Part 1 CSD: Pertemuan

43K 1.4K 18
                                    


Arumi Syakira Putri bergegas menyusuri koridor kampus, hari ini dia ada kelas di prodi Ekonomi Akuntansi, Fakultas Keguruan. Sebagai dosen aktivitasnya di kampus cukup sibuk antara Fakultas Keguruan dan Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri di kotanya.

Arumi paling terkenal di kampusnya karena dia dosen termuda dan paling cantik. Meskipun berjilbab lebar, kecantikan Arumi tetap terpancar. Sudah banyak dosen pria yang masih single dari fakultas lain coba mendekatinya tapi tidak ada satupun yang digubrisnya. Mereka semua tidak termasuk tipenya. Dalam berbicara dengan  pria pun Arumi sangat tegas bisa dibilang agak ketus, ya dia tidak suka berlemah lembut berbicara dengan pria. Ketegasannya itu yang membuat mahasiswanya mengaguminya. Tidak sedikit mahasiswanya yang terpesona dengan kecantikan Arumi, bahkan ada yang nekad menyatakan perasaannya. Tapi bukan Arumi namanya jika tidak membuat patah hati mahasiswanya.

Kecantikan Arumi diturunkan dari kedua orang tuanya, Zaidan Al Fattah yang tampan dan Zhafira Tsuraya Aini yang cantik (PNS in Love).
Di usianya yang ke  27 tahun Arumi belum kepikiran untuk mencari pendamping, entah tipe pria seperti apa yang diinginkannya. Arumi mengagumi kisah cinta kedua orang tuanya. Uminya menceritakan bagaimana pertama kali bertemu dengan abinya. Umi sangat menjaga pandangannya dan itulah yang membuat abinya jatuh cinta dengan uminya. Ia ingin pertemuan dengan calon imamnya menjadi pertemuan yang tak terlupakan.

******

“Bu Arumi, bisa bicara sebentar” sapa Dekan FKIP ketika aku tiba di kampus.

“Iya Pak Heru, ada yang bisa saya bantu”

“Seminar dosen nanti, ibu yang akan menjadi moderator ya” ingat Pak Heru

“Pak, apa ga ada orang lain, kenapa harus saya” elakku

“Ibu Arumi kan masih muda dan energik, apa salahnya” Pak Heru tetap keukeh memintaku.

“Yaa...kalau memang begitu. Baiklah pak” desahku tak bersemangat.

Aku paling tidak suka jadi moderator, duduk di depan forum akan membuat banyak mata yang memandangiku nanti. Pak Heru berjalan meninggalkanku yang masih mematung di koridor kampus.

“Hei..Kira!!” tepuk seseorang kepundakku

“Astaghfirullah, Winni” teriakku kaget. “Apaan sih, datang ngagetin orang”

“Habis liat kamu bengong kayak sapi ompong” jawabnya cuek.

Enak banget ya nih anak jantung orang udah mau copot begini, dia santai aja. Dumelku.

“Aku liat Pak Heru habis ngobrol sama kamu, ada apa?”

“Itu acara seminar dosen nanti, aku diminta jadi moderator”

“Wah..bagus banget tuh, pesertanya pasti pada fokus...fokus melototin kamu Kira” ledek Winni terkekeh.

Winni adalah teman satu almamater denganku, kami sama-sama lulus tes dosen.

“Aku mah biasa aja, tapi  risih juga  sih”

“Makanya cepetan cari suami, kalau ada yang melototin,suami kamu siap colok tuh mata”

“ihh serem banget Win, ga ada ide lain apa”

Emang sih Winni udah nikah empat bulan yang lalu dengan dosen teknik. Dia juga sempat mau nyomblangin aku dengan teman suaminya tapi aku tolak.

“emang tipe kamu seperti apa sih Ra, jangan cari yang perfect, ntar gadis tua lho kebanyakan milih” ingat Winni

“Idih mentang udah nikah,makanya berani ngomong begitu” cibirku

“capek ya ngomong sama kamu kalau soal begini, ngeles melulu” Winni ngambek berjalan duluan meninggalkanku

“Yaa, ada yang ngambek. Mba..tungguin adek dong” godaku cekikikan menyusul langkah Winni.

Cinta Sang Dosen √ (Complete)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang