10.Party

440 123 40
                                    

Kebahagiaan yang aku maksud, adalah kehadiran dan canda tawanya.
Bukan berdiri sendiri, menikmati hasil, tanpa tau bagaimana rasanya.


🌱🌱🌱🌱🌱

Drt..Drt..

Aurora langsung terbangun dari tidurnya sesaat setelah mendengar suara panggilan dari ponsel miliknya. Dia menguap sebentar lalu beralih untuk mengambil benda pipih itu yang kini berada di atas nakas samping ranjangnya.

"Halo," sapa Aurora mulai berbicara.

"Bangun, Ra, kita dibawah, nih," balas seseorang diseberang sana.

"Ini siapa sih?" tanya Aurora dengan mata yang masih tertutup.

"Ashlyn, Raa."

"Ohh kenapa, Lyn?"

"Bangun cepetan, udah sore nih.
Gue sama Sheila udah di bawah."

Aurora terdengar kembali menguap, "Hah? Tunggu."

Setelah memastikan sambungan di ponselnya mati, Aurora segera bangkit dari kasurnya. Gadis itu mengganti baju serta tak lupa mengepang rambut dan memakai kacamata baru pemberian Azkal. Kemudian dengan berlari-lari kecil ia menghampiri sahabatnya yang kini sepertinya tengah berada di lantai dasar apartment.

Namun setibanya di bawah, Aurora terkejut karena tak ada siapapun di sana. Tidak ada Ashlyn maupun Sheila, hanya menemukan sebuah mobil berwarna hitam terparkir tepat dihadapannya.

Aurora lalu menginjak secarik kertas putih saat ia hendak berjalan untuk melihat mobil itu.

"Kertas apaan nih?" Aurora mengambil kertas yang sebelumnya ia pikir adalah sampah itu baru dan menemukan tulisan pendek "Petunjuk pertama" pada bagian cover.

Perlahan Aurora membuka lipatan kertas itu dan membacanya, "Pergilah ke sebuah toko baju terdekat dan bawalah mobil hitam yang baru saja terlihat di hadapanmu?" ucapnya membacakan isi dari kertas tak berpemilik itu dengan suara pelan.

Aurora memasukkan kertas itu kedalam sakunya yang kemudian berjalan mendekati mobil hitam itu. "Kok mirip punya Azkal?" pikirnya.

Gadis itu cepat-cepat menyingkirkan prasangkanya, ia mulai membawa mobil itu menuju ke sebuah toko baju terdekat dari apartment nya, sesuai dengan isi surat yang telah ia baca.

Setelah sampai di sana, Aurora langsung masuk ke dalam menuju meja kasir untuk menanyakan sesuatu.

"Permisi mbak, maaf itu mobilnya sudah didepan," ujar Aurora.

"Oh baik, ini ya kak silahkan." Penjaga kasir itu memberi sebuah kotak pada Aurora.

Setelah berhasil menemukan tempat duduk, Aurora kini siap membaca surat misterius kedua.

"Kerjaan siapa sih? Aneh banget," batinnya saat membuka kotak dan menemukan secarik kertas lagi dengan bertuliskan, "Petunjuk kedua."

Di dalam kertas kedua tersebut tertulis bahwa dirinya harus memakai baju yang ada didalam kotak yang kini masih berada diatas pangkuannya itu, lalu setelah itu dia harus pergi menuju toko salon dengan kembali menggunakan kendaraan berwarna hitam tak berpemilik itu.

Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang