Part 16 CSD: Suami seperti abi

21.1K 1.1K 3
                                    

Setelah beberapa hari tinggal di rumah abi, Zein membawaku tinggal di rumah orang tuanya. Sebenarnya rumah orang tuanya juga jarang ditempati, karena papa dan mama mertuaku tinggal di rumah dinas pertamina. Jadilah kami tinggal di rumah itu sementara karena belum punya rumah sendiri.

Ah aku jadi kangen dengan Adiba yang bawel kalau seperti ini. Di kampus pun aku jarang bertemu adikku itu. Kadang aku pergi bareng Zein ketika kami punya jadwal yang sama di kampus. Tapi ketika dia di klinik aku terpaksa pergi sendiri.

"Yang, udah siap. Buruan kakak ada kelas pagi" panggil Zein melihatku masih di depan cermin menyematkan bros di jilbabku.

"Iya, kak. Ayo berangkat" ajakku. Tapi dia malah terpaku menatapku.

"Kenapa?" tanyaku heran. Dia tidak menjawab tapi malah tersenyum. Aku jadi salah tingkah. Aku berjalan menghampirinya.

"Kak, ada yang aneh dengan penampilanku ya?" tanyaku lagi. Dia hanya menggelengkan kepala.

Huh lama-lama aku kesal juga. Aku berjalan melewatinya mau ke luar kamar, tapi tanganku ditariknya dan akupun terjatuh dipelukannya.

"Kamu cantik sekali sayang, kakak takut banyak mata yang memandang kecantikanmu" bisiknya menatap lekat mataku. Aku tersenyum bahagia mendengarnya.

"Kak, aku udah jadi milikmu seutuhnya. Apa yang harus ditakutkan" balasku menatapnya.

Ah sekarang aku berani menatap mata tajamnya tidak seperti dulu aku selalu menepisnya. Sejujurnya aku juga takut jika banyak mata perempuan yang menatap ketampanannya.

Secara fisik Zein memang sempurna, siapa yang tidak terlena dengan tatapan tajamnya. Aku termasuk salah satunya ketika dia menatapku di acara seminar dosen. Tatapan matanya seolah menembus jantungku, makanya aku selalu menghindarinya.

"Kamu tidak pake make up aja udah banyak yang melirik" tatapnya lagi menyentuh pipiku.

Tatapan berhenti di bibirku. "Pakai apa ini?" tanyanya tak suka.

Aku hanya memakai lipglos pink agar bibirku tidak kering. Tidak kelihatan mencolok kok, tapi memang sedikit kelihatan basah begitu.

"Ini bukan lipstik kak tapi lipglos, pelembab bibir" jawabku menjelaskan.

"Hapus, kakak tidak suka melihatnya"

"Baiklah suamiku sayang" aku melepas pelukannya mencari tisu.

Ku hapus lipglos yang menempel di bibirku, aku tidak tahu ternyata dia tidak menyukaiku bermake up di bibir.

Hari ini kami punya jadwal yang sama di kampus. Hampir 30 menit perjalanan menuju kampus, tapi di mobil tak ada suara kami berdua.

Apa dia masih marah soal lipglos tadi. Pikirku.

Aku meliriknya, tapi dia tetap fokus menyetir tanpa menoleh sedikitpun ke arahku. Kalau belum nikah justru aku yang tidak mau banyak bicara dengannya. Ini mah bikin bete aja, kalau dia ikutan diam membisu.

"Hmm..Kakak masih marah ya soal tadi?" ku beranikan bertanya.

"Sedikit...untuk siapa kamu memakainya jika di luar rumah?"

Deg. Pertanyaannya menohokku. Aku menunduk terdiam. Aku tidak tahu dia begitu detil memperhatikan wajahku sampai tau ada yang lain di wajahku. Memang baru kali ini aku memakainya, karena kupikir aku sudah bersuami, jadi harus memperhatikan penampilanku. Apalagi suami seperti Zein Al Fattah, yang penampilan selalu rapi,wangi dan keren.

"Aku suka wajahmu yang natural tanpa polesan make up" katanya pelan melirikku. "Dan bibir itu tidak boleh menggoda orang lain untuk melihatnya kecuali suamimu" sambungnya fokus menatap ke depan.

Bibirku mengembang tersenyum mendengarnya. Kenapa? Apakah bibir ini selalu menggodanya untuk menciumku. Hehe. Makanya dia tak suka aku pakai apapun di bibirku. Hmm

"Maafin aku kak, aku ga akan mengulanginya lagi" kataku melihatnya. Dia menoleh tersenyum kecil kepadaku.

"Kalau di luar rumah biasa aja, berdandan di dalam rumah aja untuk suamimu" katanya mengelus pipiku.

Aku tersenyum malu.
Perjalanan satu jam ke kampus berakhir dengan melihatnya tersenyum. Tampan sekali. Ga apa ya kali ini udah halal menatapnya lama-lama. Hehe. Dia mengantarku di depan kampusku.

"Telpon ya kalau udah selesai. Assalamualaikum" pesannya.

Aku mengangguk dan melambaikan tangan sambil menjawab salamnya. Zein memutar mobilnya menuju kampus kedokteran.

Kak Zein udah sama kayak abi aja, abi paling tidak suka aku berdandan. Katanya aku udah cantik tanpa make up sama seperti umi. Tanpa make up aja abi udah tergila-gila sama umi...sampai sekarang mereka terlihat mesra. Kadang pernah ku pergok abi sedang bergelayut memeluk umi ketika masak di dapur. Padahal aku dan adekku udah besar. Bahkan aku pernah melihat abi mencium umi mesra...romantis sekali makanya aku mendambakan sosok suami seperti abi dan sosok itu sudah ku dapatkan dalam diri kak Zein.

Tbc

Cinta Sang Dosen √ (Complete)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang