ZEIN POV
Kira hampir berteriak menjelaskan bahwa dia dan Fahri tidak ada hubungan apa-apa lagi. Aku percaya dengannya tapi tidak dengan laki-laki itu. Aku tahu dari matanya kalau masih ada cinta di hatinya ketika menatap Kira. Dan yang aku tidak suka Kira sepertinya bahagia bertemu dengan laki-laki itu. Membuat dadaku sesak.
"Ya Allah Kak, bagaimana aku harus menjelaskannya. Saat ini, detik ini aku hanya mencintai suamiku, tidak ada laki-laki lain" ucap Kira hampir berteriak lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Percayalah padaku, aku hanya mencintaimu" sambungnya pelan menatapku tanpa disadarinya butir-butir air mata mengalir di pipi putihnya.
Ya Tuhan Kira menangis. Kuhapus airmatanya. Ku tatap lekat matanya. Ada kejujuran disana.
"Ya, kakak percaya padamu" bisikku masih menatap matanya.
Kurasakan bibirnya mulai menyentuh bibirku. Aku tak percaya Kira menciumku lembut dan mesra. Sejenak emosiku meluap bersama ciuman mesranya. Akupun membalas ciuman Kira tak ingin cepat melepaskannya. Dia milikku. Hanya milikku.
***
"Hmm dek, maaf kakak khilaf" ucapku salah tingkah melihat Kira masih di balik selimut.
"Apaan sih kak, kalau sama istri sendiri mah bukan khilaf, tapi ibadah" dia tertawa kecil melihatku.
"Habis kakak ga tahan kalau udah di goda sama itu.." aku menunjuk bibirnya.
"Kakak mandi duluan ya, setelah itu kita siap-siap sholat subuh"
"Kakak ga ngajak-ngajak" katanya cemberut. Aku langsung nyambung.
"Hmm mau mandi bareng ya... ayo" ajakku tersenyum menatapnya.
Kira tersenyum membalas tatapanku. Aku percaya mata itu hanya untukku.
Selesai sholat di Mushola hotel dan merapikan kamar, kami turun ke lobi untuk sarapan pagi.Sambil menikmati sarapan pagi aku hanya diam tak mau membahas soal reuni. Tapi aku masih penasaran kalau tidak mendengarkan penjelasan dari Kira,karena aku hanya mendengarkan pengakuan dari Fahri saja.
"Dek, ceritakan tentang Fahri" pintaku.
"Uhuk...uhuk..uhuk" Kira tersedak mendengar permintaanku. Aku langsung memberikan air putih kepadanya.
"Kak, ngapain dibahas lagi" ujarnya setelah tenang.
"Kata fahri, adek juga mencintainya" ucapku tanpa kecemburuan lagi. Matanya melotot tidak percaya.
"Dia bilang begitu?'" tanya Kira masih tak percaya. Lalu tertawa kecil.
"Aku memang kagum dengannya kak, Fahri anaknya pintar dan hapalan Qurannya banyak. Dia selalu mendekatiku. Tapi aku hanya menanggapinya sebagai sahabat tidak lebih. Kami dekat waktu SMA itu hanya sebatas teman tidak lebih. Ketika dia menyatakan perasaannya aku juga ga menjawab kalau aku mencintainya. Seumur-umur aku belum pernah menyatakan cinta sama laki-laki manapun. Kecuali.." panjang lebar Kira menjelaskan kisahnya dengan Fahri.
"Kecuali..." godaku tersenyum.
Aku teringat kata-katanya di kamar barusan kalau dia hanya mencintaiku.
"Ah..ga usah diingat kak, aku malu" katanya menutup muka. Kulihat muka sudah merah bak tomat. Aku terkekeh melihatnya.
"Kakak juga sangat mencintaimu", kataku menggenggam tangannya.
"Terus kenapa adek berbicara dengannya seperti bahagia sekali, tertawa pula dengannya?" tanyaku.
"Ayolah kak ga usah dibahas lagi" rengeknya malas untuk menjawab.
"Dek, kakak hanya ingin tau saja"
"Itu karena dia menanyakanku apakah aku sudah punya anak Kak, makanya aku tertawa wong nikah aja baru tiga bulan masa udah bisa punya anak. Dia juga baru nikah 3 bulan dan istrinya sedang hamil" jelasnya.
Ada kelegaan di hatiku setelah mendengar penjelasan darinya langsung. Ku harap Kira tidak akan betemu lagi dengannya.
Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen √ (Complete)√
RomansaSequel PNS in Love Arumi Syakira Putri seorang dosen muda dan cantik tapi sayang jutek banget sama cowok. Sudah banyak cowok yang mendekatinya tapi tidak ada satu pun yang membuatnya tertarik. Sejak kecil ternyata orang tuanya sudah menjodohkannya d...