Part 5 CSD: Menunggu jawaban

19K 1.1K 7
                                    


ZEIN POV

Aku tidak menyangka kalau gadis yang akan dijodohkan dengan ku adalah si cantik yang galak itu. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kalau ingat malam taaruf itu, lucu banget. Kalau ga ada Adiba, adiknya suasana antara aku dan dia begitu kaku. Untunglah  Adiba yang mencairkan suasana meskipun dia dibuat jengkel oleh adiknya. Tapi kok jutek banget ya tu anak. Cantik-cantik jawabannya ketus melulu. Tapi aku suka kok dengan sikapnya itu.

Aku memang telah jatuh cinta dengannya sejak pertemuan pertama di perpustakaan itu. Jadi ku putuskan untuk melanjutkan proses berikutnya, tapi ketika orang tuanya menanyakan kepadanya kami semua kaget...

Flashback on

“Kira, kalau dari pihak Zein setuju mau lanjut ke tahap berikutnya. Gimana dengan kamu nak?” tanya abinya.

“Maksudnya Bi?”

“Kira, Zein menunggu keputusan Kira mau lanjut apa ngga gitu” jelas uminya pula.

‘Nggak..” semua orang kaget mendengar jawabannya.

“Ma..maksudnya nggak sekarang, saya minta waktu satu minggu Om”,

“Ohh...gimana Zein, ga apa kan?” tanya abinya sedikit lega.

“Ga apa Om, saya akan tunggu jawaban Kira, apapun keputusannya saya ikhlas” jawabku yakin.

Flashback off

Kenapa dia meminta waktu satu minggu untuk menjawab, apakah dia tidak menyukaiku, ataukah ragu. Keputusannya membuatku tidak bisa tidur. Menunggu tujuh hari terasa begitu lama sekali bagiku.

******

“Mba, kenapa sih kak Zein harus nunggu satu minggu?” tanya Adiba tiduran di kamarku.

"Emang mba ga jatuh cinta apa sama cowok setampan ka Zein, seorang dokter, pengusaha muda pula. Keren bangetlah pokoknya kak Zein” sambung Adiba memuji Zein.

“Dek, menikah itu keputusan besar. Sekali seumur hidup. Mba butuh kemantapan hati...” jawabku. “sebelum dijodohkan dengannya Mba udah jatuh cinta dengan seseorang...” ujarku pelan melirik Adiba.

“Apa!!!!!!!!!!!!!”teriak Adiba kaget “terus kenapa mba menerima perjodohan ini??? Kalau mba nanti menikah dengan kak Zein sementara mba mencintai laki-laki lain..kan kasihan kak Zein. Bertepuk sebelah tangan” ujar Adiba sedih.

Aku belum pernah melihat raut wajah adikku sesedih ini. Emang sih dia pro banget ke Zein.

“udah dek ah, mba mau ngetik dulu. Sana jangan ganggu” usirku.

“Mba...Adiba akan buat mba mencintai ka Zein” batin Adiba. “Aku ga rela kalau mb menikah dengan laki-laki lain”.

Adiba berjalan meninggalkan kamarku, melirikku tersenyum misterius.

******

Tbc
Kependekan yaa

Cinta Sang Dosen √ (Complete)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang