20.Mysterious Letter

298 82 18
                                    

Mentari telah menampakkan dirinya di ufuk timur, langit pun telah bersinar terang benderang. Tenda-tenda juga sudah rapi dikumpulkan di tanah lapang, serta barang mereka yang tengah diangkut kedalam mobil, artinya usai sudah vacation kali ini.

"Guys, gue balik duluan ya." Pamit Yuda dan Ashlyn lalu memasuki mobil dan berlalu pergi.

"Kita juga ya." Pamit Sheila dan Keiko lalu menyusul mobil Yuda.

Dan disana hanya tersisa Aurora dan Azkal yang masih menikmati sejuknya udara pagi.

"Bay the way makasi ya udah temenin gue tidur diluar," ucap Aurora sembari menyender disamping mobil Azkal dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku jaket.

"Gue malah seneng, apalagi lo ngorok merdu banget."

"Gue gak ngorok tau!"

"Iya tau, orang gue yang ngorok makanya lo tidur nyenyak banget."

"Apa kata lo deh."

"Mau jalan-jalan dulu gak?" Tawar Azkal melirik Aurora.

"Langsung pulang aja deh takut dicariin kak Arka."

"Oke kalau begitu." Azkal pun masuk kedalam mobil diikuti Aurora yang duduk disampingnya dan mobil itu pun langsung melaju menuju Jakarta.

°°°°°

"Ra, bangun." Paksa Arka sembari mengoyangkan tubuh adiknya yang kini menggeletak diatas ranjang dengan pakaian yang belum diganti dan sepatu yang masih melekat di kakinya.

"Apasih aku capek." Keluh Aurora.

"Cepetan ganti baju siap-siap kita mau ketemu klain!" ujar Arka namun adiknya itu tetap tak peduli.

Dan seketika ide cemerlang muncul didalam otaknya.

Tek.. (lampu dimatikan oleh Arka)

"Kak Arkaaaa!!!" Teriak Aurora.

*****

"Cepetan!" seru Arka dari bawah.

Aurora menatap dirinya sebentar didepan cermin lalu menyusul Arka yang sudah menunggunya di mobil.

"Hari ini ayah ada meeting di Korea, jadi klaien yang di Indo harus gue yang nemuin." Jelas Arka sembari menyetir.

"Terus kenapa ajak aku? Kan kakak yang disuruh?!" Kesalnya.

"Sebenernya sih dia mau ketemu anak-anak ayah juga dan dia juga bakal bawa anaknya, katanya sih biar saling mengenal satu sama lain." Jelas Arka lagi.

Aurora beralih menatap keluar jendela dengan perasaan kesal. "Huh, ribet banget sih," celoteh nya.

*****

"Selamat siang pak," ujar Arka menjabat tangan klaien ayahnya itu diikuti oleh Aurora.

"Silahkan duduk."

Disana terdapat dua orang pria yang salah satunya Aurora pikir mungkin seumuran dengannya, dan itu mungkin yang dibilang Arka bahwa klien yang ditemuinya membawa anaknya.

"Ini siapa?" tanya pria paruh baya itu pada Arka.

"Oh iya kenalin om, ini Aurora adik saya," jawab Arka ramah.

"Oh begitu, cantik sekali ya." Puji orang yang dipanggil om oleh Arka itu. Aurora membalas dengan sedikit tersenyum.

"Oh iya ini kenalin-"

"Angkasa," ucap laki-laki yang di sangka Aurora seumuran dengannya dan kini berdiri sembari mengulurkan tangan dihadapannya.

Aurora menatap kakaknya terlebih dahulu dan melihat Arka yang mengkode dirinya untuk membalas jabatan dari laki-laki bernama Angkasa itu.

Langit Dan Bumi [ END ] ✓ | REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang