6. First for Me

43 3 0
                                    

"Lain kali hati-hati, ya kalau milih makanan atau minuman. Perhatikan dulu, makanannya atau minumannya mengandung kacang atau tidak." ujar dokter yang nanganin gue. Namanya Oh Sunny. Dia kakak perempuannya Sehun, temannya Lay, sekaligus anak yang punya rumah sakit ini.

"Tidak ada yang terlalu serius. Semuanya baik-baik saja. Malam ini juga boleh pulang, kok. Tapi sebelum itu tebus dulu resep obatnya di apotik, ya. Ini resepnya. Kalau begitu saya pamit." ujar dokter Sunny sebelum pergi.

Gue hanya senyum menanggapi ucapan dokternya. Sesekali gue melirik ke arah Luhan, ekspresi kekhawatiran sedikit menghilang dari wajahnya. Gue tahu bagaimana perasaannya saat ini, pasti dia merasa bersalah banget. Padahal ini murni kesalahan gue yang nggak nanya dulu apa ada kandungan kacang atau nggak di minuman yang dia bawa. Gue jadi nggak enak sama dia.

"Tuh, kan sayang. Kamu sih nggak hati-hati. Jadinya gini, nih. Jangan diulangi lagi, ya?!" kata mama sambil ngelus rambut gue.

"Iya, mah..."

"Om, tante, Luhan minta maaf ya karena udah ngasih minuman itu ke Erika. Luhan benar-benar nggak tahu kalau Erika alergi kacang."

Gue semakin nggak enak nih sama Luhan. Ini kan salah gue, tapi dia yang harus minta maaf.

"Nggak papa. Tante sama om ngerti, kok." ujar mama. Gue ngerasa lega karena mama nggak marah sama Luhan.

"Oh, ya. Bukannya om ngusir, tapi ini udah malam. Sebaiknya kamu pulang, nanti orang tua kamu nyariin." kata papa gue dengan nada lembut.

"Hmm.. Ya udah om, tante, Luhan pamit pulang dulu. Sekali lagi Luhan benar-benar minta maaf, ya."

"Mah, pah. Aku nganterin Luhan ke depan, ya?" izin gue ke mereka dan mereka pun mengangguk.

"Eh, tapi lo kan belum sembuh!" Lay nahan lengan gue.

"Gue nggak sakit, gue cuma alergi doang!" gue menghentakkan lengan gue supaya tangannya Lay bisa lepas.

Gue pun pergi untuk nganterin Luhan sampai ke depan lobby rumah sakit.

"Pah, biar Lay aja yang nebus obatnya di apotik." papah belum sempat jawab, tapi Lay udah ngambil kertas resep yang di pegang papa dan langsung pergi ke apotik rumah sakit.

******

"Hati-hati, ya! Udah malam soalnya." kata gue saat kita udah sampai di depan pintu keluar.

Setelah itu Luhan meluk gue secara tiba-tiba. Sumpah, gue kaget banget!

"Sorry!" bisik dia di telinga gue.

Gue nggak tahu kata sorry yang dia maksud itu untuk minuman tadi, atau dia yang tiba-tiba meluk gue?

"Gue pulang, ya?" dia melambaikan tangan kanannya sebelum pergi.

Gue masih terdiam karena tingkah Luhan barusan. Jantung gue mulai bekerja ekstra! Sampai-sampai gue nggak sadar kalau sedari tadi ada memperhatikan gue sama Luhan dari belakang.

*****

"Terima kasih!" Lay baru saja menebus obatnya dari apotik. Dia pun bergegas untuk kembali ke ruang UGD, tempat gue di rawat sebelumnya.

"Lay!" sapa seseorang wanita. Lay hanya menunjukkan ekspresi datarnya pada wanita itu.

"Udah lama nggak ketemu. Aku kangen sama kamu." kata wanita itu.

"Bukannya baru kemarin gue nganterin lo pulang? " tanya Lay dengan sinis.

"Iya juga sih, aku juga nggak tahu kenapa aku selalu kangen sama kamu?" wanita itu pun langsung memeluk Lay dan mencium bibirnya.

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang