15. Smut

22 2 0
                                    

"Gue mau lo nyanyi di tengah-tengah kita pakai aegyeo!" perintah Lay.

BANG*AT emang manusia satu ini!!!

"Lo serius?" tanya gue ke Lay tanpa suara dan dia pun mengangguk sebagai jawaban.

Kenapa hari ini dia jadi nyebelin banget sih?! Sampai gue lupa kalau cowok nyebelin ini adalah pacar gue!

"Aegyeo! Aegyeo! Aegyeo!" seru anggota kelompok gue.

Gue nggak punya pilihan lain selain ikutin tantangan yang Lay kasih. Karena gue nggak mungkin minum, yang ada gue malah nyasar ke UKS.

Baiklah, lo pasti bisa! Ini cuma sebentar setelah itu lupakan!

Gue mengambil nafas dalam-dalam, lalu mulai bernyanyi.

🎵.........
Imankeum, imankeum, imankeum, imankeum
Naega neoreul saranghae 🎵

"Kiyeowo!" puji Chanyeol dengan aegyeo-nya.

Gue ngelirik ke arah Lay yang lagi sibuk ngerekam gue pakai ponselnya.
Gue yakin muka gue merah banget sekarang udah kayak kepiting rebus. Ini semua gara-gara Lay! Gue tau dia sengaja ngelakuin itu.

"Permainan selesai! Sekarang kita akan menuju ke permainan selanjutnya." ujar Lay mengakhiri babak ini.

Nista banget hidup gue!

Permainan kedua adalah lomba minum soju. Siapa yang paling cepat menghabiskan satu gelas besar soju dialah pemenangnya.

Masing-masing ada tiga perwakilan dari kubu senior dan junior. Chanyeol termasuk dalam peserta. Nggak salah sih kalau dia ditunjuk sebagai perwakilan, orangnya emang kuat minum.

Selama pertandingan, teriakan memuja nggak pernah berhenti untuk Chanyeol. Gue yakin, kalau di sini ada Rose pasti abis tuh si caplang.

Gue melirik ke samping, ada Sowon sunbae yang terlihat cekatan menghapus keringat di kening Lay. Sumpah, nyesek banget gue liatnya! Pengen rasanya gue lempar kepala mereka berdua pakai sepatu! Yang lebih bikin gue emosi adalah Lay yang nggak nolak sedikit pun. Dia malah asik senderan di tembok sambil minum minuman ion yang so pasti pemberian Sowon sunbae.

"WOO!!!! Chanyeol sunbae hebat!"

Prok! Prok! Prok!

Gue memilih mengabaikan mereka berdua dan kembali fokus ke depan. Ternyata Chanyeol memenangkan babak ini yang berdampak pada kesehatan telinga gue karena mendengar teriakan para junior yang menggila.

=========

Sekarang gue lagi di kamar sambil baca novel sebelum tidur. Ya, hari ini cukup melelahkan bagi gue. Bukan lelah dalam hal fisik, tapi batin!

Selama kegiatan ospek tadi gue hanya bisa diam meskipun Lay selalu memperlakukan gue yang aneh-aneh. Ditambah satu nenek sihir yang selalu nempel terus sama Lay. Cemburu? Jelas! Gue bukan orang bodoh yang nggak peka sama kelakuan Sowon, si nenek sihir itu. Gue tahu dia suka sama Lay. Ok, mungkin gue nggak akan cemburu kalau Lay memberikan sinyal-sinyal penolakan ke Sowon. Tapi ini nggak. Dia hanya diam, seolah memberikan Sowon lampu hijau.

Cekrek!!

Pintu kamar gue kebuka dan menampakkan sosok Lay yang sedang berdiri sambil tersenyum menatap gue. Gue langsung melengos ketika mengetahui siapa yang membuka pintu kamar gue.

Gue tetap fokus ke novel meskipun gue ngerasa ada yang mulai naik ke kasur dan duduk di samping gue.
Gue masih diam mengabaikan dia yang keliatannya mulai merasa aneh sama sikap gue.

"Rik, kok diam aja? Lo marah sama gue atau lagi sariawan?"

Sariawan? Gue langsung menatap Lay tajam lalu kembali fokus ke novel.

"Sayang.... Jangan marah dong! Serem tau lihat kamu diam-diam gini."

Kamu? Biasa juga lo gue!

"Oh, jangan-jangan kamu marah karena kegiatan ospek tadi? Iya, maaf. Aku cuma profesional aja sama tugas aku."

"Iya, profesional banget! Sampe ada asisten khusus untuk ngelapin keringet." sindir gue.

Lay terkekeh. "Oh.. Jadi itu masalahnya? Kamu cemburu, iya? Hem, nagku? Ciee...cemburu." goda Lay sambil nyenggol bahu gue.

"Bisa diam nggak?!"

"Ciee cemburu! Udah ngaku aja!"

"Nggak! Siapa juga yang cemburu?!"

"Bohong!"

"Berisik! Lo kalau mau nganggu mending keluar!" bentak gue.

"Eh, nggak. Iya maaf! Sebenernya ada yang mau gue sampein."

Tuh kan, ujung-ujungnya balik ke gue lo lagi.

"Bulan depan Kris sama Jessica mau nikah." ucap Lay.

"Hah?! Serius? Kok dadakan?" gue kaget mendengar kabar dari Lay. Secepat itu mereka mempersiapkan segalanya dalam satu bulan?

"Ya iyalah. Gue juga kaget sih waktu Kris bilang kayak gitu. Sebelumnya dia sama Jessica nggak pernah menyinggung soal pernikahan."

"Terus kenapa tiba-tiba mau nikah bulan depan?" tanya gue penasaran.

"Jessica udah dibobol sama Kris. Mereka udah nggak sabar, kali?" Lay mengangkat kedua bahunya di akhir kalimat.

"Hah, maksud lo Jessica hamil?"

Lay menganguk. "Untungnya mereka berdua udah mau wisuda."

Gue nggak abis pikir sama berita yang Lay kasih. Mereka beruntung karena melakukannya atas dasar Cinta dan kedua orang tua mereka pun bisa menerima.

"Wah!!" gue mendengus sambil mengangguk.

"Kenapa? Lo mau gue hamilin supaya kita bisa nikah?"

Plak!

Gue menyentil jidat Lay sampai dia meringis kesakitan. Dia kira dengan dia ngehamilin gue semuanya akan berjalan sesuai dengan apa yang dia mau?

"Makanya kalau ngomong tuh disaring dulu! Jangan sembarangan!"

"Emangnya salah? Kan gue cuma nanya. Kalau lo mau, gue siap buat lo hamil. Bila perlu malem ini juga."

Fix. Otaknya beneran bermasalah!

To be continue.....

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang