13. My Answer

22 3 0
                                    

Sinar matahari mulai menampakkan sinarnya dibalik jendela. Gue mengeliat ringan dengan mata yang masih tertutup. Sempit. Gue ngerasa pergerakan tubuh gue terbatas. merasa ada yang aneh, gue pun membuka kedua mata gue.

What!!

Nggak salah? Gue sempat mengucek mata gue karena nggak percaya dengan apa yang gue liat sekarang.

Lay, dia lagi tidur tepat di hadapan gue. Gue mencoba mengingat kejadian tadi malam. Kenapa Lay bisa ketiduran di sini? Nggak nggak! Lebih tepatnya dia yang maksa tidur di sini.

Gue memejamkan mata gue sejenak. Semalam, Lay menceramahi gue dengan ucapannya setelah itu dia mulai mencium bibir gue hingga kita tertidur kayak gini. Gue tersenyum karena mengingat hal itu. Kalau kata gue dia terlalu berani melakukan hal ini, mengingat nggak ada hubungan apapun antara gue dan dia. Bahkan kita tertidur dengan posisi berhadapan. Dan nggak lupa tangannya yang melingkar di pinggang gue yang membuat gue nggak leluasa bergerak.

Tangan nakal gue mulai menjelajahi wajahnya tanpa bisa gue control. Gue merapihkan rambutnya yang terjuntai menutupi mata kirinya. Gue benar-benar harus mengagumi ciptaan tuhan yang satu ini. Gue terus memandangi lekuk wajahnya yang masih lelap tertidur.

"Jangan lama-lama liatin gue, gue tau kok kalau gue ganteng."

DEG!

Dia kapan bangunnya? Matanya masih merem! Ketahuan nih gue? Malu njir!!!

"Nyenyak tidurnya?" sambung Lay sambil mengeratkan pelukannya yang membuat tubuh gue otomatis semakin mendekat ke arahnya. Hanya kedua tangan gue yang menjadi pembatas antara gue dan dia.

"Gimana mau nyenyak, gerak aja susah! Lagian ngapain sih tangan lo ngelingker di pinggang gue?!" jawab gue sinis.

"Ngukurin ukuran pinggang lo. Ternyata kecil juga, ya?" ujar Lay tanpa dosa.

"Bangsat! Dasar mesum lo, ya!" gue berontak dan mukulin dada bidangnya Lay pake bogem gue.

"Aw! aw! Becanda doang! Serius amat sih lo?!" Lay berusaha mengentikan tangan gue yang terua berusahan mukul dadanya.

"Bodoamat!"

Kring! Kring! Kring!

Gue beranjak mengambil ponsel yang berbunyi di atas nakas. Tertera nama 'Mama' dilayar ponsel dan gue pun menggeser tombol hijau yang ada di sana.

"Hallo, ma?"

"Loh, kok hp-nya Lay kamu yang ngangkat? Dia lagi sama kamu?"

Damn!!

Gue menarik ponsel itu dari telinga gue lalu memperhatikannya. Ini bukan hp gue! Mati nih, harus jawab apa?!

"Em.. I..iya mah, Lay ada sama aku. Dia lagi mandi, katanya keran di kamar mandinya rusak, nggak mau keluar airnya. Jadi dia ke kamar aku buat numpang mandi."

"Ohh... Ya udah sekalian deh sama kamu, mama cuma mau ngingetin untuk sarapan. Mama sama papa udah nunngu di resto lantai dasar. Cepet nyusul, ya?"

Bugus! Selamat gue....

"Iya, mah. Bentar lagi kita ke sana."

"Ya udah, mama tutup, ya? Bye!"

"Mama bilang apa?" tanya Lay.

"Dia nyuruh kita nyusul sarapan. Udah sana cepetan mandi! Gue udah terlanjur ngomong sama mama kalau lo lagi mandi."

"Siap nyonya Zhang!"

Nyonya Zhang pala lo peang!

========

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang