Sebenarnya aku ragu mau ikut acara reuni suamiku. Aku paling malas ikut acara kumpul-kumpul kayak gitu. Biasanya mereka yang datang ke acara reuni menjadikan kesempatan acara itu untuk ajang pamer kekayaan, pekerjaan, pasangan dan anak. Semua itu akan menjadi masalah yang sensitif jika ditanya. Apalagi soal anak. Sudah tiga bulan pernikahanku belum juga ada tanda-tanda kehamilan dariku.
Umi sering menelpon menanyakan apakah aku sudah telat datang bulan. Karena ketika umi nikah sama abi, umi langsung hamil. Makanya belum setahun nikah aku udah ada mewarnai kehidupan abi dan umi. Tapi aku tak sama dengan umi. Lamunku.
"Kenapa sayang kok ngelamun ?" tegur kak Zein.
Aku tersadar dari lamunanku tersenyum melihatnya. Aku tidak mau menjadi pikiran kak Zein soal anak toh dia juga tidak menanyakan tentang masalah anak. Aku masih menikmati masa pacaran setelah nikah bersamanya.
"Ngelamunin kakak ya ?" godanya menatapku.
"Maunya..." balasku tersipu.
"Hmm...sepi sekali ya rumah ini" tatapnya melihat sekeliling. Aku mengerti arah pembicaraannya. Dia pasti menyinggung masalah anak yang belum hadir dalam keluarga kecil kami.
"Keponakan ku jauh-jauh semua, kalau ada mereka pasti rame rumah ini" sambungnya.
"Kak, aku ngga usah ikut ya acara reuni nanti malam" kataku mengalihkan pembicaraan, karena aku sensitif banget kalau bahas soal anak.
"Lho kenapa?" tanyanya heran "Adek ngga mau nemenin kakak?" tanyanya lagi.
"Males aja kak, itu kan reuni alumni kedokteran, pasti orang-orang hebat yang datang. Nanti aku maluin kakak" jawabku.
Ku lihat di wajahnya ada semburat kekecewaan mendengar jawabanku.
"Kamu tuh istri dokter juga, masa kakak datang sendiri. Gini aja...kita datang nanti kalau adek ngga betah kita langsung pulang, gimana?" dia membuat pilihan seolah mengerti perasaanku. Aku pun mengangguk setuju.
***
Setiba di Hotel Horison, tamu undangan reuni mulai berdatangan. Aku menggandeng tangan kak Zein. Banyak teman-temannya yang menyapa. Hmm dia cukup populer juga di almamaternya.
Mataku berkeliling tapi tak ada orang yang ku kenali. Aku merasa asing disini. Kak Zein mengenalkan ku dengan teman-teman seangkatannya.
"Dek, kenalin ini Malik sahabat seangkatan dengan kakak" katanya mengenalkan ku.
Aku menangkupkan kedua tanganku di dada ke arah Malik. Malik pun membalas dengan cara yang sama.
"Masih betah aja menjomblo?" tanya kak Zein kepada temannya. Malik hanya terkekeh.
"Cariin Zein siapa tau ada temen istrimu yang jomblo juga" bisiknya tersenyum melirikku.
Aku tersenyum heran apa yang mereka bicarakan.
Dari cerita suamiku Malik bekerja di rumah sakit swasta bagian spesialis penyakit dalam. Dia memang fokus di bidang kedokteran. Kalau kak Zein dengan pendidikannya yaitu menjadi dosen, makanya dia tidak mengambil spesialis. Tapi kak Zein punya keinginan sekolah lagi untuk mengambil spesialis anak, karena dia menyukai anak-anak."Zein... itu Firda yang naksir berat sama kamu dulu" tunjuk Malik ke arah seorang wanita .
Ku lihat Kak Zein menyikut lengan Malik. Dia tampak tidak enak sendiri melirikku. Aku melihat kak Zein biasa saja lalu mataku pun melihat ke arah perempuan yang di tunjuk Malik. Perempuan berjilbab mini, aku sebut begitu ya karena jilbabnya dililit di leher makanya ku sebut mini. Cantik. Pikirku.
Badannya tinggi semampai, lebih tinggi dariku. Ku lihat dia sendirian di tengah keramaian, apa belum menikah? Lamunku.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Dosen √ (Complete)√
RomanceSequel PNS in Love Arumi Syakira Putri seorang dosen muda dan cantik tapi sayang jutek banget sama cowok. Sudah banyak cowok yang mendekatinya tapi tidak ada satu pun yang membuatnya tertarik. Sejak kecil ternyata orang tuanya sudah menjodohkannya d...