Selesai memberikan mata kuliah mahasiswa semester empat, aku melihat si nenek bawel melambaikan tangannya ke arahku. Dia mampir ke kampusku, memang gedung kampus Adiba berada di sebelah gedung kampusku.“Ada apa, adek masih ada satu matkul lagi. jam satu nanti kan?” tanyaku mengetahui jadwal Adiba hari ini.
“Iya mba”
“Dek, kita pulang naik bis aja, emang Zein mau nungguin adek sampe sore, jam satu masuk, adek keluar paling cepet jam 2 kan?” rayuku.
“No..no..ka Zein udah janji mau nganter pulang, dia juga udah minta izin abi kok” geleng Adiba menggoyang-goyang jari telunjuknya.
“What!!!” kataku lemes.
“Mba, ditunggu ka Zein di cafetaria kedokteran. Katanya makan siang disana aja. Gratis...” Adiba tersenyum membaca sms di ponselnya.
“Adek aja, males Mba mau makan di kantin sini aja” tolakku.
Huh masa cewek harus mendatangi cowok apa kata dunia, nanti dikira dosen-dosen disana aku lagi yang ngejar-ngejar dia. Yang ada juga mereka yang mengejarku. Hehe
“Ayolah Mba, di cafetaria kedokteran makanannya enak-enak, Adiba pernah ditraktir temen makan disana. Masya Allah laziz banget Mba”
“Adiba, ini prinsip mba. Mba ga mau ada fitnah. Titik. Kamu aja yang kesana” tegasku.
“Ya udah” ujar Adiba tak bersemangat. “Diba ikut mba aja” lanjutnya menurut.
“Oke kita makan di kantin FKIP” kataku sambil merogoh tas mencari dompet.
“Astarghfirullah, dimana ya..kok ga ada” kataku panik.
“Ada apa mba?” tanya Adiba ikut panik.
“Dompet..mba”
“Kenapa?”
“Lupa bawa” aku memanyunkan bibirku.
“Jadi gimana? Tawaran makan gratis ditolak, sekarang dompet tinggal. Adiba kan ngandalin mba, Diba ga bawa uang. Huhuhu”
“Udah ga usah pura-pura nangis” bentakku.
“Udah mba ga usah gengsi kalau ga bawa dompet. Ayo kita samperin ka Zein, dia pasti udah lama nunggu” ajak Adiba menarik tanganku berjalan ke cafetaria kedokteran.
Drettt.drettt.drett. ponsel Adiba berbunyi. “Bentar mb kak Zein nelpon”
[Assalamualaikum]
[Waalaikumsalam. Dek Diba, nanti langsung makan aja ya di cafetaria, kakak ada urusan sebentar]
[Lha nanti siapa yang bayar kalau kakak ga ada]
[Tenang aja, kakak udah titip pesan sama penjaga cafe, kalian bisa makan sepuasnya]
[Iya kak Zein, makasih sebelumnya]
[Hmm..mba mu ikut kan?]
[Iya kak terpaksa]
[Kenapa?]
[Lupa bawa dompet hihihi. Aww]
[Kenapa dek?]
[Ngga ka nenek jutek nginjek kaki Diba]
[Udah dulu ya, assalamualikum]
[Waalaikumsalam kaka ganteng yang baik hati]
Aku cekikikan mendengar kalimat terakhir Adiba, nih anak emang paling bisa merayu orang.
******
Huh untung aja, dia ga nungguin di meja cafetaria. Bisa dibayangkan kalau dia udah duduk duluan di meja terus kami menghampirinya, aduh seolah-olah kami nanti yang mendekati dokter tampan itu. Hah tampan!! Ya ya aku akui dia memang sangat tampan, lebih tampan dari abi kata Adiba itu memang benar sekali. Aku mengakuinya. Sekali lagi mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen √ (Complete)√
RomanceSequel PNS in Love Arumi Syakira Putri seorang dosen muda dan cantik tapi sayang jutek banget sama cowok. Sudah banyak cowok yang mendekatinya tapi tidak ada satu pun yang membuatnya tertarik. Sejak kecil ternyata orang tuanya sudah menjodohkannya d...